Sampai akhirnya, Zulaikha memaksa Yusuf untuk memenuhi hasrat cintanya kepada Yusuf sampai Zulakiha menarik baju Yusuf sampai robek.
Dan pada saat yang bersamaan, suami Zulaikha masuk ke rumah dan menemukan kejadian tersebut. Secara spontan, Zulaikha marah dan mengatakan kalau yang menggodanya adalah Yusuf.
Sang pembesar kebingungan menghadapi situasi seperti itu, akhirnya beliau meminta saran dan pendapat kepada asistennya mengenai kejadian tersebut.
Maka terjadi diskusi antara keduanya untuk menentukan siapakah yang bersalah dalam hal ini.
Pembesar: Menurut pendapat kamu, siapakah yang bersalah?
Asisten: Kalau menurut pendapat saya, dalam hal ini, tidak ada saksi yang melihat kejadian ini, makanya kita belum menentukan siapa yang bersalah. Tapi saya mempunyai saran untuk menyelesaikan kejadian ini.
Pembesar: Bagaimana saran kamu?
Asisten: Kita lihat saja kondisi baju yang dipakai oleh Yusuf. Ketika baju Yusuf robek di depan, berarti yang bersalah dalam ini adalah istri tuanku, tapi kalau baju Yusuf robek di belakang, berarti yang bersalah dalam ini adalah Yusuf.
Pembesar: Kalau begitu, periksalah kondisi baju yang dipakai oleh Yusuf.
Asisten: Baiklah tuanku.
Ketika sudah diperiksa, asisten pun berkata kepada pembesar tersebut.
Asisten: Setelah saya periksa, saya menemukan bahwa kondisi baju yang dipakai oleh Yusuf robek di depan, berarti dalam hal ini yang bersalah adalah istri tuanku sendiri.
Pembesar: Sang pembesar menerima keputusan tersebut, kalau ternyata yang bersalah dalam hal ini adalah istri sendiri.