Sampai akhirnya, Nabi Yusuf as pun sampai di suatu desa dan mendengar suara yang pernah didengarnya dulu sambil berkata: “Beruntunglah orang memegang kebenaran pada jalan Allah swt.” Maka Nabi Yusuf as pun menoleh dan mengenali kalau itu adalah Zulaikha.
Akhirnya terjadi percakapan di antara keduanya dan Nabi Yusuf as akhirnya mengetahui kalau Zulaikha sudah menjanda. Maka takdir Allah swt berjalan pada keduanya yang mempertemukan mereka berdua kembali lalu mereka menikah dan bersama-sama di istana Mesir.
Hikmah dari Kisah Nabi Yusuf
Dari kisah Nabi Yusuf di atas, dapat dipetik hikmah sebagai berikut:
- Kita harus belajar bijaksana dalam menyikapi hidup dan kehidupan karena di dunia ini lebih banyak orang yang iri dan dengki daripada yang baik sehingga tidak jarang orang yang iri dan dengki menggunakan segala cara untuk mewujudkan kedengkiannya itu.
- Dalam hal menghadapi permasalahan apapun, hendaknya kita belajar mendengar dari berbagai sisi dan meminta pendapat dari berbagai pihak dan jangan sampai kita memutuskan sesuatu hanya berdasar pada informasi sepihak yang belum tentu benarnya. Sebagaimana Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata: “Merasa benar hanya dengan satu pandangan adalah bentuk ketertipuan.” Sebagian ahli hikmah berkata: “Orang bijak selalu mendengar dengan dua telinga dan selalu meminta fatwa kepada hatinya bukan nafsunya.”
- Kita harus belajar bersikap arif dalam menghadapi ujian dan cobaan kehidupan dunia dengan terus berusaha bersabar dan bersyukur dalam kondisi apapun walaupun terasa sangat tidak enak dalam melakukannya. Sebagaimana sering kita dengar: “Besarnya balasan sebanding dengan besarnya ujian.”
- Keberhasilan dan kesuksesan adakala harus diawali dengan kesengsaraan dan ujian yang tidak ringan, maka jangan pernah putus asa akan rahmat Allah swt karena dibalik semua peristiwa pasti ada hikmah.
- Kesabaran dan keikhlasan adalah modal yang sangat berharga dan kuat dalam menghadapi tantangan kehidupan yang begitu keras bahkan terkadang terlalu kejam.
- Nabi Yusuf as pernah berpesan dua hal dalam urusan jabatan yaitu:
- Jangan pernah memberikan jabatan kepada orang yang banyak mengeluarkan uang untuk memperolehnya.
- Jangan pernah memberikan jabatan kepada orang yang meminta jabatan baik meminta secara langsung maupun tidak langsung.
Referensi:
- Kitab Qashash al-Anbiya
- Kitab al-Bidayah wa al-Nihayah karya Imam Ibnu Katsir
- QS. Yusuf
والله أعلم بالصواب
والله الموفق إلى أقوم الطريق