Dalam rapat pengurus Komite Sekolah di SMA Kebun Raya disepakati untuk mengadakan karyawisata ke Bali. Pembiayaan sudah dipandang memadai dan dapat dijangkau oleh orang tua.
Selama enam bulan ini, siswa juga telah menabung untuk mengurangi beban orang tua membayar biaya karyawisata itu. Pihak sekolah telah membentuk kepanitiaan untuk mengurusi pelaksanaan kegiatan karyawisata dan bekerja sama dengan biro perjalanan wisata yang akan mengelola perjalanan ke Bali.
Banyak biaya telah dikeluarkan oleh panitia, antara lain untuk membayar uang muka kepada biro perjalanan, uang muka akomodasi dan juga konsumsi.
Tiba- tiba, dua minggu menjelang karyawisata siswa kelas XI ke Bali dilaksanakan, sekelompok orang tua mendatangi kepala sekolah untuk memprotes kegiatan karyawisata tersebut.
Mereka beranggapan karyawisata sebagai kegiatan yang tidak berguna, menghamburkan uang dan hanya menjadi arena rekreasi bagi guru-guru dengan membebani siswa dengan biaya tinggi.
Mereka keberatan dengan biaya yang harus dibayarkan, karena mereka dari keluarga ekonomi lemah. Mereka mengancam melaporkan kepada Bupati dan media masa apabila kegiatan karyawisata itu tetap dilaksanakan.
Berdasarkan kasus di atas, paradigma dilema etika yang terjadi pada SMA Kebun Raya adalah:
A. Paradigma jangka pendek lawan jangka panjang
B. Paradigma kebenaran lawan kesetiaan
C. Paradigma individu lawan masyarakat
D. Paradigma keadilan lawan rasa kasihan
E. Paradigma benar lawan salah
Jawaban: C. Paradigma individu lawan masyarakat
Pembahasan
Kasus ini mencerminkan dilema etika yang terjadi ketika keputusan yang diambil oleh pihak sekolah dan pengurus komite berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara keseluruhan (siswa, orang tua, dan sekolah) bertentangan dengan kepentingan individu (keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi).
Dalam hal ini, ada pihak yang mementingkan kesejahteraan individu, yaitu orang tua yang merasa kesulitan dengan biaya karyawisata dan merasa kegiatan ini hanya untuk rekreasi guru, sementara di sisi lain, pihak sekolah dan panitia menganggap kegiatan ini bermanfaat untuk seluruh siswa dalam jangka panjang sebagai pengalaman edukatif.
Mengapa Jawaban C Tepat?
- C. Paradigma individu lawan masyarakat menggambarkan perbedaan kepentingan antara individu yang merasa dirugikan (orang tua yang keberatan dengan biaya) dan masyarakat yang melihat kegiatan ini sebagai bagian dari pembelajaran dan pengembangan siswa secara keseluruhan.
Dalam hal ini, pihak individu (sekelompok orang tua) merasa bahwa biaya karyawisata terlalu berat, sementara pihak sekolah dan komite percaya bahwa kegiatan ini adalah bagian dari pembelajaran bersama yang bermanfaat bagi banyak siswa.
Mengapa Pilihan Lain Tidak Tepat?
- A. Paradigma jangka pendek lawan jangka panjang: Meskipun ada elemen jangka panjang yang dipertimbangkan oleh pihak sekolah, fokus utama di sini adalah ketegangan antara kepentingan individu dan masyarakat, bukan hanya tentang waktu (jangka pendek vs jangka panjang).
- B. Paradigma kebenaran lawan kesetiaan: Kasus ini lebih mengarah pada dilema antara kepentingan individu dan masyarakat, bukan mengenai konflik antara kebenaran dan kesetiaan.
- D. Paradigma keadilan lawan rasa kasihan: Meskipun ada elemen keadilan dalam hal pembiayaan, dilema yang lebih jelas adalah antara kepentingan individu dan masyarakat, bukan semata-mata antara rasa kasihan dan keadilan.
- E. Paradigma benar lawan salah: Kasus ini tidak berfokus pada hal yang benar atau salah secara mutlak, melainkan pada perbedaan pandangan antara kelompok yang berfokus pada kesejahteraan individu dan yang melihat kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Kesimpulan
Dilema etika yang terjadi di SMA Kebun Raya ini lebih mencerminkan paradigma individu lawan masyarakat, di mana ada perbedaan kepentingan antara individu (orang tua yang kesulitan dengan biaya) dan masyarakat (sekolah dan siswa yang melihat kegiatan sebagai bagian dari proses pendidikan). Dalam menghadapi dilema ini, FOKUS berharap agar para pengajar dan pemangku kepentingan di sekolah dapat mencari solusi yang berimbang antara kebutuhan individu dan manfaat kolektif untuk seluruh komunitas sekolah.