SMK Pelangi berlokasi di pinggiran Ibu Kota. Selepas kegiatan pembelajaran sore itu

SMK Pelangi berlokasi di pinggiran Ibu Kota. Selepas kegiatan pembelajaran sore itu, seorang guru menghadap Ibu Kepala Sekolah Yesita, melaporkan kalau beberapa orang siswa dibawa ke kantor polisi karena terlibat tawuran dengan siswa dari sekolah lain.

Ibu Yesita langsung menghubungi kepala polisi resort kota, untuk meminta kejelasan tentang tawuran itu. Besok paginya, orang tua dan beberapa guru melakukan rapat membahas peristiwa tersebut.

Ternyata pelaku utamanya adalah 8 orang siswa kelas XII yang satu minggu lagi akan mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS). Mereka tawuran karena dendam lama. Jika ke-8 orang siswa tersebut dipertahankan maka akan menjadi preseden buruk bagi siswa lain dan dikhawatirkan menurunkan reputasi sekolah di mata masyarakat.

Siswa lain akan memiliki alasan untuk bersikap permisif (tidak apa-apa) terhadap kasus serupa di kemudian hari. Sebaliknya, jika mereka tidak diperbolehkan ikut UAS, maka itu bisa menghambat masa depan mereka yang terlibat tawuran.

Berdasarkan kasus Ibu Yesita di atas, paradigma dilema etika yang dialami Ibu Yesita adalah:

A. Paradigma jangka pendek lawan jangka panjang
B. Paradigma individu lawan masyarakat
C. Paradigma keadilan lawan rasa kasihan
D. Paradigma kebenaran lawan kesetiaan
E. Paradigma benar lawan salah

Jawaban: A. Paradigma jangka pendek lawan jangka panjang


Pembahasan

Dilema yang dihadapi Ibu Yesita adalah memilih antara solusi jangka pendek dan jangka panjang. Dalam konteks ini, keputusan Ibu Yesita akan berdampak besar baik untuk masa depan siswa yang terlibat tawuran maupun reputasi sekolah.

  • Jangka pendek: Menyetujui siswa yang terlibat tawuran untuk mengikuti UAS dapat menghindari hambatan langsung bagi siswa tersebut, namun berpotensi menurunkan disiplin dan memberi contoh yang buruk kepada siswa lain. Ini bisa mengarah pada peningkatan toleransi terhadap perilaku negatif di sekolah di masa depan.
  • Jangka panjang: Tidak membiarkan siswa tersebut mengikuti UAS mungkin memberikan efek jera dan menjaga reputasi sekolah, namun bisa menghambat masa depan mereka, yang pada akhirnya berdampak pada keberhasilan akademis mereka dan masa depan karir mereka. Ini juga bisa menimbulkan konflik dengan orang tua dan menciptakan preseden yang sulit diterima.
BACA JUGA :  Di dalam KMA 450 Tahun 2024 disebutkan bahwa kokurikuler memuat kompetensi, muatan pembelajaran, dan beban belajar

Paradigma jangka pendek lawan jangka panjang mengacu pada perbedaan dampak keputusan yang akan dihadapi segera dan keputusan yang akan dirasakan dalam waktu yang lebih lama.


Mengapa Jawaban A Tepat?

  • A. Paradigma jangka pendek lawan jangka panjang paling tepat karena dilema yang dihadapi Ibu Yesita adalah antara memberi solusi cepat (memungkinkan siswa ikut UAS) versus menjaga integritas dan reputasi sekolah dalam jangka panjang dengan memberikan hukuman yang lebih tegas.

Ibu Yesita dihadapkan pada pilihan yang sulit:

  1. Jangka pendek: Memungkinkan siswa ikut ujian, tetapi berisiko menciptakan dampak negatif dalam jangka panjang bagi sekolah dan moralitas siswa.
  2. Jangka panjang: Tidak memperbolehkan siswa mengikuti UAS untuk menjaga kedisiplinan dan reputasi, namun mengorbankan masa depan akademis mereka.

Mengapa Pilihan Lain Tidak Tepat?

  • B. Paradigma individu lawan masyarakat: Meskipun ada aspek yang melibatkan kesejahteraan individu (siswa yang terlibat tawuran) dan masyarakat (sekolah secara keseluruhan), inti dilema ini adalah antara dampak jangka pendek dan jangka panjang, bukan sekadar kepentingan individu vs masyarakat.
  • C. Paradigma keadilan lawan rasa kasihan: Meskipun ada rasa kasihan terhadap siswa yang terlibat tawuran, dilema utama di sini bukan sekadar rasa kasihan, melainkan bagaimana keputusan tersebut akan mempengaruhi masa depan mereka (jangka panjang) versus dampak yang dirasakan sekarang (jangka pendek).
  • D. Paradigma kebenaran lawan kesetiaan: Kasus ini lebih berfokus pada efek keputusan terhadap masa depan siswa dan reputasi sekolah, bukan tentang konflik antara kebenaran dan kesetiaan.
  • E. Paradigma benar lawan salah: Meskipun ada elemen moral dalam keputusan ini, dilema utama adalah terkait dengan dampak jangka panjang dan jangka pendek, bukan sekadar soal benar atau salah dalam hal tindakan siswa.
BACA JUGA :  Nigel adalah seorang murid kelas XII yang sangat berbakat dalam bidang seni

Kesimpulan

Dilema etika yang dihadapi oleh Ibu Yesita berfokus pada pilihan antara jangka pendek (memberikan siswa kesempatan mengikuti UAS) dan jangka panjang (menjaga reputasi sekolah dan mendidik siswa tentang konsekuensi perilaku mereka). FOKUS berharap penjelasan ini dapat membantu pembaca memahami bagaimana keputusan yang diambil sekarang akan memengaruhi hasil di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *