FOKUS CILEGON – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Cilegon mengambil langkah cepat dan terukur dalam menangani banjir yang melanda dua kecamatan sekaligus: Grogol dan Pulomerak. Penanganan darurat langsung dikerahkan setelah Wali Kota Cilegon, Robinsar, bersama Kepala Dinas PUPR Tb Dendi Rudiatna melakukan peninjauan langsung ke lokasi terdampak banjir.
Daftar Isi
Banjir di Kecamatan Grogol, tepatnya di Lingkungan Kali Baru, Kelurahan Gerem, terjadi sekitar pukul 19.20 WIB dengan ketinggian air mencapai 80 sentimeter. Dinas PUPR tidak menunggu lama untuk memulai penanganan.
“Kami langsung angkat puing-puing dari tembok yang jebol. Setelah itu, dilanjutkan dengan pengerukan sedimentasi sungai. Setelah bersih, kami pasang kembali Tembok Penahan Tanah (TPT),” ujar Tb Dendi Rudiatna, Rabu (18/6/2025).
Langkah cepat ini, kata Dendi, merupakan hasil koordinasi langsung dengan Wali Kota Robinsar agar banjir tidak meluas dan warga bisa segera beraktivitas seperti biasa.
Menurutnya, pekerjaan teknis seperti rehabilitasi dan pengerukan diperkirakan akan memakan waktu sekitar tiga hari, tergantung pada kondisi cuaca dan kontur lapangan.
Penanganan Banjir Fokus pada Infrastruktur Dasar
Penanganan yang dilakukan oleh PUPR bukan sekadar tambal sulam. Rehabilitasi struktural seperti pemasangan TPT dan pengerukan sungai bertujuan jangka panjang untuk mengurangi potensi banjir berulang, terutama saat curah hujan tinggi.
Di lokasi yang sama, BPBD Kota Cilegon mencatat banjir diakibatkan oleh hujan deras disertai meluapnya debit air sungai, yang kemudian menggenangi permukiman warga. Sebanyak 140 kepala keluarga terdampak di wilayah tersebut. Air mulai surut sekitar pukul 22.15 WIB, namun beberapa rumah masih tergenang.
Pulomerak Juga Diterjang Banjir, PUPR dan BPBD Koordinasi
Banjir juga melanda Kecamatan Pulomerak, khususnya Lingkungan Baru, Kelurahan Tamansari, sekitar pukul 20.27 WIB. Berdasarkan data dari BPBD Kota Cilegon, air merendam dua RT (RT 01 dan RT 02) dan berdampak pada sekitar 830 jiwa.
“Kami menduga penyebab utama banjir adalah tumpukan sampah di bawah bantalan rel kereta api, yang menghambat aliran air ke laut,” jelas Suhendi, Kepala BPBD Cilegon.
Air di Pulomerak baru surut sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Meski demikian, sebagian warga memilih tetap bertahan di rumah.
Dalam kasus Pulomerak, PUPR turut membantu BPBD dengan mengarahkan tim teknis untuk mengecek saluran air yang tersumbat dan merencanakan pembersihan lanjutan guna mencegah banjir susulan.
Fokus Pemerintah: Infrastruktur dan Mitigasi Jangka Panjang
Penanganan banjir kali ini menunjukkan komitmen Pemkot Cilegon dalam memperkuat infrastruktur dasar, dengan Dinas PUPR sebagai garda terdepan. Selain tindakan reaktif, Dendi menyebut pihaknya juga tengah mengkaji solusi permanen, termasuk penataan ulang sistem drainase dan penguatan bantaran sungai di wilayah rawan banjir.
Pemkot juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, karena sumbatan aliran air menjadi salah satu pemicu utama genangan.