Banten

Makna dan Filosofi Pakaian Adat Banten dari Pengantin, Pangsi hingga Pakaian Adat Baduy

×

Makna dan Filosofi Pakaian Adat Banten dari Pengantin, Pangsi hingga Pakaian Adat Baduy

Sebarkan artikel ini
Sejarah Asal Usul Nama Banten: Mengungkap Jejak Kemilau Sejarah Nusantara
Sejarah Berdirinya dan Asal Usul Nama Banten

FOKUS.CO.ID – Sejarah kebudayaan masyarakat adat banten memang dari dulu sudah tercampur oleh budaya sunda dan budaya-budaya lainnya. Penyebabnya karena banyaknya orang luar yang masuk ke Banten melalui jalur laut. Salah satu contoh percampuran budaya ini adalah pakaian adat Banten.

Nah, pada kesempatan kali ini saya akan mengulas berbagai informasi mengenai pakaian-pakaian adat Banten yang lengkap beserta penjelasanya.

Pakaian Adat Banten

Banten merupakan salah kota dekat dengan pelabuhan yang selalu ramai oleh pengunjung atau orang-orang dari luar kota atau negeri untuk melakukan perdagangan. Tidak heran jika ada begitu banyak campuran kebudayaan adat di Banten.

Berikut adalah 3 jenis pakaian adat Banten yang perlu kamu ketahui:

  • Pakain adat pengantin
  • Pakaian adat pangsi
  • Pakaian adat Baduy yang dibagi menjadi dua macam yakni luar dan dalam

Pakaian Adat Pengantin

Ini merupakan pakaian yang biasa digunakan oleh sepasang mempelai yang sedang akan melangsungkan sebuah resepsi pernikahan. Coba kita lihat dari tampilan motif dan modelnya, pada dasarnya pakaian adat Banten memang sangat begitu mirip dengan pakaian pengantin adat Sunda.

Hal ini dikarenakan dulunya pakaian adat Banten juga pernah dipengaruhi oleh adat sunda, Jadi tidak heran jika pakaian ini memiliki kemiripan dengan pakaian adat Sunda. Selain itu pakaian adat untuk pria, biasanya memiliki pakaian perlengkapan pengantin tambahan yang digunakan di antaranya seperti:

  • Baju koko dengan kerah sebagai atasan
  • Kain samping sebagai bawahan
  • Penutup kepala
  • Sabuk atau ikat pinggang dari kain batik dengan motif serupa
  • Selop
  • Keris atau golok

Sedangkan baju adat Banten untuk wanita, juga memiliki pakaian perlengkapan pengantin yang biasa digunakan seperti:

  • Baju kebaya untuk bagian atasan
  • Kain samping atau bisa juga batik untuk bawahan
  • Selendang yang diselempangkan ke bahu
  • Penutup kepala biasanya terdiri atas kembang goyang yang berwarna keemasan dan terdapat sebuah susunan bunga melati yang biasa diselipkan di bagian sanggul.
BACA JUGA:  Misteri Situ Rawa Arum: Danau Harum di Tengah Kota Industri Cilegon

Pakaian Adat Pangsi

Pangsi merupakan pakaian adat yang sangat dikenal di wilayah masyarakat sunda sebagai salah satu pakaian adat Jawa Barat. Namun, pada saat ini masyarakat Banten juga sudah menggunakan pakaian adat pangsi tersebut sebagai baju kesehariannya.

Bahkan ternyata pakaian adat pangsi ini juga sudah sering digunakan dalam sebuah latihan silat tradisional yang biasa sering digelar oleh masyarakat Banten. Selain itu perlu kita ketahui bahwa sebutan pakaian adat pangsi juga merupakan singkatan dari Pangeusi Numpang ka Sisi yang memiliki makna pakaian penutup badan.

Untuk cara pemakaian, baju adat pangsi ini dengan cara dibelitkan dan menumpang seperti ketika kita memakai sarung. Lalu pakaian pangsi ini juga terdiri atas tiga susunan diantaranya ada tangtung, nangtung, dan samping. Untuk pakaian pangsi ini lebih di dikhususkan untuk digunakan kaum pria saja.

Pakaian Adat Baduy

Pakain adat Baduy merupakan salah satu pakaian yang biasa dikenakan oleh masyarakat asli Banten, suku Baduy.

Suku ini dikenal dengan sifatnya yang menutup diri dari pengaruh-pengaruh luar seperti dengan adanya kemajuan teknologi dan perkembangan zaman. Selain itu, suku Baduy juga dibedakan menjadi dua macam yakni suku Baduy dalam dan luar.

Suku Baduy Dalam ini tidak ingin menerima dan berinteraksi dengan masyarakat luar. Sedangkan suku Baduy Luar masih bisa dan ingin menerima serta ingin berinteraksi dari masyarakat luar, namun dengan batasan-batasan tertentu.

Kedua jenis suku Baduy ini punya perbedaan pakaian yang akan kami jelaskan sebagai berikut:

1. Pakaian Adat Baduy Dalam

Suku Baduy Dalam memakai baju berwarna putih polos atau biasa disebut dengan jamang sangsang. Penamaan jamang sangsang ini sengaja disesuaikan dengan cara memakai pakaian tersebut, yakni dengan cara digantungkan di badan.

BACA JUGA:  Masjid Kuno Berusia Ratusan Tahun Terbuat dari Kayu di Kabupaten Pandeglang, Banten

Pakaian jamang sangsang ini memiliki lubang di bagian lengan dan leher tanpa adanya kerah. Selain itu pakaian jamang sangsang ini juga tidak memiliki kancing dan saku. Dalam proses pembuatan baju jamang sangsang ini dijahit dengan menggunakan tangan dan untuk bahan sendiri terbuat dari pintalan kapas asli yang berasal dari hutan.

Sedangkan untuk menutupi badan bagian bawahnya, biasanya masyarakat suku Baduy menggunakan sarung yang berwarna hitam dan biru tua yang diikatkan di pinggang. Lalu ada juga ikat kepala yang terbuat dari kain putih yang biasa digunakan sebagai pembatas rambut.

Penggunaan warna putih ini pada pakaian adat Baduy dalam, memiliki makna bahwa mereka tetap suci dan belum terpengaruhi oleh budaya luar yang katanya cenderung dapat merusak moral.

2. Pakaian Adat Baduy Luar

Suku Baduy Luar menggunakan baju yang memiliki warna hitam dengan sebutan baju kampret (baju kelelawar). Untuk tampilannya, baju Baduy luar ini memiliki model yang dinamis dan elegan.

Di masyarakat Baduy luar ini kita bisa menemukan berbagai jahitan mesin, kancing, kantong, selain itu bahan yang digunakan juga beragam. Selain itu kamu juga dapat membedakan orang suku Baduy Luar dengan orang suku Baduy Dalam dari ikat kepala yang digunakan.

Biasanya ikat kepala yang digunakan oleh orang suku Baduy Luar berwarna biru tua dan bermotif batik. Sedangkan untuk orang suku Baduy Dalam umumnya menggunakan ikat kepala dengan warna putih.

Baju Adat Banten Modern

Masyarakat Banten memang memiliki pakaian adat tersendiri yang umumnya digunakan untuk acara pernikahan atau pengantin. Baju pengantin Banten terdiri atas pakaian adat pria yang dilengkapi berbagai aksesoris lainya seperti halnya dengan penutup kepala, baju koko, kain samping, ikat pinggang, selop.

BACA JUGA:  Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor di 11 Provinsi Indonesia

Sedangkan untuk wanita ada hiasan-hiasan yang berupa seperti kembang goyang, rangkaian bunga melati, kebaya, selendang, busana bawahan, dan selop.

Untuk baju adat Banten modern saat ini terdapat tambahan aksesoris-aksesoris lainya yang tujuanya untuk mempercantik tampilan. Namun pada dasarnya bahan dan motifnya tetaplah sama dengan baju adat Banten yang pada sebelumnya.

Nah, itu dia pembahasan kita mengenai pakaian adat Banten yang lengkap dengan penjelasanya. Dari situ semoga kita semakin dapat menambah kesadaran kita terhadap budaya bangsa kita sendiri yang tentunya memiliki makna dan bernilai seni tinggi terutama untuk pakaian adat di nusantara ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *