Dalam upaya meningkatkan literasi di kalangan generasi muda, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program inovatif yang dikenal sebagai Sastra Masuk Kurikulum. Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan karya sastra ke dalam metode pembelajaran di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Dengan peluncuran yang bertepatan dengan Hari Buku Nasional 2024, program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kemampuan membaca tetapi juga pada pengembangan empati, kreativitas, dan nalar kritis siswa.
Daftar Isi:
Program “Sastra Masuk Kurikulum” merupakan bagian dari inisiatif yang lebih luas yaitu Episode Merdeka Belajar 15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan siswa pada beragam karya sastra dari berbagai budaya dan periode waktu. Dalam konteks ini, sastra dipandang sebagai medium penting yang mampu memperkaya wawasan siswa tentang nilai-nilai universal serta membuka pemahaman mereka terhadap berbagai perspektif budaya yang berbeda.
Implementasi program ini menekankan pada pentingnya sastra dalam pendidikan sebagai alat untuk meningkatkan literasi dan keterampilan berpikir kritis. Sastra memungkinkan siswa untuk merenung, bertanya, dan mengeksplorasi berbagai aspek kehidupan manusia melalui cerita-cerita yang kaya akan nilai moral dan etika. Dalam jangka panjang, program ini diharapkan mampu menumbuhkan minat baca di kalangan siswa, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan literasi mereka.
Pendekatan yang digunakan dalam program ini adalah pendekatan yang inklusif dan kontekstual, di mana pengajaran sastra tidak hanya berfokus pada teks itu sendiri, tetapi juga pada konteks historis, budaya, dan sosial dari karya tersebut. Dalam rangka mendukung implementasi program ini, para pendidik dibekali dengan berbagai sumber daya dan platform pembelajaran yang inovatif melalui Platform Merdeka Mengajar. Platform ini menyediakan akses ke berbagai bahan ajar, modul, dan alat bantu pengajaran yang dirancang untuk memudahkan guru dalam mengajarkan sastra secara efektif dan menarik. Selain itu, platform ini juga memungkinkan para guru untuk berbagi praktik terbaik dan mendapatkan umpan balik konstruktif dari sesama rekan pendidik, sehingga tercipta komunitas belajar yang kolaboratif dan dinamis.
Salah satu aspek penting dari Program “Sastra Masuk Kurikulum” adalah pengenalan siswa pada sastra lokal dan internasional. Siswa diajak untuk membaca dan mendiskusikan karya-karya sastra yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia serta dari berbagai negara. Hal ini tidak hanya memperkaya pengetahuan siswa tentang keberagaman budaya, tetapi juga membangun rasa hormat dan apresiasi terhadap perbedaan. Karya-karya sastra yang dipilih mencakup berbagai genre, mulai dari puisi, prosa, drama, hingga karya-karya kontemporer, sehingga siswa mendapatkan pengalaman yang beragam dalam memahami dan menafsirkan teks sastra
Implementasi Sastra Sebagai Co-Kurikuler
Menurut rencana, karya sastra akan dimasukkan dalam pembelajaran di sekolah dengan bentuk co-kurikuler, bukan ekstrakurikuler. Seluruh mata pelajaran diharapkan dapat memasukkan karya sastra sebagai penunjang sumber informasi.
Untuk memudahkan guru dalam memilih referensi buku yang dapat digunakan, Kemendikbudristek melakukan kurasi karya-karya sastra. Beberapa jenis karya sastra yang dikurasi meliputi novel, cerita pendek, puisi, dan nonfiksi.
Kondisi Minat Baca Siswa Indonesia
Kondisi minat baca siswa Indonesia masih tergolong rendah, namun angkanya mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Meskipun persentase kenaikannya masih cukup rendah, yakni hanya kurang dari 3 persen, program Sastra Masuk Kurikulum diharapkan dapat mendorong budaya membaca di kalangan generasi muda.
Kurasi Karya Sastra oleh Sastrawan Terkenal
Beberapa sastrawan Indonesia, termasuk Eka Kurniawan, menjadi kurator pemilihan karya sastra untuk program ini. Proses kurasi buku-buku sastra untuk jenjang SD hingga SMA telah dilakukan selama satu tahun terakhir. Proses pengumpulannya juga dibantu oleh guru-guru berdasarkan tahun, genre, dan tema yang sesuai dengan masing-masing jenjang pendidikan.
Eka Kurniawan telah melakukan kurasi sebanyak 177 judul buku dengan rincian 43 judul untuk SD, 29 judul untuk SMP, dan 105 judul untuk SMA. Salah satu kendala dalam melakukan kurasi buku adalah sulitnya menemukan karya sastra yang cocok untuk anak usia SMP.
Akses Buku Sastra Kurikulum Merdeka
Sebanyak 177 buku yang telah dikurasi dapat diakses melalui Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI). Untuk informasi lebih lanjut, buku-buku tersebut dapat ditemukan di situs resmi SIBI.
Demikianlah informasi tentang peluncuran program Sastra Masuk Kurikulum oleh Kemendikbudristek. Program ini diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam literasi generasi muda Indonesia.