FOKUS LEBAK – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Lewat program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), tahun ini Pemkab hanya mampu menjangkau 50 unit rumah warga yang tersebar di berbagai desa dan kecamatan.
Daftar Isi
“Memang tahun ini, Kabupaten Lebak melalui Dinas Perkim terus berupaya menyediakan rumah layak huni bagi masyarakat. Namun, penanganan kami sangat terbatas, hanya untuk 50 unit rumah,” ujar Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kabupaten Lebak, Lingga Segara, pada Minggu (15/6/2025).
Persebaran Bantuan di 17 Kecamatan
Sebanyak 50 unit bantuan RTLH tersebut disalurkan ke 25 desa yang tersebar di 17 kecamatan. Bahkan, di beberapa kecamatan hanya ada satu rumah yang mendapat bantuan. Fakta ini memperlihatkan tantangan besar yang masih dihadapi Pemkab dalam memenuhi kebutuhan rumah layak bagi seluruh warga yang membutuhkan.
Lingga menyebut bahwa keterbatasan anggaran menjadi penyebab utama jumlah bantuan yang minim. “Kami tidak pesimis dan tetap yakin. Kami akan terus berupaya mencari pendanaan di luar APBD Kabupaten Lebak,” jelasnya.
Program Masih Berjalan, Sebagian Rumah Sudah Ditempati
Saat ini, proses pengerjaan rumah-rumah yang menerima bantuan masih berlangsung. “Program sedang berprogres di lapangan, dan bahkan beberapa rumah sudah ada yang ditempati,” tambah Lingga.
Meski kuota bantuan masih jauh dari memadai, program ini diharapkan bisa menjadi titik awal dalam memperbaiki kualitas hidup warga Lebak. Pemkab pun terus membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak agar jumlah penerima bantuan bisa meningkat di tahun-tahun mendatang.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan terus meningkatnya kebutuhan akan hunian yang layak dan sehat, Pemkab Lebak menaruh harapan besar pada kolaborasi lintas sektor—baik dengan pemerintah pusat maupun swasta. Harapan itu sejalan dengan visi daerah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah yang sebagian besar masih mengandalkan sektor informal.
Masyarakat dan pemerhati sosial berharap, upaya perbaikan rumah ini tidak hanya menjadi proyek tahunan, melainkan program berkelanjutan yang menyentuh lebih banyak keluarga setiap tahunnya.
Penulis: Fuad Hasan
Editor: Ibrahim