Nilai Bitcoin dan beberapa aset kripto lainnya sempat mengalami penurunan pada minggu lalu, akibat dari layanan Staking Kraken, bursa kripto yang berbasis di Amerika Serikat, ditutup oleh Komisi Sekuritas dan Pertukaran Amerika Serikat (SEC). Tidak hanya itu, The Federal Reserve (The Fed) juga mengumumkan tentang proses disinflasi yang dapat mempengaruhi harga aset kripto.
Disinflasi adalah proses penurunan tingkat inflasi, yaitu kenaikan harga-harga barang dan jasa secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Meskipun The Fed tidak menyebutkan secara pasti kapan kenaikan suku bunga akan dihentikan, namun kemungkinannya adalah perlu waktu hingga tahun 2025 agar inflasi mencapai tingkat yang dianggap memuaskan oleh The Fed.
Daftar Isi
Nilai kripto turun, investor khawatir
Belum lama ini aset kripto memang semakin diminati para investor, terutama investor muda. Selain untuk investasi, penggemar kripto di Indonesia juga menggunakan mata uang digital ini untuk beberapa transaksi.
Namun dengan adanya kabar penurunan nilai kripto ini, para investor menjadi khawatir dan merespons dengan penjualan aset kripto mereka, yang menyebabkan penurunan harga. Namun, penting untuk diingat bahwa harga aset kripto dapat sangat fluktuatif dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti peristiwa politik dan regulasi pemerintah.
Oleh karena itu, sebaiknya para investor melakukan riset dan evaluasi yang cermat sebelum melakukan investasi pada aset kripto.
Harga Bitcoin fluktuatif?
Menurut Chief Marketing Officer Pintu, Timothius Martin, selama seminggu terakhir, harga aset kripto cenderung stabil. Namun, berita mengenai tindakan SEC pada akhir pekan lalu mempengaruhi harga Bitcoin (BTC) yang turun 5 persen, dan Ethereum (ETH) juga mengalami penurunan sebesar 6 persen, bersamaan dengan token kripto lainnya.
Timo menambahkan bahwa faktor lain yang mempengaruhi penurunan harga BTC dan ETH adalah berita tentang Paxos Trust Company, sebuah perusahaan penerbit stablecoin yang berbasis di New York, yang bertanggung jawab atas Binance USD (BUSD) dan Paxos Dollar (USDP). Saat ini, Paxos sedang diselidiki oleh Departemen Jasa Keuangan New York (NYDFS).
Berita seperti ini biasanya mempengaruhi sentimen pasar, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi harga aset kripto. Oleh karena itu, para investor harus selalu memperhatikan berita terbaru dan perubahan pasar untuk membuat keputusan investasi yang lebih cerdas. Namun, meskipun fluktuasi harga aset kripto dapat terjadi dengan cepat, penting untuk diingat bahwa investasi jangka panjang pada aset kripto masih bisa memberikan hasil yang positif.
Penurunan nilai kripto
Di balik penurunan harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan aset kripto lainnya serta peristiwa yang terjadi pekan lalu, aktivitas di jaringan Bitcoin justru mencapai puncaknya sejak Mei 2021. Jumlah transaksi harian di jaringan ini telah melonjak menjadi 345 ribu, tertinggi sejak April 2021, yang mengakibatkan peningkatan aktivitas jaringan secara keseluruhan.
Selain itu, pada Rabu pekan lalu (8/2/2023), harga non-fungible token (NFT) Bitcoin Punks juga terus meningkat. Sebuah NFT Ordinal Bitcoin Punks, Punk 94, terjual seharga 9,5 BTC, atau sekitar 214.000 dolar AS.
Dalam kondisi apa pun, industri kripto terus berakselerasi, dan sebagai investor, tidak ada salahnya untuk terus mengasah pengetahuan dan mengikuti perkembangan pasar ke depan. Hal ini dapat membantu investor untuk membuat keputusan investasi yang lebih cerdas. Meskipun fluktuasi harga aset kripto dapat terjadi dengan cepat, namun investasi jangka panjang pada aset kripto masih bisa memberikan hasil yang positif.