Dunia digital menawarkan kemudahan dan peluang tak terbatas. Namun, di balik kecanggihan teknologi, tersembunyi pula bahaya yang mengintai, salah satunya adalah pelanggaran etika bisnis. Kasus Tokopedia yang diretas pada tahun 2020 menjadi contoh nyata bagaimana pelanggaran etika dapat merugikan jutaan pengguna dan merusak kepercayaan publik terhadap platform digital.
Daftar Isi:
Baca juga: Cara Tokopedia Menjaga Etika Bisnis dan Kepercayaan Pengguna
Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih dalam kasus Tokopedia, menganalisis pelanggaran etika bisnis yang terjadi, dan membahas langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegahnya terulang kembali. Mari kita jadikan kasus ini sebagai pembelajaran penting untuk membangun ekosistem digital yang lebih aman dan bertanggung jawab.
Soal Lengkap
E-Commerce Tokopedia diretas hacker, 91 juta data akun pengguna dan 7 juta akun merchant dikabarkan bocor dan dijual di Dark Web.
Pada 2019, Tokopedia mengklaim memiliki 91 juta pengguna.
Kasus ini terungkap ke publik oleh akun twitter@underthebreach yang mengklaim dirinya sebagai layanan pengawasan dan pencengahan kebocoroan data asal Israel.
Awalnya peretas dengan nama akun Whysodank menawarkan 15 juta data akun pengguna Tokopedia di forum RaidForums.
Hacker berbagi data untuk meminta bantuan peretas lain membuka kunci algoritma password akun tersebut karena masih di-hash.
Data yang ditawarkannya berupa User ID, email, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor ponsel dan password tersandi.
Ia mengklaim data ini dari peretasan yang terjadi pada 20 Maret 2020.
“Saya memutuskan untuk membagi data bagian dari timbunan data Tokpedia [yang diretas] Maret 2020 dan akan membagikan 15 juta dari banyak lagi,” tulisnya pada ReidForums, seperti dikutip Senin (4/5/2020).
Sehari kemudian, hacker mengumumkan telah menjual 91 juta data seharga US$5.000 atausetara Rp 75 juta.
Ia menjualnya di Empire Market, pasar gelap di Dark Web.
Manajemen Tokopedia sendiri sudah mengakui akan adanya upaya pencurian data pengguna Tokopedia namun informasi penting seperti password tetap berhasil terlindungi.
“Meskipun password dan informasi krusial pengguna tetap terlindungi di balik enkripsi, kami anjurkan pengguna Tokopedia untuk tetap mengganti password akunnya secara berkala demi keamanan dan kenyamanan,” ujar VP of Corporate Communication Tokopedia, Nuraini Razak.
Nuraini menambahkan Tokopedia menerapkan keamanan berlapis, termasuk dengan OTP yang hanya dapat diakses secara real time oleh pemilik akun.
Mereka pun selalu mengedukasi seluruh pengguna untuk tidak memberikan kode OTP kepada siapapun dan untuk alasan apapun.
“Tokopedia memastikan tidak ada kebocoran data pembayaran.
Seluruh transaksi dengansemua metode pembayaran, termasuk informasi kartu debit, kartu kredit dan OVO diTokopedia tetap terjaga keamanannya,” ujar Nuraini Razak dalam keterangan pers, Minggu(3/5/2020).
Sumber:https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200504063854-37-155936/cerita-lengkap-bocornya-91-juta-data-akun-tokopedia
Berdasarkan artikel tersebut:
1. Kasus di atas menggambarkan terjadinya pelanggaran etika bisnis pada Tokopedia, coba Anda analisa dan uraikan!
2. Langkah apa yang sebaiknya dilakukan oleh Tokopedia untuk menghindari terjadinya pelanggaran etika bisnis seperti kasus di atas!
Baca juga: Pelanggaran Etika Bisnis pada Tokopedia, Coba Anda Analisa dan Uraikan!
Contoh Jawaban