FOKUS artikel ini adalah memberikan kunci jawaban dan penjelasan dari Tes Akhir Modul 2 Pendidikan Guru Penggerak (PGP), dengan penekanan pada Pembelajaran Berdiferensiasi. Artikel ini akan sangat berguna bagi para pengajar, guru, dan orang tua untuk memahami pendekatan pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan individual siswa.
Daftar Isi:
Apa Itu Pembelajaran Berdiferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah metode pengajaran yang dirancang untuk menyesuaikan proses belajar di kelas dengan kebutuhan individual setiap murid. Dengan menerapkan pendekatan ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan adaptif.
Pentingnya Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Pendidikan
Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan setiap murid, baik dengan kemampuan tinggi maupun rendah, untuk berkembang optimal sesuai potensinya. Melalui pendekatan ini, guru bisa menggunakan berbagai strategi pengajaran seperti variasi media belajar, pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan, dan penyediaan materi dengan tingkat kesulitan yang berbeda.
Kunci Jawaban Tes Akhir Modul 2 PGP
Berikut adalah daftar soal dan kunci jawaban untuk Tes Akhir Modul 2 PGP terkait Pembelajaran Berdiferensiasi.
Soal dan Kunci Jawaban Tes Akhir Paket Modul 2 Guru Penggerak
- Pernyataan manakah yang paling tepat untuk Pembelajaran Berdiferensiasi?
- Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan dengan tujuan menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
- Pembelajaran berdiferensiasi harus merupakan respon atas masalah yang muncul dalam pembelajaran.
- Pembelajaran berdiferensiasi dapat diimplementasikan setelah guru menyelesaikan semua cakupan materi yang ada dalam standar kurikulum.
- Pembelajaran berdiferensiasi diimplementasikan untuk mengakomodasi kebutuhan murid-murid yang tingkat pemahamannya “tinggi” dan “rendah”.
- Pembelajaran berdiferensiasi mengharuskan guru untuk menyesuaikan standar kurikulum dengan tingkat kemampuan murid.
Kunci Jawaban: Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan dengan tujuan menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
- Perhatikan beberapa pernyataan aktivitas guru dalam kelas di bawah ini:
- guru menggunakan beragam sumber bacaan
- guru melakukan berbagai strategi pengelompokan siswa.
- guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi.
- guru memberikan tugas yang lebih banyak untuk murid-murid yang memiliki kemampuan “tinggi”.
- guru meminta siswa menunjukkan pemahaman dalam satu cara.
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, strategi pembelajaran berdiferensiasi yang tepat dilakukan guru adalah ….
1, 2 dan 5
2, 3 dan 4
1,3 dan 5
3,4 dan 5
1,2 dan 3
Kunci Jawaban: 1,2 dan 3
- Seorang guru memiliki 25 orang murid. Salah satu tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh murid-muridnya adalah mereka memahami tentang ciri-ciri makhluk hidup.
Dari penugasan yang ia berikan di bawah ini, manakah yang menunjukkan bahwa ia sedang mendiferensiasi konten?
- Meminta sebagian murid membaca buku secara mandiri, sebagian menonton video, sebagian lainnya mengamati poster besar dan mendiskusikannya.
- Meminta sebagian murid untuk membuat poster, sebagian lainnya membuat presentasi tentang ciri-ciri makhluk hidup.
- Memberikan tugas akhir untuk membuat gambar, diagram, atau mencari artikel tentang ciri-ciri makhluk hidup.
- Memberi kesempatan murid membuat diagram venn untuk membedakan ciri-ciri makhluk hidup dan tak hidup.
- Meminta murid bekerja individual atau berkelompok menjawab beberapa kartu pertanyaan terkait materi.
Kunci Jawaban: Menyediakan teks narasi tentang ciri-ciri makhluk hidup yang berbeda- beda tingkat kesulitannya, mengorganisasikan materi pembelajaran ciri- ciri makhluk hidup secara berbeda-beda, menyiapkan penggalan materi tentang ciri-ciri makhluk hidup secara lebih sederhana.
- Guru yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelasnya akan melakukan hal-hal berikut ini:
- lebih sering menyiapkan tugas tambahan untuk murid yang di atas rata-rata
- lebih sedikit menggunakan strategi kerja kelompok.
- lebih sering menggunakan strategi ceramah dalam kelompok kecil.
- lebih sering menggunakan strategi ceramah dalam kelompok besar.
- lebih sering memberikan arahan kepada kelompok-kelompok kecil.
Kunci Jawaban: Lebih sering memberikan arahan kepada kelompok-kelompok kecil.
- Pembelajaran Sosial dan Emosional bagi siswa merupakan pembelajaran secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan siswa untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar memiliki kompetensi berikut ini, kecuali ….
- Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain
- Memahami, menghayati, dan mengelola emosi
- Menetapkan dan mencapai tujuan belajarnya
- Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif
- Membuat keputusan yang bertanggung jawab
Kunci Jawaban: Menetapkan dan mencapai tujuan belajarnya.
- Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran penuh (mindfulness) adalah dengan ….
- menikmati alur cerita dalam bacaan dengan seksama
- mengingat kembali kesalahan di masa lalu
- menikmati pemandangan sambil membiarkan pikiran mengembara bebas
- menikmati alunan musik sambil bekerja
- membagikan keluh kesah kepada teman yang kita percayai
Kunci Jawaban: Menikmati alur cerita dalam bacaan dengan seksama.
7. Soal Pembelajaran Sosial Emosional – Kesadaran Diri
Pada saat pembelajaran pada mata pelajaran IPA di kelas VIII di SMP Negeri Ceria, Bu Astuti sedang memimpin praktik pembedahan organ pencernaan hewan. Beliau aktif berkeliling ke setiap kelompok siswa yang sibuk bekerja dan belajar membedah tubuh hewan. Di satu kelompok yang sedang mempraktikkan pembedahan katak, ada siswa yang bernama Susi terlihat tidak aktif dan menjauh dari meja praktik. Dia tidak mau aktif dikarenakan merasa jijik dan geli. Bu Astuti mencoba mendekati Susi lalu menenangkannya. Bu Astuti meminta Susi untuk menarik nafas yang panjang dan berpikir positif tentang dirinya. Lalu Susi diminta untuk mencoba membantu tim semampunya. Dalam kaitan dengan Pembelajaran Sosial Emosional, Bu Astuti telah membantu menumbuhkembangkan kompetensi … pada Susi.
Pilihan Jawaban:
- A. Kesadaran diri
- B. Keterampilan berelasi
- C. Manajemen diri
- D. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
- E. Kesadaran sosial
Kunci Jawaban: A. Kesadaran diri
Pembahasan: Pada soal ini, Bu Astuti sebagai guru mencoba untuk membantu Susi dalam menghadapi perasaan tidak nyaman yang muncul saat praktik pembedahan. Kesadaran diri merupakan salah satu aspek penting dalam Pembelajaran Sosial Emosional (PSE), yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam mengenali dan mengelola emosi, persepsi, dan reaksi mereka terhadap situasi tertentu.
Di sini, Bu Astuti mendukung Susi untuk menyadari perasaan jijik dan ketidaknyamanannya, serta mencoba menghadapinya dengan langkah-langkah sederhana, seperti menarik napas dalam-dalam dan berpikir positif. Pendekatan ini membantu Susi untuk lebih mengenali emosinya sendiri dan menghadapi ketidaknyamanan dengan cara yang positif.
8. Soal Pembelajaran Sosial Emosional – Manajemen Diri
Sekolah Merdeka memiliki banyak guru dan murid. Pada Bulan Juli ini, mereka sedang mengadakan kegiatan persiapan perlombaan 17 Agustus di kecamatan setempat. Mereka sedang membuat kendaraan hias yang akan ditampilkan pada acara defile nanti. Tim pembuat mobil hias diketuai oleh Pak Sanjaya, yang dibantu oleh lima orang guru lainnya. Mereka memiliki waktu empat hari untuk menyelesaikan mobil hias milik sekolah. Saat mereka sedang menghias mobil, dua orang guru, yaitu Pak Riki dan Pak Nano, berselisih karena masing-masing merasa berhak menghias bagian depan mobil. Keduanya tidak mau mengalah. Pak Sanjaya kemudian mendekati dan melerai mereka, serta menenangkan situasi. Beliau mengajak keduanya berdiskusi, lalu menawarkan agar salah satu bersedia menghias bagian belakang agar pekerjaan tim cepat selesai. Akhirnya, Pak Riki bersedia melakukannya. Dalam kaitan dengan Pembelajaran Sosial Emosional, Pak Sanjaya telah membantu menguatkan kompetensi … pada Pak Riki dan Pak Nano.
Pilihan Jawaban:
- A. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
- B. Kesadaran diri
- C. Keterampilan berelasi
- D. Manajemen diri
- E. Kesadaran sosial
Kunci Jawaban: D. Manajemen diri
Pembahasan: Pada soal ini, konflik antara Pak Riki dan Pak Nano berhasil diselesaikan dengan baik melalui pendekatan diskusi yang dipimpin oleh Pak Sanjaya. Manajemen diri adalah kemampuan untuk mengatur emosi dan perilaku, menjaga kontrol diri dalam berbagai situasi, serta mampu menyelesaikan konflik dengan tenang. Pak Sanjaya membantu kedua guru tersebut untuk mengelola emosi dan ego masing-masing, agar tidak menghambat pekerjaan tim.
Dengan cara ini, Pak Sanjaya mendukung mereka dalam mempraktikkan keterampilan manajemen diri, yaitu kemampuan untuk mengendalikan emosi dan menyesuaikan tindakan demi mencapai tujuan bersama.
9. Soal Pembelajaran Sosial Emosional – Sikap Positif dan Refleksi Diri
Pak Nana adalah guru baru yang mengampu pelajaran Bahasa Indonesia. Ketika sedang berjalan menuju kelas untuk mengajar, ia tidak sengaja mendengar percakapan beberapa murid yang sedang membicarakan dirinya. Ia menangkap bahwa murid-murid tersebut beranggapan dirinya tidak objektif dalam menilai karena cenderung pilih kasih dan banyak memberikan tugas yang tidak diperiksa, sehingga waktu mereka habis hanya untuk mengerjakan tugas tersebut. Jika Anda adalah Pak Nana, tindakan apa yang dapat dilakukan oleh Anda dan alasannya?
Pilihan Jawaban:
- A. Menenangkan diri untuk mengenali dan menerima perasaan yang muncul karena perlu adanya introspeksi diri akan kesalahan-kesalahan.
- B. Mencoba melihat sudut pandang lain, kemudian menghampiri murid-murid dan berusaha menghentikan obrolan tentang diri Anda dalam rangka mendekatkan diri dengan murid-murid.
- C. Berpikir positif dengan mencoba menerima informasi tersebut sebagai masukan guna meningkatkan kemampuannya dalam mengajar sesuai dengan kebutuhan murid dan memberikan teladan bagi murid.
- D. Membahas secara terbuka dan berkala perihal ketidaksukaan murid-murid di kelas. Hal tersebut dilakukan agar memperoleh transparansi komunikasi dalam kelas.
- E. Mencoba melihat siapa saja yang terlibat dalam diskusi tersebut, dan berencana untuk memanggil mereka ke ruang guru setelah selesai mengajar. Dengan begitu murid-murid akan lebih mengenal Anda sebagai guru yang objektif.
Kunci Jawaban: C. Berpikir positif dengan mencoba menerima informasi tersebut sebagai masukan guna meningkatkan kemampuannya dalam mengajar sesuai dengan kebutuhan murid dan memberikan teladan bagi murid.
Pembahasan: Jawaban yang paling tepat adalah C karena dengan berpikir positif dan menerima kritik sebagai masukan, Pak Nana menunjukkan sikap yang mendukung perkembangan diri serta kemampuannya untuk refleksi. Hal ini sesuai dengan kompetensi sosial-emosional dalam pembelajaran yang mengutamakan penerimaan diri dan pengembangan keterampilan mengelola umpan balik.
Sikap ini juga membantu Pak Nana memberikan teladan baik kepada murid, yang menunjukkan bahwa kritik dapat menjadi alat pengembangan diri. Sementara pilihan lainnya berisiko memperburuk hubungan atau memberikan kesan yang kurang baik kepada murid.
10. Soal Pembelajaran Sosial Emosional – Pengambilan Keputusan dan Tanggung Jawab
Pak Rino adalah guru pembina OSIS. Suatu hari, terjadi kejadian di mana bendahara OSIS, Tantri, secara tidak sengaja menghilangkan uang kas OSIS sebesar Rp100.000,00. Pak Bagas kemudian mengajak Tantri berbicara baik-baik mengenai hal ini. Ia mengingatkan Tantri bahwa sebagai bendahara, ia bertanggung jawab menjaga uang kas OSIS sebaik-baiknya. Ia juga menanyakan kepada Tantri, cara apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengganti uang tersebut. Setelah berdiskusi, Tantri mengusulkan untuk mengganti uang yang hilang dari uang jajannya dengan mencicil selama 1 bulan. Pak Rino menyetujui usulan tersebut dan mengingatkan Tantri bahwa hal itu berarti akan mengurangi jatah jajannya setiap hari. Akhirnya, Tantri berhasil mengganti uang tersebut. Tindakan Pak Rino adalah contoh penerapan pembelajaran sosial emosional yang tepat, karena ….
Pilihan Jawaban:
- A. Bersedia mendampingi serta membimbing murid menghadapi pihak yang merasa dirugikan.
- B. Proaktif mengajak murid bertanggung jawab atas kesalahannya sendiri.
- C. Membimbing murid untuk mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
- D. Berinisiatif untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan integritas, dan memberi contoh dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
- E. Bersedia membicarakan permasalahan yang terjadi dengan kepala dingin dan diskusi terbuka untuk memperoleh kesepakatan bersama.
Kunci Jawaban: C. Membimbing murid untuk mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Pembahasan: Jawaban yang paling tepat adalah C karena tindakan Pak Rino yang mengajak Tantri berdiskusi dan membimbingnya untuk mengambil keputusan secara bertanggung jawab menunjukkan penerapan kompetensi sosial-emosional dalam pengambilan keputusan. Dengan memberi ruang kepada Tantri untuk menyadari tanggung jawabnya dan mencari solusi yang sesuai, Pak Rino membantu Tantri belajar tentang konsekuensi dan pentingnya tanggung jawab pribadi.
Pilihan jawaban lainnya, meski relevan, tidak secara khusus mengacu pada pembimbingan dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, yang menjadi inti dari pendekatan Pak Rino dalam kasus ini.
11. Soal Pembelajaran Sosial Emosional – Kompetensi Guru
Salah satu indikator dalam implementasi Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) di kelas dan sekolah adalah penguatan PSE bagi pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang selaras dengan standar kompetensi guru ….
Pilihan Jawaban:
- A. Pedagogik dan kepribadian
- B. Pedagogik, kepribadian, dan sosial
- C. Pedagogik dan sosial
- D. Kepribadian dan sosial
- E. Kepribadian, sosial, dan profesional
Kunci Jawaban: B. Pedagogik, kepribadian, dan sosial
Pembahasan: Jawaban yang tepat adalah B karena dalam penguatan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE), kompetensi guru yang diperlukan mencakup aspek pedagogik, kepribadian, dan sosial. Ketiga kompetensi ini penting dalam mendukung proses PSE di sekolah dan kelas agar guru mampu mendidik, membimbing, dan membangun hubungan positif dengan siswa.
- Kompetensi pedagogik memungkinkan guru untuk mengelola pembelajaran secara efektif.
- Kompetensi kepribadian membantu guru menjadi teladan positif bagi siswa.
- Kompetensi sosial sangat penting untuk membangun komunikasi yang baik dan membina interaksi yang sehat dengan siswa, rekan kerja, dan masyarakat sekolah.
Penggabungan ketiga kompetensi ini memungkinkan guru untuk tidak hanya mengajarkan aspek akademis tetapi juga memperkuat pembelajaran yang berpihak pada siswa, sesuai dengan standar kompetensi dalam PSE.
12. Proses Mentoring dalam Pendidikan
Pak Wahyu adalah seorang guru di SMP Harapan. Dia bercita-cita mengikuti pendidikan pasca sarjana. Namun, Pak Wahyu bingung memilih antara Universitas Negeri atau Universitas Swasta. Pak Diman, teman akrabnya, menceritakan keunggulan dan keuntungan melakukan program pendidikan pasca sarjana di Universitas Swasta, di mana program spesialisasi manajemen sangat baik, didukung oleh pakar manajemen dari dalam dan luar negeri serta jaringan universitas yang sangat beragam. Biayanya di universitas swasta memang lebih tinggi dibandingkan di universitas negeri. Pak Diman mengingatkan, jangan jadikan uang sebagai kriteria terbesar memilih program master pendidikan. Reputasi universitas, dukungan pengajar serta standar akademik universitas menjadi hal penting yang perlu dipertimbangkan. Dengan pertimbangan yang matang dan menyesuaikan dengan kemampuan dirinya, akhirnya Pak Wahyu merasa yakin dengan keputusan yang akan diambil akan tepat dan memenuhi harapannya.
Proses percakapan yang dilakukan oleh Pak Wahyu dan Pak Diman adalah bentuk dari penerapan ….
Pilihan Jawaban:
- A. Mentoring
- B. Supervisor
- C. Konsultasi
- D. Konseling
- E. Coaching
Kunci Jawaban: A. Mentoring
Pembahasan: Jawaban yang tepat adalah A karena percakapan antara Pak Wahyu dan Pak Diman mencerminkan proses mentoring. Dalam konteks pendidikan, mentoring adalah hubungan di mana seorang mentor memberikan bimbingan, dukungan, dan informasi kepada mentee (dalam hal ini, Pak Wahyu) untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan penting.
- Pak Diman berperan sebagai mentor yang berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pilihan pendidikan pasca sarjana, serta membantu Pak Wahyu untuk mempertimbangkan berbagai aspek penting seperti reputasi universitas dan kualitas program.
- Proses ini membantu Pak Wahyu untuk mengembangkan pemahaman dan keyakinan dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan tujuan dan harapannya.
Dengan adanya dukungan dari seorang mentor, Pak Wahyu dapat mengevaluasi pilihan-pilihannya secara lebih mendalam dan melakukan pertimbangan yang matang, yang merupakan salah satu tujuan dari mentoring.
13. Menggali Potensi Siswa dalam Proses Coaching
Gina adalah seorang murid yang sangat pintar di kelasnya. Namun, akhir-akhir ini dia terlihat selalu menyendiri jika berada di kelas. Dia mengerjakan tugas kelompok sendiri tanpa melibatkan anggota kelompok yang lain. Sebenarnya, ia mau bergabung, namun anggota kelompok yang lain hanya ngobrol dan bermain HP sehingga ia merasa lebih baik bekerja sendiri. Sesuai dengan kasus tersebut, manakah pertanyaan yang menggali potensi coachee adalah….
Pilihan Jawaban:
- A. Apa hal-hal yang sudah kamu lakukan selama ini supaya kamu tidak bekerja sendiri?
- B. Apakah kamu sudah menegur anggota kelompok yang ngobrol dan bermain HP?
- C. Bagaimana jika kamu menegur langsung teman yang ngobrol atau main HP?
- D. Bagaimana perasaanmu, ketika anggota kelompok yang lain ngobrol saat mengerjakan tugas kelompok?
- E. Mengapa kamu tidak menegur langsung anggota kelompok yang ngobrol atau main HP?
Kunci Jawaban: A. Apa hal-hal yang sudah kamu lakukan selama ini supaya kamu tidak bekerja sendiri?
Pembahasan: Jawaban yang tepat adalah A. Pertanyaan ini menggali potensi dan refleksi diri coachee (Gina) tentang situasi yang dihadapinya. Dengan menanyakan apa yang telah dilakukan Gina untuk tidak bekerja sendiri, guru atau coach dapat membantu Gina untuk mengevaluasi tindakan dan sikapnya serta menemukan solusi untuk berkolaborasi dengan teman-temannya.
- Pendekatan ini berfokus pada potensi dan kekuatan Gina, bukan hanya masalah yang dihadapinya.
- Pertanyaan ini mendorong Gina untuk berpikir proaktif dan berinovasi, sehingga ia bisa menemukan cara untuk terlibat lebih dalam dengan anggota kelompoknya.
- Selain itu, pertanyaan ini juga membuka ruang bagi Gina untuk berbagi pengalaman dan pandangannya, yang sangat penting dalam proses coaching untuk meningkatkan keterampilan sosial dan kerja sama.
Dengan menggunakan pendekatan yang menekankan pada penggalian potensi, guru dapat membantu siswa untuk mengembangkan kepercayaan diri dan kemandirian, yang esensial dalam pembelajaran dan interaksi sosial.
14. Paradigma Berpikir Coaching dalam Pembelajaran
Salah satu tujuan supervisi akademik adalah untuk mengembangkan kompetensi guru agar dapat melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid. Untuk dapat melakukan itu, diperlukan paradigma berpikir bertumbuh dan keberpihakan pada murid yang memberdayakan.
Coaching menjadi sebuah pendekatan yang memberdayakan, karena diawali dengan paradigma berpikir coaching. Berikut ini yang bukan merupakan paradigma berpikir coaching adalah…..
Pilihan Jawaban:
- A. Bersikap terbuka dan ingin tahu
- B. Memiliki kesadaran diri yang kuat
- C. Fokus pada coachee
- D. Fokus pada coach yang mengembangkan coachee
- E. Mampu melihat peluang baru dan masa depan
Kunci Jawaban: D. Fokus pada coach yang mengembangkan coachee
Pembahasan: Jawaban yang tepat adalah D. Dalam konteks coaching, paradigma berpikir yang benar adalah fokus pada coachee atau individu yang sedang dibimbing. Pendekatan ini bertujuan untuk memberdayakan coachee dengan mengedepankan potensi, keinginan, dan kebutuhan mereka.
- Coaching yang efektif menempatkan coachee sebagai pusat perhatian. Ini berarti semua strategi dan teknik yang digunakan dalam proses coaching harus dirancang untuk mendukung perkembangan dan pencapaian tujuan coachee.
- Dalam konteks pendidikan, fokus pada guru dalam pengembangan coachee dapat mengaburkan tujuan utama, yaitu membantu siswa belajar dan berkembang.
- Oleh karena itu, guru harus menyediakan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi, berbagi ide, dan berkembang secara mandiri. Dengan mengedepankan pendekatan coaching yang benar, guru dapat membangun lingkungan belajar yang kolaboratif dan produktif.
Dengan memahami dan menerapkan paradigma berpikir yang sesuai dalam coaching, diharapkan guru dapat mengembangkan kompetensi dan keterampilan yang diperlukan untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa.
15. Rencana Tindak Lanjut dalam Proses Coaching
Dalam proses coaching, percakapan perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh coachee, yang paling mungkin dilakukan dan paling besar kemungkinan berhasilnya. Dalam upaya memberdayakan interaksi tersebut, coach menggunakan prinsip coaching…
Pilihan Jawaban:
- A. Proses kreatif
- B. Mengembangkan Potensi
- C. Interaksi Positif
- D. Memaksimalkan Potensi
- E. Kemitraan
Kunci Jawaban: D. Memaksimalkan Potensi
Pembahasan: Jawaban yang tepat adalah D. Prinsip memaksimalkan potensi dalam coaching adalah kunci untuk menciptakan rencana tindak lanjut yang efektif. Proses ini melibatkan:
- Mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan coachee sehingga mereka dapat dioptimalkan dalam mencapai tujuan.
- Mendorong coachee untuk mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang mereka miliki.
- Menetapkan rencana yang realistis dan terukur, sehingga coachee dapat melihat progres mereka dan merasa termotivasi untuk terus berkembang.
Dalam praktiknya, memaksimalkan potensi berarti:
- Mendorong Kemandirian: Coachee diajak untuk bertanggung jawab atas proses pembelajaran mereka sendiri, sehingga mereka merasa lebih berdaya.
- Menyesuaikan Pendekatan: Setiap individu memiliki cara belajar yang berbeda, dan coach perlu menyesuaikan strategi untuk memenuhi kebutuhan spesifik coachee.
- Fokus pada Tujuan: Rencana tindak lanjut harus jelas dan terkait dengan tujuan yang ingin dicapai oleh coachee, membantu mereka tetap pada jalur yang benar.
Dengan menerapkan prinsip memaksimalkan potensi, coach dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan individu secara efektif, menghasilkan hasil yang lebih baik dalam proses pembelajaran.
16. Tahapan Identifikasi dalam Percakapan Coaching
Salah satu tahapan yang harus diperhatikan dalam melakukan percakapan coaching dengan model alur “TIRTA” adalah “Identifikasi,” di mana coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, serta menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi. Manakah pernyataan berikut ini, yang bukan merupakan contoh pernyataan dalam tahap identifikasi, yaitu:
Pilihan Jawaban:
- A. Apa modal kekuatan yang Bapak/Ibu miliki dalam mencapai tujuan tersebut?
- B. Kesempatan apa yang Bapak/Ibu miliki sekarang?
- C. Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi Bapak/Ibu dalam meraih tujuan?
- D. Dari skala 1 hingga 10, di mana posisi Bapak/Ibu sekarang dalam pencapaian tujuan Anda?
- E. Apa ukuran keberhasilan dalam melaksanakan rencana program Bapak/Ibu?
Kunci Jawaban: E. Apa ukuran keberhasilan dalam melaksanakan rencana program Bapak/Ibu?
Pembahasan: Jawaban yang tepat adalah E. Pertanyaan “Apa ukuran keberhasilan dalam melaksanakan rencana program Bapak/Ibu?” tidak termasuk dalam tahap identifikasi. Dalam konteks coaching, tahapan identifikasi lebih berfokus pada:
- Menggali Potensi: Mengetahui kekuatan yang dimiliki coachee untuk mencapai tujuan.
- Menyelidiki Kesempatan: Mengidentifikasi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh coachee.
- Mengatasi Hambatan: Membantu coachee menyadari berbagai tantangan yang mungkin menghalangi mereka.
Sementara itu, pertanyaan mengenai ukuran keberhasilan lebih terkait dengan evaluasi atau penilaian hasil, yang biasanya dibahas setelah tahapan identifikasi. Oleh karena itu, memahami konteks pertanyaan ini sangat penting dalam menjaga fokus percakapan coaching agar tetap produktif dan terarah pada kebutuhan coachee.
17. Keterampilan Mendengarkan dalam Coaching
Salah satu keterampilan utama dalam coaching adalah keterampilan mendengarkan dengan aktif atau sering kita sebut dengan menyimak. Ada beberapa hal yang biasanya menghambat kita untuk menjadi pendengar aktif, salah satunya adalah asumsi (sudah mempunyai anggapan tertentu tentang suatu situasi yang belum tentu benar). Manakah dari pernyataan berikut ini yang dapat dilakukan Coach dalam mengatasi permasalahan tersebut?
Pilihan Jawaban:
- A. “Dari apa yang barusan Bapak ceritakan, saya menangkap ada rasa putus asa dalam diri Bapak. Apakah betul seperti itu Pak?”
- B. “Kelihatannya Ibu sangat antusias sekali ketika membahas topik tersebut. Apakah betul seperti itu Bu?”
- C. “Barusan saya melihat Ibu sepertinya sudah frustrasi dan mau menyerah. Menurut hemat saya, tetap semangat ya Bu.”
- D. “Sepertinya Bapak lemes banget menyampaikan masalah tersebut. Saya melihatnya seperti itu.”
- E. “Barusan Ibu katakan kalau Ibu merasa buntu. Buntu yang seperti apa yang Ibu maksud? Bisa diceritakan?”
Kunci Jawaban: E. “Barusan Ibu katakan kalau Ibu merasa buntu. Buntu yang seperti apa yang Ibu maksud? Bisa diceritakan?”
Pembahasan: Jawaban yang tepat adalah E. Dalam konteks coaching, penting bagi coach untuk menghindari asumsi dan untuk meminta klarifikasi. Pertanyaan “Buntu yang seperti apa yang Ibu maksud? Bisa diceritakan?” menunjukkan keterampilan mendengarkan aktif dan membuka ruang bagi coachee untuk menjelaskan perasaannya lebih dalam.
Pendekatan ini membantu coach memahami situasi secara lebih akurat dan menghindari penilaian prematur. Dengan mendengarkan secara aktif, coach dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan coachee, menciptakan lingkungan yang nyaman untuk berbagi, dan mengoptimalkan proses coaching agar lebih efektif. Ini juga mendorong coachee untuk mengeksplorasi pemikiran dan perasaannya dengan lebih mendalam, yang dapat mengarah pada penemuan solusi yang lebih baik untuk tantangan yang mereka hadapi.
18. Keterampilan Bertanya dalam Coaching
Keterampilan bertanya adalah salah satu keterampilan utama dalam coaching. Mengajukan pertanyaan yang tepat dapat membantu coachee menemukan pemahaman yang lebih dalam tentang situasi mereka dan mendorong refleksi yang lebih baik. Dalam konteks ini, mana dari pernyataan berikut yang paling efektif dalam mendorong coachee untuk berpikir lebih dalam?
Pilihan Jawaban:
- A. “Mengapa kamu tidak melakukan hal tersebut lebih awal?”
- B. “Apa yang menjadi penghambat bagi kamu untuk mencapai tujuan itu?”
- C. “Apakah kamu sudah mempertimbangkan semua kemungkinan?”
- D. “Kapan kamu merasa paling produktif dalam situasi ini?”
- E. “Siapa yang bisa membantumu dalam mencapai tujuan ini?”
Kunci Jawaban: B. “Apa yang menjadi penghambat bagi kamu untuk mencapai tujuan itu?”
Pembahasan: Jawaban yang tepat adalah B. Pertanyaan “Apa yang menjadi penghambat bagi kamu untuk mencapai tujuan itu?” adalah contoh pertanyaan terbuka yang efektif. Pertanyaan ini mendorong coachee untuk berpikir reflektif tentang hambatan yang mereka hadapi dan mengidentifikasi potensi solusi.
Pertanyaan ini tidak hanya menunjukkan bahwa coach mendengarkan, tetapi juga mendorong coachee untuk berpikir secara kritis dan kreatif tentang tantangan mereka. Dengan mengarahkan fokus pada hambatan, coachee dapat lebih memahami situasi mereka dan merumuskan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya.
Keterampilan bertanya yang baik dalam coaching menciptakan kesempatan bagi coachee untuk menggali pemikiran mereka sendiri, memperjelas tujuan, dan menemukan cara untuk maju dengan lebih percaya diri.
Panduan Menjawab Soal Berdasarkan Kunci Jawaban Modul 2 PGP
Dalam mengerjakan soal-soal Tes Akhir Modul 2, sangat penting bagi guru untuk:
- Memahami konsep pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana pendekatan ini mendukung kebutuhan individu.
- Menggunakan kunci jawaban sebagai acuan atau referensi, bukan satu-satunya sumber.
- Mengembangkan strategi pembelajaran yang berfokus pada pencapaian kebutuhan emosional dan sosial murid, selain aspek akademik.
Kesimpulan
Menguasai Kunci Jawaban Modul 2 PGP adalah langkah penting bagi guru yang mengikuti Pendidikan Guru Penggerak untuk memastikan bahwa mereka mampu menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi. Pendekatan ini memungkinkan setiap murid untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajarnya sendiri. Dengan kunci jawaban ini, guru diharapkan bisa lebih siap menghadapi Tes Akhir dan menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari.
FOKUS pada pembelajaran berdiferensiasi juga membuka jalan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi sosial emosional siswa, mendukung perkembangan holistik yang mencakup aspek akademik, sosial, dan emosional secara berimbang.