Halo teman-teman! Kali ini kita akan membahas kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 10-11 Kurikulum Merdeka yang berfokus pada pengembangan paragraf. Artikel ini akan memberikan panduan yang jelas, informatif, dan menarik untuk membantu kalian memahami materi dan mengerjakan tugas dengan lebih baik.
Kegiatan 2: Menentukan Pola Pengembangan Paragraf
Soal 1: Benar atau Salah
Jawablah soal benar atau salah di bawah ini!
- Salah
- Salah
- Salah
- Benar
- Benar
Soal 2: Identifikasi Pola Pengembangan Paragraf Deduksi atau Induksi
Berikut adalah paragraf-paragraf yang perlu diidentifikasi pola pengembangannya:
a. Pemerintah lewat Kementerian Pertanian berniat menambah luas lahan sawah guna menciptakan ketahanan pangan nasional. Hal ini dirasa penting karena banyak lahan pertanian yang mengalami alih fungsi. Ketahanan pangan ini dirasa mendesak untuk segera dilakukan karena krisis yang melanda seluruh bangsa-bangsa di dunia akibat pandemi Covid-19. Setiap bangsa harus segera memenuhi kebutuhan pangannya sendiri dan tidak bisa bergantung pada impor dari bangsa lain. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang matang terutama menyangkut daerah mana di Indonesia yang layak untuk segera dibuka menjadi lahan pertanian baru.
b. Buah lokal dipercaya lebih sehat dan segar dibandingkan buah impor. Hal ini disebabkan buah impor yang masuk ke Indonesia memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses pengirimannya. Seperti buah apel yang diimpor dari Amerika. Mereka butuh waktu lebih dari tiga minggu untuk sampai ke tanah air. Hanya dengan proses pengawetan buah tersebut akan tetap segar ketika sampai ke masyarakat Indonesia. Dengan alasan itulah, mengonsumsi buah lokal dirasa lebih menyehatkan karena pastinya tidak ada unsur pengawet.
c. Gerakan mencintai barang dalam negeri semakin lantang digaungkan. Buah dan sayur sebagai bagian dari kekayaan hayati Indonesia juga menjadi fokus gerakan. Namun, sejumlah permasalahan masih terus mengganjal. Baru-baru ini Menteri Pertanian mengatakan bahwa tingkat konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia masih rendah. Tingkat konsumsi buah lokal masyarakat Indonesia belum mencapai 40 kg per kapita setiap tahun, padahal seharusnya lebih dari 65 kg per kapita per tahun. Permasalahan yang lain seperti volume produksi dari tingkat petani. Selama ini, produksi buah-buahan lokal masih dari usaha yang bersifat pekarangan, bukan perkebunan besar. Dengan kondisi tersebut, volume produksi buah-buahan lokal Indonesia juga menjadi terbatas.
d. Kota Batu, Malang, Jawa Timur selama ini dikenal sebagai penghasil apel. Namun, ternyata kota sejuk di Kota Malang tersebut juga menghasilkan ketela khas yang sangat disukai oleh masyarakat Jepang, yaitu ketela ungu. Para petani di Batu, Malang bahkan hampir setiap bulan mengekspor jenis umbi ini. Masyarakat Jepang sangat suka mengonsumsi umbi ungu karena banyak manfaat kesehatan yang ada pada kandungan umbi ungu ini. Beberapa manfaat mengonsumsi umbi ungu adalah bisa mencegah penyakit asma, kanker, bahkan diabetes. Memang sangat luar biasa pada saat kita suka mengonsumsi produk makanan asing seperti beberapa jenis makanan cepat saji yang belum tentu sehat untuk tubuh kita. Ternyata makanan produk lokal Indonesia disukai oleh orang Jepang. Jadi, tunggu apa lagi. Mulailah mengonsumsi produk makanan lokal Indonesia karena ternyata banyak manfaat kesehatan yang kita dapatkan dari produk makanan lokal kita.
Jawabannya:
- a. Deduksi
- b. Induksi
- c. Deduksi
- d. Induksi
Soal 3: Menulis Paragraf Deduksi dan Induksi
Tulislah sebuah paragraf dengan pola pengembangan deduksi dan sebuah paragraf dengan pola pengembangan induksi. Setiap paragraf minimal terdiri atas tujuh kalimat dengan tema tempe sebagai sumber makanan protein nabati.
Paragraf Deduksi
Tempe telah menjadi makanan yang tidak asing bagi lidah orang Indonesia, bahkan menjadi salah satu asupan sumber protein nabati. Setiap tempe yang kita konsumsi ternyata mengandung banyak zat bergizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Kandungan gizi tersebut seperti terdapat karbohidrat, kalori, protein nabati, dan serat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Menurut beberapa penelitian, protein nabati yang terdapat dalam tempe lebih baik bagi tubuh dibanding dengan sumber protein hewani. Selain itu, tempe juga dikenal murah dan mudah didapatkan. Proses fermentasi kedelai yang digunakan untuk membuat tempe juga menambah nilai gizi tempe. Karena itulah, tempe sering menjadi pilihan utama sebagai sumber protein nabati dalam makanan sehari-hari.
Paragraf Induksi
Tempe sudah menjadi asupan makanan yang banyak dikonsumsi oleh orang Indonesia. Tahukah Anda bahwa dalam tempe terdapat banyak serat dan zat-zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita? Serat dan zat tersebut seperti karbohidrat, kalori, dan protein nabati. Tempe yang menghasilkan protein nabati dipercaya lebih baik sebagai sumber suplai protein dibanding dengan sumber protein hewani seperti daging sapi. Selain itu, tempe juga dikenal lebih murah dan lebih sehat. Proses fermentasi kedelai yang digunakan untuk membuat tempe juga menambah nilai gizi tempe. Dengan semua keunggulan ini, tempe sebagai produk pangan lokal Indonesia harus dikembangkan dan diproduksi dengan teknologi modern supaya menjadi produk andalan Indonesia.
Soal 4: Pola Pengembangan Paragraf pada Teks “Diversifikasi untuk Ketahanan Pangan”
Berdasarkan teks yang berjudul “Diversifikasi untuk Ketahanan Pangan”, tentukan pola pengembangan paragraf yang dipakai dalam setiap paragrafnya!
Jawabannya:
- Paragraf 1: Ketahanan pangan sangat penting untuk diperkuat sekarang ini. (pengembangan deduksi)
- Paragraf 2: Penyeragaman konsumsi beras di Indonesia membuat makanan pokok lokal terabaikan. (pengembangan induksi)
- Paragraf 3: Dengan demikian konsumsi pangan lokal sebagai sumber karbohidrat lain pun diharapkan terus meningkat. (pengembangan induksi)
- Paragraf 4: Kementerian Pertanian mengajak seluruh gubernur dan bupati/wali kota untuk bersinergi menguatkan gerakan diversifikasi pangan ini dalam upaya mengukuhkan ketahanan pangan. (pengembangan deduksi)
- Paragraf 5: Upaya diversifikasi pangan lokal ini ditargetkan menurunkan konsumsi beras dari 94,9 kg per kapita per tahun menjadi 85 kg per kapita per tahun pada 2024. (pengembangan deduksi)
- Paragraf 6: Pemerintah tidak bisa tiba-tiba memaksakan kebijakan diversifikasi pangan bila produksi pangan lokal, seperti umbi-umbian, di setiap wilayah belum bisa ditingkatkan. (pengembangan deduksi)
Demikianlah kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 10-11 Kurikulum Merdeka tentang pengembangan paragraf. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian dalam memahami materi dan mengerjakan tugas dengan lebih baik. Selamat belajar!