FOKUS SEJARAH – Presiden Soeharto Mengumumkan Pemberhentian Dirinya Pada Tanggal 21 Mei 1998. Wakil Presiden BJ Habibie melanjutkan setidaknya setahun dari sisa masa kepresidenannya sebelum kemudian digantikan oleh Abdurrahman Wahid pada tahun 1999.
Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto, pada Jumat, 21 Mei 1998 mengundurkan dir setelah 32 tahun jadi orang nomor satu di Indonesia. Pada momen itu Soeharto menyatakan mundur dari jabatannya. Pidato pengunduran diri yang dibacakannya di Istana Negara itu pun menjadi pernyataan paling bersejarah sepanjang era Orde Baru.
Soeharto menjabat sebagai Presiden RI sejak 1967, menggantikan Presiden Sukarno. Tak urang dari 32 tahun Soeharto menjadi presiden. Namun, memasuki 1998 kekuasaannya mulai goyah ketika krisis ekonomi atau krismon melanda Indonesia.
Kondisi itulah, mengutip buku Sejarah Pergerakan Nasional, memicu munculnya demonstrasi mahasiswa di berbagai daerah. Mahasiswa menuntut Soeharto agar lekas turun dari tampuk kekuasaan karena dianggap tidak mampu menyelesaikan krisis berkepanjangan itu. Demokrasi dan kekacauan akhirnya pecah dan mengakibatkan tewasnya sejumlah massa aksi.
Menyikapi hal tersebut, DPR/MPR yang diketuai oleh Harmoko sepakat menggelar sidang paripurna pada 19 Mei 1998. Hingga hasilnya, Soeharto sepakat akan mundur dari jabatannya sebagai Presiden. Berikut pidato lengkap pengunduran diri Presiden Soeharto, seperti dikutip dari buku Presiden Ke-2 RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita (2008):
Baca juga: Dampak Dari Tewasnya 4 Mahasiswa Tri Sakti Pada Tanggal 12 Mei 1998