Sejarah Nabi

Sejarah Nabi Muhammad SAW dari Lahir sampai Wafat

×

Sejarah Nabi Muhammad SAW dari Lahir sampai Wafat

Sebarkan artikel ini
Kisah Nabi Saleh Lengkap dari Lahir sampai Wafat
Kisah Nabi

Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah Islam kepada seluruh umat manusia. Beliau adalah teladan dan suri tauladan bagi umat Islam di seluruh dunia. Beliau juga adalah pemimpin, pembela, dan penyelamat umat Islam dari kesesatan dan kezaliman. Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah hidup Nabi Muhammad SAW dari lahir sampai wafat? Berikut ini adalah ulasan lengkap dan mendetail tentang sejarah Nabi Muhammad SAW yang patut kita ketahui dan teladani.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun Gajah atau tahun 570 Masehi di kota Makkah, Arab Saudi. Tahun Gajah adalah tahun ketika pasukan Abrahah, raja Yaman, menyerang Ka’bah dengan membawa gajah-gajah perang. Namun, Allah SWT melindungi Ka’bah dengan mengirimkan burung-burung ababil yang melemparkan batu-batu kecil kepada pasukan Abrahah sehingga mereka binasa.

Nama Nabi Muhammad SAW diberikan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada ibunya, Siti Aminah, dan kakeknya, Abdul Muthalib. Nama Muhammad berarti orang yang terpuji atau terhormat. Nama ini sangat istimewa karena belum pernah ada orang yang bernama demikian sebelumnya.

Nabi Muhammad SAW lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib, meninggal dunia ketika beliau masih dalam kandungan. Ayahnya meninggal karena sakit saat pulang dari perjalanan dagang ke Syam. Nabi Muhammad SAW kemudian diasuh oleh ibunya, Siti Aminah, dengan dibantu oleh kakeknya, Abdul Muthalib.

Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW menghabiskan masa kecilnya di kota Makkah dengan penuh kesederhanaan dan kebaikan. Beliau tidak pernah menyembah berhala seperti kebanyakan orang Arab pada saat itu. Beliau juga tidak pernah minum khamr (minuman keras), berjudi, berzina, atau melakukan perbuatan-perbuatan buruk lainnya. Beliau selalu menjaga akhlak dan budi pekerti yang mulia.

Ketika berusia enam tahun, Nabi Muhammad SAW mengalami musibah dengan meninggalnya ibunya, Siti Aminah. Ibunya meninggal ketika sedang membawa beliau pulang dari kunjungan ke Madinah untuk menziarahi makam ayahnya. Nabi Muhammad SAW kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, yang sangat mencintai dan menyayangi beliau.

Ketika berusia delapan tahun, Nabi Muhammad SAW kembali mengalami musibah dengan meninggalnya kakeknya, Abdul Muthalib. Kakeknya meninggal karena sakit di usia 82 tahun. Nabi Muhammad SAW kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib bin Abdul Muthalib, yang merupakan saudara ayahnya. Abu Thalib juga sangat mencintai dan menyayangi beliau.

Ketika berusia 12 tahun, Nabi Muhammad SAW ikut pamannya, Abu Thalib, melakukan perjalanan dagang ke Syam. Di sana, beliau bertemu dengan seorang rahib Kristen bernama Bahira yang mengenali ciri-ciri kenabian beliau dari kitab-kitab suci sebelumnya. Bahira pun memberi nasihat kepada Abu Thalib agar menjaga dan melindungi beliau dari orang-orang yang iri dan dengki.

Masa Remaja Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW tumbuh menjadi seorang remaja yang tampan, cerdas, jujur, amanah, dan berakhlak mulia. Beliau dikenal dengan julukan Al-Amin (orang yang dapat dipercaya) dan Ash-Shadiq (orang yang benar) oleh masyarakat Makkah. Beliau juga dikenal sebagai orang yang suka menolong, berbuat baik, dan berlaku adil kepada semua orang.

Nabi Muhammad SAW mulai bekerja sebagai pedagang sejak usia 17 tahun. Beliau berdagang ke berbagai daerah seperti Yaman, Bahrain, Irak, dan Syam. Beliau selalu berdagang dengan jujur, adil, dan menguntungkan. Beliau juga selalu membayar hutang-hutangnya tepat waktu dan tidak pernah menipu atau merugikan orang lain.

Nabi Muhammad SAW juga terlibat dalam peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Makkah pada masa remajanya. Salah satunya adalah peristiwa Fijar (perang yang terjadi antara suku Quraisy dengan suku-suku lainnya) yang terjadi ketika beliau berusia 20 tahun. Beliau ikut berperang bersama pamannya, Abu Thalib, untuk membela kehormatan Ka’bah dan kota Makkah.

Peristiwa lainnya adalah peristiwa Hilf al-Fudhul (perjanjian untuk menegakkan keadilan dan membantu orang-orang yang dizalimi) yang terjadi ketika beliau berusia 25 tahun. Beliau ikut menandatangani perjanjian tersebut bersama dengan para pemuka suku Quraisy di rumah Abdullah bin Jud’an. Beliau sangat menghargai dan menghormati perjanjian tersebut.

Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah binti Khuwailid

Nabi Muhammad SAW menikah dengan Khadijah binti Khuwailid ketika beliau berusia 25 tahun. Khadijah adalah seorang wanita kaya, cantik, cerdas, dan mulia yang berusia 40 tahun. Khadijah adalah seorang janda yang memiliki anak-anak dari suami-suaminya sebelumnya.

Khadijah tertarik dengan Nabi Muhammad SAW karena mendengar kisah-kisah tentang kejujuran, keamanahan, dan kebaikan beliau sebagai pedagang. Khadijah pun meminta Nabi Muhammad SAW untuk menjadi karyawan dan mewakilinya dalam berdagang ke Syam. Nabi Muhammad SAW menerima tawaran tersebut dan berangkat bersama dengan Maisarah, budak Khadijah.

BACA JUGA:  Kisah Nabi Ismail Lengkap dari lahir hingga Wafat

Dalam perjalanan dagang tersebut, Nabi Muhammad SAW mendapatkan keuntungan yang besar dan memuaskan Khadijah. Maisarah juga memberitahu Khadijah tentang hal-hal ajaib yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW, seperti awan yang melindungi beliau dari panas matahari dan malaikat yang menjaga beliau dari bahaya.

Khadijah pun semakin jatuh cinta dengan Nabi Muhammad SAW dan memutuskan untuk melamarnya. Lamaran tersebut disampaikan oleh sahabat Khadijah, Nafisah binti Munabbih. Nabi Muhammad SAW menerima lamaran tersebut setelah mendapatkan persetujuan dari pamannya, Abu Thalib.

Nabi Muhammad SAW dan Khadijah pun menikah dengan mahar (mas kawin) sebesar 20 ekor unta. Pernikahan mereka diselenggarakan dengan sederhana namun meriah di rumah Khadijah. Pernikahan mereka adalah pernikahan yang penuh dengan cinta, kasih sayang, dan kebahagiaan.

Penerimaan Wahyu Pertama oleh Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW mulai menerima wahyu pertama dari Allah SWT ketika beliau berusia 40 tahun. Wahyu pertama tersebut adalah surat Al-Alaq ayat 1-5 yang diturunkan melalui malaikat Jibril di gua Hira. Gua Hira adalah tempat Nabi Muhammad SAW sering menyendiri untuk beribadah dan merenungkan penciptaan alam semesta.

Pada suatu malam bulan Ramadhan, ketika Nabi Muhammad SAW sedang berada di gua Hira, tiba-tiba datang malaikat Jibril dalam wujud manusia. Malaikat Jibril memeluk Nabi Muhammad SAW dengan erat dan berkata: “I

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *