Agama Islam

Perbedaan Utama antara Sunni dan Syiah

×

Perbedaan Utama antara Sunni dan Syiah

Sebarkan artikel ini
Kisah Nabi Saleh Lengkap dari Lahir sampai Wafat
Kisah Nabi

Islam adalah agama yang memiliki dua aliran besar: Sunni dan Syiah. Meskipun keduanya memiliki kesamaan dalam ajaran dasar Islam, ada perbedaan penting yang membedakan keduanya. Artikel ini akan menjelaskan perbedaan utama antara aliran Sunni dan Syiah, termasuk pandangan tentang kepemimpinan, penafsiran hukum Islam, dan beberapa keyakinan khusus.

1. Kepemimpinan dan Imamah

Sunni: Umat Sunni mengakui kepemimpinan berdasarkan kelayakan dan pilihan umat. Mereka menganggap khalifah sebagai pemimpin umat, yang dipilih melalui musyawarah dan pemilihan oleh para tokoh masyarakat Muslim. Tidak ada konsep Imamah dalam aliran Sunni, dan kepemimpinan umat dianggap sebagai tanggung jawab penguasa yang adil.

Syiah: Sebaliknya, aliran Syiah meyakini konsep Imamah, yaitu keyakinan bahwa kepemimpinan umat harus dipegang oleh para Imam yang diwarisi secara keturunan dari Nabi Muhammad SAW. Para Imam ini dianggap memiliki otoritas ilahi dan spiritual yang lebih tinggi daripada pemimpin non-imam. Imam dalam aliran Syiah dianggap sebagai pewaris pengetahuan dan kebijaksanaan Nabi.

2. Pandangan tentang Ahlul-Bait

Sunni: Umat Sunni juga menghormati Ahlul-Bait, keluarga Nabi Muhammad SAW, namun tidak memberikan kedudukan khusus dalam kepemimpinan umat. Mereka mengakui keutamaan para sahabat Nabi dan mengambil contoh dari kehidupan mereka sebagai pedoman.

Syiah: Bagi aliran Syiah, Ahlul-Bait memiliki kedudukan yang sangat penting. Ali bin Abi Thalib, Fatimah az-Zahra, serta cucu Nabi, Hasan dan Husain, dianggap sebagai pewaris spiritual dan pemimpin yang sah dalam aliran Syiah. Umat Syiah menghormati dan menganggap mereka sebagai contoh teladan dalam ajaran Islam.

BACA JUGA:  Niat Puasa Ayyamul Bidh: Pengertian, Keutamaan, dan Tata Cara

3. Penafsiran Hukum Islam (Fiqih)

Sunni: Aliran Sunni mengikuti empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) dalam menafsirkan hukum Islam (fiqih). Setiap mazhab memiliki metode penafsiran dan pendekatan hukumnya sendiri, dan umat Sunni bebas untuk memilih salah satu mazhab yang sesuai dengan keyakinan dan tradisi mereka.

Syiah: Umat Syiah, di sisi lain, mengikuti pendekatan hukum yang berbeda. Mereka mengikuti mazhab Ja’fari dalam menafsirkan hukum Islam. Mazhab Ja’fari didasarkan pada ajaran dari Imam Ja’far ash-Shadiq, yang dianggap sebagai pendiri mazhab ini. Beberapa aspek fiqih dalam mazhab Ja’fari bisa berbeda dengan mazhab-mazhab Sunni.

4. Perayaan dan Tradisi Keagamaan

Sunni: Umat Sunni merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti Idul Fitri dan Idul Adha, serta perayaan lainnya seperti Maulid Nabi. Perayaan-perayaan ini diperingati dengan doa, puasa, dan kegiatan keagamaan lainnya.

Syiah: Umat Syiah memiliki perayaan yang juga mencakup peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Namun, perayaan terbesar bagi umat Syiah adalah peringatan Asyura dan Arbaeen. Peristiwa Asyura mengenang tragedi di Karbala, sementara Arbaeen merupakan peringatan ke-40 setelah peristiwa tersebut.

5. Pemakaman dan Ziarah

Sunni: Pemakaman dalam aliran Sunni diatur sesuai dengan tata cara Islam, dan pemakaman dilakukan sesegera mungkin setelah kematian. Meskipun beberapa Muslim Sunni dapat melakukan ziarah ke makam para sahabat Nabi atau tokoh-tokoh agama, praktik ini tidak sebanyak dalam aliran Syiah.

Syiah: Umat Syiah memiliki tradisi ziarah yang kuat, khususnya ke makam para Imam dan tokoh-tokoh agama. Ziarah ke makam-makam suci dianggap sebagai tindakan ibadah yang memberikan berkah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Baca lebih lengkap di sini : Ajaran Syiah: Memahami dan Membedah Pemahaman Mengenai Aliran Syiah dalam Islam

BACA JUGA:  Di Surga Laki-Laki Mendapatkan Bidadari, Perempuan Mendapat Apa?

Kesimpulan

Perbedaan utama antara Sunni dan Syiah terletak pada pandangan tentang kepemimpinan (Imamah), kedudukan Ahlul-Bait, penafsiran hukum Islam (fiqih), perayaan keagamaan, dan praktik pemakaman dan ziarah. Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan ini, penting bagi umat Muslim untuk menghormati perbedaan dan mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang masing-masing aliran. Keduanya memiliki kontribusi penting dalam sejarah dan perkembangan Islam secara keseluruhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *