Agama Islam

Pentingnya Mengenal Ifrath dan Tafrith dalam Islam

×

Pentingnya Mengenal Ifrath dan Tafrith dalam Islam

Sebarkan artikel ini
Definisi Surga dalam Islam - Keyakinan Muslim Tentang Akhirat

Pentingnya mengenal Ifrath dan tafrith. Artikel ini bertujuan untuk membahas makna dan pentingnya pemahaman tentang Ifrath dan tafrith dalam konteks kehidupan sehari-hari dan pemikiran manusia. Dalam Islam, Ifrath dan tafrith memegang peranan penting dalam mempertahankan keseimbangan dan menjauhi perilaku yang berlebihan.

Makna Ifrath dan Tafrith

Definisi Ifrath dan Tafrith

Ifrath merujuk pada perilaku yang terlalu berlebihan, baik dalam hal makanan, minuman, atau tindakan lainnya. Tafrith, di sisi lain, merujuk pada perilaku yang terlalu sedikit atau kurang dari kebutuhan yang seharusnya.

Contoh dalam kasus mengkonsumsi makanan atau minuman

Misalnya, Ifrath terjadi ketika seseorang makan atau minum dalam jumlah yang berlebihan, melebihi kapasitas tubuh manusia. Sebaliknya, Tafrith terjadi ketika seseorang tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dengan makan atau minum dalam jumlah yang cukup.

Dalam kasus ini, baik Ifrath maupun Tafrith memiliki dampak negatif pada kesehatan manusia. Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan, dengan konsumsi yang cukup tanpa berlebihan atau kekurangan.

Ifrath dan Tafrith dalam Pemikiran atau Ideologi

Label-label pemikiran yang bertebaran

Manusia sering kali dihadapkan pada berbagai label pemikiran yang bertebaran dalam kehidupan sehari-hari. Ada kelompok pemikiran ekstrim dan takfiri yang mengusung nama-nama dan istilah Islam, sering kali mengklaim diri mereka sebagai satu-satunya yang benar dan hanya mereka yang akan masuk surga. Di sisi lain, ada juga kelompok yang mengaku mengikuti ajaran Islam, tetapi dalam praktiknya hanya menjalankannya setengah-setengah.

Kelompok ekstrim dan takfiri

Kelompok pemikiran yang ekstrim dan takfiri menawarkan pandangan yang berbahaya, yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang sebenarnya. Mereka menyalahkan kelompok lain dan menganggap diri mereka sebagai penentang kemaksiatan. Pandangan ini bisa sangat membingungkan dan mempengaruhi generasi muda yang mencari kebenaran.

BACA JUGA:  Contoh Ajaran Syiah yang Bertentangan dengan Ajaran Islam

Kelompok yang setengah-setengah dalam menjalankan ajaran Islam

Di sisi lain, ada kelompok yang mengaku mengikuti ajaran Islam, tetapi dalam praktiknya mereka hanya menjalankan ibadah seperti shalat dan puasa saat bulan Ramadan. Mereka cenderung melakukannya hanya di awal dan akhir bulan suci ini. Kelompok ini tidak secara langsung menyalahkan kelompok lain, tetapi cara mereka menjalankan ajaran Islam terkadang tidak sesuai dengan ajaran tersebut.

Pentingnya pengenalan pada Ifrath dan Tafrith dalam pemikiran

Pengenalan pada makna Ifrath dan Tafrith dapat membantu generasi muda untuk membedakan pemikiran yang benar-benar mencerminkan ajaran Islam yang mulia. Dengan pemahaman ini, mereka dapat menghindari kelompok pemikiran yang berlebihan atau kurang. Pengenalan dan pemahaman terhadap Ifrath dan Tafrith juga dapat menjadi parameter untuk menilai validitas suatu pemikiran tanpa terpengaruh oleh nama atau label yang disandang.

Panggilan naluri untuk menjauhi Ifrath maupun Tafrith

Fitrah manusia yang cenderung berbuat baik

Dalam berbagai adat budaya, sering kali kita temui ajakan dari orang-orang besar untuk berbuat bijak. Ajakan ini tidak hanya berasal dari ajaran agama tertentu, tetapi juga muncul sebagai naluri manusia itu sendiri. Manusia cenderung memiliki kecenderungan untuk senantiasa berbuat baik. Jika ada di antara mereka yang ingin berbuat buruk, mereka akan berusaha menyembunyikannya dari orang lain, bahkan dari keluarga mereka sendiri.

Contoh ajakan untuk berbuat bijak

Misalnya, dalam bahasa Jawa terdapat pepatah yang mengatakan “Becik ketitik ala ketara”, yang berarti baik akan terlihat dampaknya, dan buruk juga akan nampak. Hal ini menggambarkan bahwa manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk selalu berbuat baik. Jika ada salah satu dari mereka ingin berbuat buruk, mereka akan berusaha keras agar perbuatan itu tidak diketahui orang lain. Sebagai contoh, pencuri hanya mencuri di tengah malam yang gelap, karena mereka berpikir bahwa gelapnya malam dapat menutupi perbuatan buruk yang mereka lakukan. Ada juga orang-orang yang mencuri di kampung orang lain, tetapi dalam kehidupan sehari-hari mereka berperilaku sebagai orang alim yang rajin pergi ke tempat ibadah.

BACA JUGA:  Puasa Tasua dan Asyura: Keutamaan, Niat, dan Cara Melaksanakannya

Manusia memiliki kebebasan memilih

Manusia memiliki kebebasan untuk berbuat Ifrath, Tafrith, atau memilih jalan tengah. Allah SWT memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan kehendaknya dengan bijak, yaitu memilih jalan yang tidak melibatkan Ifrath atau Tafrith. Manusia akan mendapatkan ganjaran atau hukuman berdasarkan pilihan dan perbuatan yang mereka lakukan. Allah mengirimkan para nabi dan kitab suci sebagai pedoman bagi manusia agar tidak terjebak dalam perbuatan Ifrath atau Tafrith.

Manusia Dilarang Ifrath dan Tafrith

Pesan dalam agama

Dalam Islam, terdapat perintah yang disampaikan dalam firman-Nya:

“يا بَني‏ آدَمَ …….وَ كُلُوا وَ اشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفينَ”

(Kullu wasyrabu wala tusrifu)

“Hai anak Adam, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Ayat ini memerintahkan manusia untuk makan dan minum secara proporsional, tidak berlebihan maupun kekurangan. Ayat ini mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan, termasuk dalam hal makanan dan minuman. Manusia dilarang untuk berlebihan atau kurang dalam mengkonsumsi makanan dan minuman.

Makanan tidak hanya bahan makanan fisik

Penting untuk dicatat bahwa makanan manusia tidak hanya terbatas pada makanan fisik, tetapi juga mencakup makanan rohani. Salah satu bentuk makanan rohani adalah pemikiran. Dalam konteks ini, manusia juga dilarang memberi makan pada pemikiran yang berlebihan (Ifrath) atau kurang (Tafrith). Pemikiran yang berlebihan bisa berupa pemikiran yang terlalu keras dan idealis, sementara pemikiran yang kurang bisa berarti pemikiran yang salah kaprah.

Kesimpulan

Pentingnya mengenal Ifrath dan Tafrith terletak pada upaya menjaga keseimbangan dalam kehidupan, baik dalam hal makanan dan minuman, maupun dalam pemikiran dan ideologi. Ifrath dan Tafrith dapat membawa dampak negatif bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami makna Ifrath dan Tafrith, serta menjauhinya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Islam, Ifrath dan Tafrith dilarang, dan manusia diperintahkan untuk menjaga keseimbangan dalam semua aspek kehidupan.

BACA JUGA:  Tutorial Sholat Taubat: Cara, Niat, Doa, dan Keutamaannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *