Tembang dolanan Tak Lelo Ledung, sebuah melodi yang memikat hati dari Jawa Tengah, telah mengukir jejaknya dalam sejarah musik tradisional Indonesia. Diciptakan oleh sosok legendaris, Waldjinah, ratu keroncong yang bersinar dari Surakarta, Jawa Tengah, lagu ini bukan sekadar alunan harmonis, tetapi juga sarana yang efektif untuk menidurkan buah hati kita. Mempunyai irama yang merdu dan tenang, Tak Lelo Ledung menjadi pilihan populer untuk mengantar bayi ke dunia mimpi.
Daftar Isi
Mengungkap Lirik dan Makna yang Tersembunyi
Mari kita telusuri lirik dan makna yang terkandung dalam Tembang Dolanan Tak Lelo Ledung:
Tak lelo lelo lelo ledung
Mari kutimang-timang engkau anakku
Dalam baris pembuka ini, kita disuguhkan dengan panggilan lembut seorang ibu kepada anaknya untuk dibujuk tidur. “Tak lelo lelo lelo ledung” secara harfiah mengajak anak untuk ditenangkan dan dirawat dengan penuh kasih sayang.
Cup menenga aja pijer nangis
Cup cup, jangan menangis terus
Melalui baris ini, kita diajak untuk memahami bahwa tangisan tidak akan pernah menjadi solusi atas segala masalah. Ada upaya untuk meredakan tangisan dan memunculkan kesadaran akan kehadiran penghiburan.
Anakku sing ayu (bagus) rupane
Anakku yang cantik/ganteng
Lirik ini merupakan ungkapan kekaguman seorang ibu terhadap kecantikan atau kegantengan anaknya. Ia ingin anaknya menyadari keindahan yang dimilikinya.
Yen nangis ndak ilang ayune (baguse)
Kalau menangis nanti hilang cantik/gantengnya
Pernyataan ini mengandung pesan bahwa tangisan tidak akan menghilangkan kecantikan atau kegantengan seseorang, melainkan hanya akan menyempurnakannya. Ini adalah dorongan untuk menjaga rasa percaya diri anak.
Tak gadang bisa urip mulyo
Kudoakan supaya engkau bisa hidup mulia
Melalui lirik ini, kita disuguhkan dengan doa dari seorang ibu untuk kesuksesan dan kemuliaan hidup anaknya. Ini mencerminkan harapan seorang ibu untuk masa depan yang gemilang bagi anaknya.
Dadiyo wanito (priyo) kang utomo
Jadilah orang yang utama (orang sukses)
Dalam lirik ini terkandung dorongan untuk menjadi sosok yang berprestasi dan dihormati dalam masyarakat. Anak diarahkan untuk mencapai kesuksesan dan menjadi teladan bagi orang lain.
Ngluhurke asmane wong tuwa
Meninggikan nama orang tua
Pernyataan ini mengandung pesan untuk menghormati dan meninggikan martabat orang tua. Anak diajarkan untuk menjadi sumber kebanggaan bagi orang tua dengan cara menjalani kehidupan yang baik.
Dadiyo pandekaring bangsa
Jadilah pendekar bangsa
Lirik ini merupakan ajakan untuk menjadi bagian dari kemajuan bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara. Anak diajak untuk memiliki peran yang penting dalam membentuk masa depan bangsa.
Wis cup menenga anakku
Sudah, jangan menangis anakku
Dalam lirik ini, kita melihat kelembutan seorang ibu yang berusaha menenangkan anaknya. Ia ingin anaknya merasa aman dan nyaman di pelukan kasihnya.
Kae mbulane ndadari
Lihat, bulannya bersinar terang
Melalui lirik ini, kita dibawa untuk mengamati keindahan alam dan memahami bahwa kehidupan terus berjalan meski dalam kegelapan. Ada harapan akan kecerahan di tengah kegelapan yang dialami.
Kaya butho nggegilani
Seperti buta yang mengerikan
Lirik ini menggambarkan kesendirian dan kegelapan yang menakutkan, mengajak kita untuk bersyukur atas cahaya yang ada dalam hidup kita.
Lagi nggoleki cah nangis
Sedang mencari anak yang sedang menangis
Pernyataan ini menggambarkan perasaan seorang ibu yang gelisah ketika anaknya menangis, dan siap untuk memberikan kelembutan dan kasih sayang.
Enggal menenga ya cah ayu (bagus)
Lekaslah diam wahai anakku
Melalui baris ini, kita diajak untuk mendengarkan dengan tenang dan menerima arahan yang diberikan oleh ibu.
Tak emban slendang batik kawung
Kupakai selendang batik kawung
Ini adalah ungkapan bahwa seorang ibu siap memberikan perlindungan dan kenyamanan kepada anaknya dengan cara apapun.
Yen nangis mundak ibu bingung
Kalau menangis, ibu tambah bingung
Pernyataan ini menggambarkan perasaan kebingungan seorang ibu ketika anaknya menangis, tetapi ia tetap siap untuk memberikan kasih sayang.
Makna dan Kekuatan Tembang Dolanan Tak Lelo Ledung
Tembang dolanan Tak Lelo Ledung bukan sekadar lagu daerah biasa. Melalui liriknya yang penuh makna, ia membawa kita pada perjalanan emosional yang mendalam. Dibalut dengan nada yang tenang, ia mampu meredakan kegelisahan dan mengantar kita ke alam mimpi dengan lembut. Di balik kata-kata sederhana, tersembunyi pesan-pesan penting tentang kasih sayang, keberanian, kesuksesan, dan kehidupan. Tembang ini bukan hanya sekadar lagu, tetapi juga sebuah warisan budaya yang memperkaya jiwa dan hati.
Jawaban untuk Tantangan
Dari manakah tembang dolanan Tak Lelo Ledung? Tembang dolanan Tak Lelo Ledung berasal dari Jawa Tengah, diciptakan oleh Waldjinah, seorang ratu keroncong dari Surakarta.
Tak Lelo Ledung bukan hanya sekadar lagu, melainkan juga simbol kelembutan, kasih sayang, dan harapan bagi masa depan. Melalui liriknya yang penuh makna, lagu ini mengajarkan kepada kita nilai-nilai yang penting dalam kehidupan.