EdukasiBiography

Mengungkap Rahasia Kehidupan H.B. Jassin

×

Mengungkap Rahasia Kehidupan H.B. Jassin

Sebarkan artikel ini
Sejarah dan Properti Tari Topeng Cirebon
Sejarah Tari Topeng Cirebon

Bagi para peminat sastra Indonesia, nama H.B. Jassin tentu tak asing lagi. Sosoknya yang dijuluki “Paus Sastra” ini telah memberikan kontribusi luar biasa dalam memajukan dan memperkaya khazanah sastra bangsa.

Namun, di balik kegemilangan kiprahnya, tahukah Anda tentang masa kecil dan pengaruh yang membentuk H.B. Jassin menjadi seorang kritikus sastra ternama? Artikel ini akan mengupas kisah inspiratif tentang perjalanan hidup Jassin, khususnya pengaruh sang ayah yang berperan penting dalam menuntunnya di dunia sastra.

Berawal dari pertanyaan kunci dalam “Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 5 Kurikulum Merdeka”, kita akan menyelami informasi tentang di mana dan kapan H.B. Jassin dilahirkan, kapan ia wafat dan di mana ia dimakamkan, dan sejak kapan ia bekerja di Balai Pustaka.

Lebih jauh, kita akan menguak pengaruh apa yang diberikan sang ayah terhadap H.B. Jassin, menelusuri jejak kasih sayang, bimbingan, dan nilai-nilai yang ditanamkan dalam diri Jassin kecil, yang mengantarkannya menjadi sosok luar biasa di dunia sastra Indonesia.

Mari selami kisah inspiratif H.B. Jassin dan temukan bagaimana pengaruh sang ayah mengantarkannya menjadi “Paus Sastra” yang diguguhi dan dihormati hingga saat ini.

Di mana dan kapan H.B. Jassin dilahirkan?

Hans Bague Jassin, lebih dikenal sebagai H.B. Jassin, dilahirkan di Gorontalo pada tanggal 31 Juli 1917. Ayahnya, Bague Mantu Jassin, adalah seorang pegawai Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), perusahaan minyak Hindia Belanda. Ibunya, Habiba Jau, adalah seorang ibu rumah tangga. Jassin memiliki lima saudara kandung.

BACA JUGA:  Quality Work Of Life Atau Kualitas Kehidupan Kerja Biasanya Berkaitan dengan Pemberian Penghargaan

Sejak kecil, Jassin sudah menunjukkan minat pada sastra. Beliau sering membaca buku dan karya sastra di perpustakaan ayahnya. Minat ini semakin berkembang ketika Jassin menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Taman Siswa Yogyakarta. Di sana, beliau aktif dalam kegiatan sastra dan jurnalistik.

Kapan H.B. Jassin wafat dan di mana ia dimakamkan?

H.B. Jassin wafat pada hari Sabtu, 11 Maret 2000 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dalam usia 82 tahun.

Beliau dimakamkan dengan upacara kemiliteran di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta Selatan.

Jasad H.B. Jassin dikebumikan di Blok B-104 Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata merupakan bentuk penghormatan atas jasa-jasa H.B. Jassin dalam memajukan sastra Indonesia.

Sejak kapan H.B. Jassin bekerja di Balai Pustaka?

H.B. Jassin bekerja di Balai Pustaka sejak Februari 1940 hingga 21 Juli 1947.

Selama masa kerjanya di Balai Pustaka, Jassin memegang berbagai jabatan penting, antara lain:

  • Anggota Sidang Pengarang Redaksi Buku (1940-1942)
  • Redaktur Panji Pustaka (1942-1945)
  • Wakil Pemimpin Redaksi Panca Raya (1945-1947)
  • Di Balai Pustaka, Jassin memainkan peran penting dalam penerbitan buku-buku sastra Indonesia. Beliau juga aktif dalam mempromosikan sastra Indonesia ke masyarakat luas.

Meskipun Jassin hanya bekerja di Balai Pustaka selama 7 tahun, kontribusinya pada perkembangan sastra Indonesia di masa itu sangatlah signifikan.

Pengaruh Sosok Ayah: Menanam Benih Kecintaan pada Sastra

Sosok ayah, Bagoe Mantu Jassin, memiliki pengaruh besar dalam hidup H.B. Jassin. Beliau menanamkan kecintaan pada sastra dan pentingnya dokumentasi. Kebiasaan sang ayah dalam menyimpan berbagai dokumen kesusastraan menginspirasi Jassin untuk melakukan hal yang sama, yang kemudian menjadikannya sebagai salah satu pakar dokumentasi sastra terkemuka di Indonesia.

BACA JUGA:  Memory updated Transfer Gen pada Bakteri: Transformasi, Transduksi, dan Konyugasi

Pengaruh apa yang diberikan sang ayah terhadap H.B. Jassin?

Ayah H.B. Jassin, Bague Mantu Jassin, memiliki pengaruh besar dalam membentuk diri dan kiprah H.B. Jassin di dunia sastra Indonesia. Berikut beberapa pengaruhnya:

Kecintaan pada Membaca:

Ayah Jassin memiliki perpustakaan pribadi yang besar dan gemar membaca. Kebiasaan ini menular kepada Jassin kecil, yang sering diam-diam membaca koleksi buku ayahnya meskipun dilarang karena dianggap bacaan orang dewasa. Hal ini menumbuhkan kecintaan Jassin pada dunia sastra dan buku sejak dini.

Kedisiplinan dan Etos Kerja:

Bague Mantu Jassin dikenal sebagai sosok yang disiplin dan memiliki etos kerja tinggi. Hal ini terlihat dari pekerjaannya sebagai pegawai negeri yang tekun dan bertanggung jawab. Sikap ini diwariskan kepada Jassin, yang juga dikenal sebagai pekerja keras dan disiplin dalam berkarya dan mengabdikan diri untuk kemajuan sastra Indonesia.

Keterampilan Menulis:

Meskipun Jassin kecil mengalami kesulitan berbicara (gagap), ia memiliki bakat menulis yang luar biasa. Bague Mantu Jassin, yang juga gemar menulis, mendukung bakat anaknya dengan mendorongnya untuk terus berlatih menulis. Dukungan dan bimbingan ini membantu Jassin mengembangkan kemampuannya menjadi seorang kritikus dan esais sastra yang ternama.
Pendidikan Informal:

Bague Mantu Jassin memberikan pendidikan informal kepada Jassin kecil dengan mengajaknya berdiskusi tentang berbagai topik, termasuk sastra, budaya, dan politik. Diskusi-diskusi ini membuka wawasan Jassin dan membantunya mengembangkan pemikiran kritisnya.

Pengaruh Negatif:

Di sisi lain, sifat ayah Jassin yang keras dan disiplin juga memiliki pengaruh negatif pada Jassin. Jassin kecil merasa tertekan dan tidak bebas untuk mengungkapkan pendapatnya secara terbuka. Hal ini membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang introver dan mudah ragu-ragu.

Meskipun demikian, secara keseluruhan, pengaruh ayah H.B. Jassin lebih banyak positifnya. Kecintaan pada membaca, kedisiplinan, keterampilan menulis, dan pendidikan informal yang diberikannya menjadi fondasi penting bagi perkembangan Jassin sebagai seorang sastrawan terkemuka di Indonesia.

BACA JUGA:  Bahaya Makeup Kadaluarsa dan Risiko Kesehatan yang Mengintai jika Digunakan

Sebagai tambahan, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki pengalaman dan interpretasi yang berbeda tentang pengaruh orang tua mereka. Pemahaman tentang pengaruh ayah H.B. Jassin ini dapat membantu kita untuk memahami perjalanan hidup dan karya-karyanya dengan lebih baik.

Penutup

Menelusuri jejak H.B. Jassin melalui pertanyaan kunci dalam “Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 5 Kurikulum Merdeka”, kita telah menemukan jawaban atas beberapa pertanyaan penting.

H.B. Jassin dilahirkan di Talawi, Sulawesi Selatan pada tanggal 31 Januari 1911 dan wafat di Jakarta pada tanggal 17 April 1987. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Jassin memulai karirnya di Balai Pustaka pada tahun 1933.

Lebih dari sekadar informasi biografis, artikel ini telah mengupas pengaruh besar sang ayah, Bague Mantu Jassin, terhadap perjalanan hidup Jassin. Kecintaan membaca, kedisiplinan, keterampilan menulis, dan pendidikan informal yang ditanamkan sang ayah menjadi fondasi penting bagi Jassin dalam meraih kesuksesan di dunia sastra.

Pengaruh sang ayah tak hanya membentuk Jassin sebagai seorang sastrawan, tetapi juga sebagai pribadi yang disiplin, pekerja keras, dan memiliki integritas tinggi. Kisah hidup H.B. Jassin menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Melalui kisah inspiratifnya, H.B. Jassin telah membuktikan bahwa peran orang tua, khususnya ayah, sangatlah penting dalam membentuk karakter dan kesuksesan seorang anak.

Ingatlah poin-poin penting berikut:

  • H.B. Jassin lahir di Gorontalo pada 13 Juli 1917.
  • Beliau wafat pada 11 Maret 2000 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
  • Jassin memulai karirnya di Balai Pustaka pada 1 Februari 1940.
  • Sang ayah memberikan pengaruh besar dalam menumbuhkan kecintaannya pada sastra dan dokumentasi.
  • H.B. Jassin meninggalkan warisan karya yang gemilang, seperti Kritika dan Karya, Kesusastraan Indonesia dalam 20 Tahun, dan Antologi 50 Tahun Puisi Indonesia.

Semoga artikel ini dapat membantu para siswa dalam memahami kehidupan dan karya H.B. Jassin. Teruslah berkarya dan lestarikan kekayaan sastra Indonesia!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *