Surat An-Nisa Ayat 125
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَٱتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَٱتَّخَذَ ٱللَّهُ إِبْرَٰهِيمَ خَلِيلًا
Arab-Latin: Wa man aḥsanu dīnam mim man aslama waj-hahụ lillāhi wa huwa muḥsinuw wattaba’a millata ibrāhīma ḥanīfā, wattakhażallāhu ibrāhīma khalīlā
Artinya: Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.
Fitrah Interaksi Manusia dalam Perspektif Agama dan Kemanusiaan
Dari ayat ini, kita dapat mengidentifikasi dua aspek penting mengenai fitrah interaksi manusia:
- Interaksi Manusia dengan Allah:
- Fitrah ini tercermin dalam perbuatan manusia yang berserah diri kepada-Nya.
- Manusia yang benar-benar mulia di sisi Allah adalah orang yang menyerahkan segala urusannya kepada-Nya dengan tulus dan ikhlas.
- Ini menggambarkan hubungan yang erat antara hamba dan Penciptanya, di mana manusia mengakui kelemahannya dan bergantung sepenuhnya kepada Allah dalam setiap aspek kehidupannya.
- Interaksi Manusia dengan Sesama:
- Orang yang mulia di sisi Allah adalah orang yang berbuat baik kepada sesama manusia.
- Perilaku sehari-hari yang mencakup berbagai bentuk kebaikan, seperti menolong yang membutuhkan, bersedekah kepada yang miskin, tidak menipu, tidak berbohong, dan menjalankan prinsip-prinsip moral yang tinggi, merupakan bagian dari fitrah ini.
- Fitrah ini mencakup hubungan vertikal antara manusia dan Allah serta hubungan horizontal antara manusia dengan sesama manusia.
Dengan memahami fitrah ini, kita dapat menjalani kehidupan dengan kesadaran akan ketergantungan dan ketaatan kepada-Nya, serta memperkuat hubungan positif dengan sesama manusia.
Semoga penjelasan ini bermanfaat dan menginspirasi kita untuk mengamalkan fitrah interaksi manusia yang baik dalam kehidupan sehari-hari
Disclaimer: Kebenaran jawaban di atas bersifat terbuka dan bisa dieksplorasi lebih lanjut. Setiap individu dapat memperdalam pemahaman mengenai fitrah ini melalui penelitian dan refleksi pribadi