Daftar Raja-Raja Mataram Islam dan Tahunnya

fokus edukasi
Pendidikan

Hai, para pelajar dan pengajar yang selalu penuh semangat! Kali ini kita akan mengupas lebih dalam tentang Kerajaan Mataram Islam dengan fokus pada para raja yang pernah memimpin kerajaan ini. Kerajaan Mataram Islam memiliki sejumlah raja yang memainkan peran penting dalam sejarah kerajaan. Mari kita telusuri daftar raja-raja tersebut beserta tahunnya.

Baca juga: Kehidupan Politik dan Ekonomi Kerajaan Mataram Islam

Daftar Raja-Raja Mataram Islam

1. Danang Sutawijaya (Panembahan Senopati) – 1586-1601

Danang Sutawijaya, yang juga dikenal sebagai Panembahan Senopati, adalah pendiri Kerajaan Mataram Islam. Memimpin sejak tahun 1586, Danang Sutawijaya merupakan sosok yang berhasil mendirikan kerajaan ini setelah berhasil menumpas pemberontakan Arya Penangsang bersama ayahnya, Ki Ageng Pemanahan.

2. Raden Mas Jolang (Panembahan Hanyakrawati) – 1601-1613

Raden Mas Jolang, atau dikenal sebagai Panembahan Hanyakrawati, adalah putra dari Danang Sutawijaya. Ia melanjutkan kepemimpinan ayahnya pada tahun 1601 dan memerintah hingga 1613. Masa pemerintahannya cukup singkat dan diwarnai dengan berbagai tantangan internal.

3. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung) – 1613-1645

Sultan Agung adalah salah satu raja terbesar dalam sejarah Mataram Islam. Memerintah dari tahun 1613 hingga 1645, Sultan Agung dikenal karena memperluas wilayah kerajaan dan membawa Mataram ke puncak kejayaannya. Ia juga terkenal karena usahanya yang gigih namun gagal dalam merebut Batavia dari VOC.

4. Amangkurat I (Susuhunan Amangkurat I) – 1645-1677

Amangkurat I, putra Sultan Agung, memerintah dari tahun 1645 hingga 1677. Pada masa pemerintahannya, hubungan dengan VOC semakin erat. Sayangnya, kebijakannya yang cenderung memihak VOC dan kekejamannya terhadap bangsawan yang berseberangan dengannya menyebabkan kemunduran kerajaan.

BACA JUGA :  Dinamika dalam Pengesahan Pancasila untuk Mapel PKN Kelas 10 Kurikulum Merdeka

5. Amangkurat II (Susuhunan Amangkurat II) – 1677-1703

Amangkurat II mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya pada tahun 1677. Ia memerintah hingga 1703 dan memindahkan ibu kota kerajaan dari Plered ke Kartasura. Masa pemerintahannya juga diwarnai dengan perlawanan dari Trunojoyo dan konflik internal lainnya.

6. Amangkurat III (Susuhunan Amangkurat III) – 1703-1708

Amangkurat III hanya memerintah selama lima tahun dari 1703 hingga 1708. Pemerintahannya berakhir ketika ia dikalahkan oleh pamannya, Pangeran Puger, yang didukung oleh VOC. Ia kemudian diasingkan ke Sri Lanka.

7. Pangeran Puger (Pakubuwono I) – 1704-1719

Pangeran Puger, yang kemudian dikenal sebagai Pakubuwono I, memerintah dari tahun 1704 hingga 1719 setelah berhasil merebut takhta dari Amangkurat III. Pemerintahannya menandai periode stabilisasi setelah konflik sebelumnya.

8. Amangkurat IV – 1719-1726

Amangkurat IV, putra Pakubuwono I, memerintah dari 1719 hingga 1726. Masa pemerintahannya diwarnai oleh konflik internal dengan saudara-saudaranya yang menolak kepemimpinannya. Namun, ia berhasil menjaga kestabilan kerajaan hingga akhir masa pemerintahannya.

9. Pakubuwono II – 1726-1749

Pakubuwono II, putra Amangkurat IV, memerintah dari 1726 hingga 1749. Pemerintahannya menghadapi berbagai tantangan, termasuk serangan dari pemberontak dan campur tangan VOC yang semakin kuat. Pada masa ini, ibu kota kerajaan dipindahkan ke Surakarta setelah istana Kartasura diserang.

10. Pakubuwono III – 1749-1788

Pakubuwono III memerintah dari 1749 hingga 1788. Meskipun secara resmi kekuasaan kerajaan berakhir pada tahun 1755 dengan Perjanjian Giyanti yang membagi Mataram menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, Pakubuwono III tetap menjadi raja yang dihormati di Surakarta.

Kesimpulan

Kerajaan Mataram Islam mengalami banyak perubahan dan tantangan di bawah kepemimpinan berbagai raja. Dari pendirian oleh Panembahan Senopati hingga pembagian wilayah oleh Pakubuwono III, setiap raja membawa perubahan signifikan dalam sejarah kerajaan ini. Mengetahui daftar raja-raja Mataram Islam membantu kita memahami bagaimana kerajaan ini berkembang dan beradaptasi terhadap berbagai tantangan sepanjang sejarahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *