Mengenal Jenis-Jenis Majas dan Contohnya Secara Lengkap

fokus edukasi
Pendidikan

Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa yang digunakan untuk membuat kalimat menjadi lebih hidup dan menarik. Umumnya, majas digunakan dalam karya sastra, baik lisan maupun tulisan. Penggunaan majas sudah ada sejak era Yunani Kuno. Tujuannya adalah untuk memberikan efek tertentu kepada pembaca melalui gaya bahasa yang memberikan kesan lebih emosional.

Untuk lebih memahami apa itu majas, jenis-jenis majas, serta contoh penggunaannya, berikut penjelasannya.

Jenis-Jenis Majas

1. Majas Perbandingan

Majas perbandingan adalah majas yang membandingkan atau menyandingkan satu objek dengan objek lainnya. Jenis-jenis majas perbandingan antara lain:

Personifikasi

Majas ini membandingkan manusia dengan benda mati, sehingga benda tersebut seolah-olah bersikap seperti manusia.

Contoh:

  • Laut yang biru seakan menatapku dalam keheningan.
  • Angin berbisik di telingaku.

Metafora

Metafora menggunakan perbandingan dua objek yang berbeda tetapi memiliki kemiripan.

Contoh:

  • Perusahaan itu bangkrut karena ulah tikus berdasi.
  • Jangan sembarangan, kabarnya Agung Sejati itu keturunan darah biru.

Hiperbola

Hiperbola adalah gaya bahasa yang melebih-lebihkan suatu objek, bahkan dengan permisalan yang tidak masuk akal.

Contoh:

  • Yasmin tidak berkutik ketika mendengar amarah ayahnya yang menggelegar.
  • Kata-katanya begitu menusuk hati.

Simile

Simile menggambarkan suatu keadaan dengan membandingkan suatu hal dengan hal lainnya menggunakan kata-kata seperti, ibarat, umpama, bak, laksana, serupa, dan lain-lain.

Contoh:

  • Seperti air di daun talas.
  • Wajahnya bagaikan bulan kesiangan.

Alegori

Alegori dibuat untuk membandingkan dua objek dengan menggunakan kata kiasan.

Contoh:

  • Hidup adalah roda yang selalu berputar.
  • Alquran adalah rambu yang dapat memandu kita ke hadirat Ilahi Rabbi.

Eufemisme

Eufemisme mengganti kata-kata yang dianggap kurang etis diucapkan dengan kata-kata yang lebih halus.

Contoh:

  • Orang tuna netra memiliki hak yang sama dengan orang lainnya.
  • Jika malas berusaha dan bekerja, kamu bisa menjadi tuna wisma.

Asosiasi

Majas asosiasi digunakan untuk menyampaikan perasaan atau emosi dengan objek, simbol, atau situasi yang berbeda.

Contoh:

  • Langit yang biru mengingatkan aku pada kenangan indah masa kecil.
  • Bunga mawar merah mengingatkan aku pada cinta yang dahulu.

Antonomasia

Majas antonomasia menggunakan nama atau gelar yang secara umum mewakili seseorang atau sesuatu yang lebih spesifik.

Contoh:

  • Bapak Proklamator” mengacu pada Bung Karno sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia.
  • Guru Besar” mengacu pada seseorang yang diakui sebagai ahli dalam bidang tertentu.
BACA JUGA :  Jawab Soal Kegiatan 2 Teks 'Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak', Bahasa Indonesia Kelas X

2. Majas Pertentangan

Majas pertentangan bertujuan menggambarkan dua hal yang bertentangan atau berkebalikan. Jenis-jenis majas pertentangan antara lain:

Litotes

Majas litotes merendahkan diri atau merendah hati, kebalikan dari hiperbola yang melebih-lebihkan.

Contoh:

  • Aku cuma bocah ingusan di devisi ini (padahal ia seorang senior).
  • Mari mampir ke gubuk kami, pak!

Anakronisme

Majas anakronisme mengungkapkan kejadian yang tidak sesuai dengan waktu kejadiannya.

Contoh:

  • Kalau saja para prajurit kerajaan Majapahit menggunakan senjata pistol, tentu akan beda cerita.
  • Ternyata Bandung Bondowoso dan Sangkuriang berteman di media sosial.

Paradoks

Paradoks menggunakan bahasa kiasan untuk membandingkan sesuatu yang berkebalikan.

Contoh:

  • Sawah itu tetap subur meski kemarau sedang melanda daerah tersebut.
  • Dina selalu merasa kesepian meskipun tinggal di tengah keramaian kota.

Sinekdoke

Sinekdoke digunakan untuk menyamarkan maksud sebenarnya dengan kata atau frasa yang tidak sesuai dengan arti sesungguhnya.

Contoh:

  • Kepala sekolah memuji murid-murid yang rajin (tetapi dia sendiri sering terlambat datang ke sekolah).
  • Politisi itu berbicara tentang korupsi (tapi dia sendiri terlibat dalam skandal korupsi).

Antitesis

Majas antitesis menggunakan kata-kata yang berlawanan satu sama lain.

Contoh:

  • Tua muda, besar kecil, semuanya hadir di sini.
  • Bagi kami, menang kalah tak jadi masalah.

Kontradiksi Interminus

Majas kontradiksi interminus mengungkapkan penyangkalan terhadap pernyataan sebelumnya, disertai kata penghubung seperti; kecuali atau hanya saja.

Contoh:

  • Seluruh saudaranya berprofesi sebagai guru, hanya dia saja yang bekerja sebagai pengusaha.
  • Lowongan kerja itu diperuntukkan bagi siapa saja termasuk yang baru lulus, kecuali yang sudah menikah.

Oksimoron

Oksimoron menempatkan paradoks atau dua hal berlawanan dalam sebuah kalimat yang sama.

Contoh:

  • Hal yang tetap dalam dunia adalah perubahan.
  • Pria tersebut telah merasakan pahit manisnya kehidupan.

3. Majas Penegasan

Majas penegasan dibuat untuk menegaskan dan mempengaruhi orang lain. Jenis-jenis majas penegasan antara lain:

Retorika

Majas retorika berbentuk kalimat tanya tetapi tidak memerlukan jawaban karena hanya digunakan sebagai penegasan saja.

Contoh:

  • Siapa yang tidak senang ketika tim yang dibelanya menang?
  • Siapa yang tidak ingin hidup bergelimang harta?
BACA JUGA :  Bacalah dengan cermat teks di bawah ini Berikan tanda koreksi

Pleonasme

Majas pleonasme menambahkan keterangan penjelas pada pernyataan yang telah jelas untuk menegaskan kalimat.

Contoh:

  • Kita harus terus maju ke depan menyambut masa depan.
  • Siswa-siswi masuk ke dalam kelas pagi hari.

Tautologi

Majas tautologi menggunakan kata-kata yang bersinonim untuk menegaskan sesuatu.

Contoh:

  • Jadilah anak yang berbakti, taat, patuh, dan penurut kepada kedua orang tua.
  • Dalam kehidupan bermasyarakat, hendaknya hidup bersama dengan rukun, akur, dan bersaudara.

Kiasmus

Majas kiasmus berisi perulangan sekaligus pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat.

Contoh:

  • Yang kaya merasa dirinya miskin, sedang yang miskin mengaku dirinya kaya.
  • Orang pandai ingin disebut bodoh, namun banyak orang bodoh mengaku pandai.

Aliterasi

Aliterasi meningkatkan ritme, memperkuat perasaan, atau memberikan efek khusus lainnya melalui pengulangan kata atau kalimat yang sama atau serupa dengan kata atau kalimat yang berdekatan.

Contoh:

  • Si Siti tidur di atas selimut sutra yang sama.
  • Bunga berguguran di bumi yang basah.

Paralelisme

Majas paralelisme menegaskan informasi dengan penggunaan kata yang dipakai berulang-ulang. Biasanya dipakai dalam puisi.

Contoh:

  • Cinta itu adalah pengorbanan.
  • Cinta itu tangis dan tawa.

Repetisi

Majas repetisi menegaskan dengan menggunakan pengulangan kata yang sama dalam satu kalimat.

Contoh:

  • Mereka yang ku sayang, mereka yang ku cinta, mereka yang rindu.
  • Dirimu yang kutunggu, dirimu yang kunanti, dirimu yang kuharap.

Klimaks

Majas klimaks menyebutkan lebih dari dua hal secara berurutan dari tingkatan paling rendah menuju tingkatan yang lebih tinggi.

Contoh:

  • Acara ulang tahun Universitas dihadiri oleh mahasiswa, karyawan, dosen, dan rektor.
  • Lomba diselenggarakan dari tingkat kabupaten, kota, provinsi, bahkan tingkat nasional.

4. Majas Sindiran

Majas sindiran adalah kata-kata kiasan yang bertujuan untuk menyindir seseorang, perilaku, atau kondisi. Jenis-jenis majas sindiran antara lain:

Ironi

Majas ironi digunakan untuk mengejek atau mengejutkan dengan mengungkapkan sesuatu yang bertolak belakang dengan yang diharapkan.

Contoh:

  • Santun sekali perilakunya, bertanya saja pakai teriak-teriak.
  • Hari ini hujan deras sekali, benar-benar cocok untuk berenang.

Sinisme

Sinisme digunakan untuk menyindir atau mencemooh secara tidak langsung, dengan ungkapan yang lebih kasar dibandingkan ironi.

Contoh:

  • Bukankah kamu sudah pintar, mengapa harus terus bertanya kepadaku?
  • Kau harusnya sadar, orang tuamu kerja banting tulang tapi kau hanya bermalas-malasan.
BACA JUGA :  Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9: Membuat Podcast Kekerabatan Matrilineal & Patrilineal

Sarkasme

Sarkasme menyindir dengan cara yang sangat kasar dan sarkastik.

Contoh:

  • Murid yang satu ini sangat bodoh, meski aku mengajarinya sampai mulutku berbusa, dia tidak akan paham.
  • Dasar sok tau! Gara-gara kecerobohan dan sifat sok taumu itu, hampir saja kita semua tersesat di dalam hutan rimba ini.

Satire

Satire mengungkapkan sindiran dengan kata-kata kiasan seperti ironi, namun dengan cara yang keras seperti sarkasme.

Contoh:

  • Nuranimu lagi tidur ya? Bisa-bisanya kau mengeroyoki temanmu di depan umum.
  • Syaraf otakmu sedang putus ya? Bisa-bisanya kau berpikir curang seperti itu!

Inuendo

Inuendo berupa sindiran yang diungkapkan dengan cara mengecilkan fakta sebenarnya.

Contoh:

  • Kawanku memang cantik, hanya saja suka berbohong.
  • Dia berhasil naik jabatan tetapi hasil menyuap.

Dengan memahami berbagai jenis majas dan contohnya, kita dapat memperkaya kemampuan berbahasa kita, membuat tulisan menjadi lebih hidup, dan memberikan kesan yang lebih mendalam kepada pembaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *