Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 150 Kurikulum Merdeka: Pengembangan Pesawat Terbang Indonesia
Daftar Isi:
Dalam pembelajaran IPS Kelas 9 berdasarkan Kurikulum Merdeka, salah satu topik menarik yang dibahas adalah perkembangan teknologi penerbangan di Indonesia, terutama mengenai peran penting Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kini dikenal sebagai PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Melalui topik ini, siswa diajak untuk memahami sejarah dan kontribusi IPTN dalam pengembangan pesawat nasional, yang mencakup pesawat N250 dan N2130.
Artikel ini akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada halaman 150 buku IPS Kelas 9 Kurikulum Merdeka. Fokus.co.id akan membahas setiap pertanyaan secara detail, sehingga pembaca, termasuk siswa, mahasiswa, guru, dan orang tua, bisa mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai topik ini.
Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 180-181 Perusahaan Teknologi
Bersumber dari buku IPS kelas 9 Kurikulum Merdeka mencatat prestasi besar IPTN dalam merancang pesawat nasional N250, yang berhasil melakukan penerbangan perdananya pada 10 Agustus 1995.
Tugas siswa kali ini adalah melakukan riset kelompok untuk mencari informasi lebih lanjut tentang perjalanan Industri Pesawat Terbang Nusantara.
Kegiatan ini sangat penting untuk memperdalam pemahaman siswa tentang perkembangan teknologi di Indonesia.
Mari kita simak pembahasan kunci jawaban IPS kelas 9 pada halaman 150, yang akan membantu kalian dalam mengerjakan tugas ini!
Carilah informasi lebih jauh mengenai hal ini dengan menjawab pertanyaan panduan berikut:
1. Bagaimana profil pesawat N250 dan N2130 yang berhasil dibuat oleh IPTN?
2. Bagaimana kelanjutan perjalanan dari perusahaan IPTN setelah krisis moneter tahun 1998?
3. Hanya ada beberapa negara saja yang mampu membuat pesawat secara mandiri di mana Indonesia adalah salah satu di antaranya. Menurutmu, mengapa Indonesia bisa melakukan hal tersebut?
4. Ke depan, apakah menurutmu Indonesia bisa melanjutkan proyek pengembangan pesawat yang sudah berhenti tersebut?
Jawaban:
Profil Pesawat N250 dan N2130 yang Dibuat oleh IPTN
1. Bagaimana profil pesawat N250 dan N2130 yang berhasil dibuat oleh IPTN?
Pesawat N250
Pesawat N250, yang dikenal dengan nama Gatotkaca, adalah salah satu pencapaian besar dalam sejarah industri penerbangan Indonesia. Berikut adalah beberapa aspek penting mengenai pesawat ini:
- Nama: N250 Gatotkaca
- Tahun Pengembangan: Rencana pengembangan pesawat ini dimulai pada Paris Air Show tahun 1989, dan prototipenya mulai dibuat pada tahun 1992.
- Desain dan Produksi: Pesawat N250 awalnya dirancang untuk menampung 50 penumpang, namun kemudian kapasitasnya ditingkatkan menjadi 64-68 penumpang.
- Spesifikasi Mesin: Ditenagai oleh dua mesin turboprop Allison AE 2100C dengan daya masing-masing 2439 kW, pesawat ini menggunakan baling-baling enam bilah.
- Performa: N250 mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610 km/jam dan kecepatan ekonomis 555 km/jam. Dengan kapasitas bahan bakar standar, pesawat ini dapat menjelajahi hingga 1.480 km, dan dengan tambahan bahan bakar bisa mencapai 2.040 km.
- Dimensi: Pesawat ini memiliki panjang 26,30 meter, tinggi 8,37 meter, dan bentang sayap 28 meter.
Pesawat N250 adalah pesawat pertama di dunia yang menggunakan teknologi fly-by-wire pada kelas turboprop, sebuah pencapaian teknologi yang sangat mengesankan pada zamannya.
Pesawat N2130
Pesawat N2130 direncanakan sebagai pesawat penumpang dengan kapasitas lebih besar dibandingkan N250. Proyek ini diharapkan dapat bersaing dengan pesawat-pesawat besar seperti Boeing 737 dan Airbus A320. Namun, sayangnya, proyek ini tidak sempat diselesaikan karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada akhir 1990-an. Berikut adalah beberapa informasi penting mengenai N2130:
- Nama: N2130
- Tahun Pengembangan: Proyek ini direncanakan setelah pengembangan N250, tetapi terhenti akibat krisis moneter.
- Spesifikasi: Kapasitas pesawat ini ditargetkan untuk 80 hingga 130 penumpang, namun pesawat ini hanya sampai pada tahap prototipe dan belum pernah diterbangkan.
Kedua pesawat ini mencerminkan upaya besar Indonesia dalam mengembangkan pesawat terbang secara mandiri. Namun, karena berbagai hambatan ekonomi, khususnya krisis moneter tahun 1998, pengembangan N2130 terhenti.
Kelanjutan Perjalanan IPTN Setelah Krisis Moneter Tahun 1998
2. Bagaimana kelanjutan perjalanan dari perusahaan IPTN setelah krisis moneter tahun 1998?
Krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1998 memberikan dampak yang signifikan terhadap banyak industri di Indonesia, termasuk Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Perusahaan yang menjadi kebanggaan bangsa ini mengalami kemunduran besar. Pengembangan pesawat N250 yang telah terbang pada tahun 1995 harus dihentikan, dan proyek N2130 tidak pernah mencapai tahap produksi.
Setelah krisis tersebut, IPTN mengalami perubahan besar. Pada tahun 2000, IPTN berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Meskipun banyak proyek pengembangan pesawat terhambat, PTDI masih mampu bertahan dan tetap menjadi pemain penting dalam industri penerbangan Indonesia. Salah satu pencapaian penting PTDI setelah krisis adalah kemampuannya dalam memproduksi pesawat-pesawat ringan dan helikopter untuk kebutuhan domestik dan internasional.
Sampai saat ini, PTDI masih memproduksi dan melakukan perawatan pesawat-pesawat seperti CN-235, pesawat militer, dan pesawat sipil ringan. Mereka juga menjalin kerja sama dengan perusahaan penerbangan internasional untuk memproduksi komponen pesawat.
Meskipun krisis tahun 1998 memberikan pukulan berat, PTDI berhasil bangkit kembali dan tetap memainkan peran penting dalam industri penerbangan nasional.
Mengapa Indonesia Mampu Membuat Pesawat Secara Mandiri?
3. Hanya ada beberapa negara saja yang mampu membuat pesawat secara mandiri di mana Indonesia adalah salah satu di antaranya. Menurutmu, mengapa Indonesia bisa melakukan hal tersebut?
Indonesia mampu memproduksi pesawat secara mandiri karena kombinasi dari dukungan pemerintah, dedikasi para insinyur, dan kepemimpinan visioner. Salah satu tokoh kunci dalam pengembangan pesawat di Indonesia adalah Dr. B.J. Habibie, mantan Menteri Riset dan Teknologi, yang sangat berperan dalam pengembangan pesawat terbang di Indonesia.
Beberapa faktor yang mendukung kemampuan Indonesia dalam membuat pesawat adalah:
- Dukungan Pemerintah: Pemerintah Indonesia memberikan perhatian besar pada pengembangan industri strategis, termasuk industri penerbangan. Dukungan ini terlihat melalui alokasi anggaran untuk riset dan pengembangan serta pembentukan IPTN.
- Kepemimpinan Visioner: B.J. Habibie mendorong penerapan teknologi domestik dan pengembangan industri penerbangan nasional. Beliau juga menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi penerbangan untuk meningkatkan konektivitas antar pulau di Indonesia.
- Dedikasi Insinyur Indonesia: Banyak insinyur Indonesia yang berdedikasi untuk memajukan industri penerbangan nasional. Mereka bekerja keras untuk memastikan bahwa Indonesia mampu memproduksi pesawat dengan standar internasional.
- Teknologi Canggih: Salah satu alasan mengapa Indonesia bisa membuat pesawat secara mandiri adalah penggunaan teknologi canggih seperti fly-by-wire yang diterapkan pada pesawat N250, menjadikannya pesawat turboprop pertama di dunia yang menggunakan teknologi ini.
Indonesia mampu menjadi salah satu dari sedikit negara yang memiliki kemampuan untuk memproduksi pesawat secara mandiri karena adanya sinergi antara pemerintah, tenaga ahli, dan pemanfaatan teknologi modern.
Masa Depan Pengembangan Pesawat di Indonesia
4. Ke depan, apakah menurutmu Indonesia bisa melanjutkan proyek pengembangan pesawat yang sudah berhenti tersebut?
Meskipun proyek N250 dan N2130 terhenti, Indonesia masih memiliki potensi besar untuk melanjutkan pengembangan pesawat di masa depan. Beberapa alasan yang mendukung optimisme ini antara lain:
- Dukungan Pemerintah yang Konsisten: Pemerintah Indonesia terus menaruh perhatian pada pengembangan industri strategis, termasuk industri penerbangan. Dengan komitmen politik dan finansial yang kuat, Indonesia memiliki peluang besar untuk melanjutkan proyek pengembangan pesawat yang pernah terhenti.
- Kebutuhan Transportasi Udara yang Meningkat: Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat bergantung pada transportasi udara untuk menghubungkan wilayah-wilayahnya. Hal ini menciptakan permintaan yang terus meningkat untuk pesawat domestik yang dapat memenuhi kebutuhan transportasi udara di dalam negeri.
- Kerja Sama Internasional: PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah menjalin kerja sama dengan perusahaan penerbangan internasional untuk memproduksi pesawat dan komponen pesawat. Ini adalah modal penting yang dapat membantu Indonesia dalam memperbarui teknologi dan melanjutkan pengembangan pesawat baru.
- Kemampuan Tenaga Ahli Lokal: Insinyur dan teknisi Indonesia memiliki pengalaman dan keahlian yang cukup untuk melanjutkan pengembangan pesawat. Meskipun beberapa proyek sebelumnya terhenti, keahlian yang telah dikembangkan selama ini bisa menjadi dasar untuk pengembangan lebih lanjut.
Jika ada dukungan politik dan finansial yang cukup kuat, Indonesia sangat mungkin untuk melanjutkan proyek pengembangan pesawat yang pernah berhenti. Kuncinya terletak pada keberlanjutan kebijakan, pembiayaan yang stabil, dan kolaborasi yang efektif dengan mitra internasional.
Penutup
Pembahasan mengenai kunci jawaban IPS Kelas 9 halaman 150 Kurikulum Merdeka telah memberikan gambaran jelas tentang sejarah dan potensi masa depan industri penerbangan Indonesia. Pengembangan pesawat N250 dan N2130 adalah bukti nyata kemampuan Indonesia dalam merancang pesawat secara mandiri, meskipun sempat terhenti oleh krisis moneter.
Fokus.co.id percaya bahwa dengan dukungan yang tepat, Indonesia memiliki potensi besar untuk melanjutkan proyek-proyek strategis di bidang penerbangan dan kembali mencatatkan prestasi di kancah internasional.