Jawaban Guru Penggerak Modul 1.3: Keputusan Berbasis Nilai Menurut Nadiem Makarim

fokus edukasi
Pendidikan

Selamat datang, calon Guru Penggerak! Dalam artikel ini, kami akan membahas JAWABAN Guru Penggerak Modul 1.3 yang berfokus pada Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebijakan sebagai Pemimpin. Topik ini sangat penting untuk dipahami oleh para pendidik, karena keputusan yang tepat dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung perkembangan siswa.

Dalam sebuah wawancara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Bapak Nadiem Makarim menyatakan bahwa beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Menurutnya, sebelum mengambil keputusan, kita harus mempertimbangkan apakah tindakan kita berdampak pada peningkatan pembelajaran murid. Kata-kata ini menjadi pedoman penting dalam memahami bagaimana kita bisa menjadi pemimpin yang efektif dalam dunia pendidikan.

Baca juga: Mengembangkan Pendidikan Budi Pekerti Melalui Permainan Congklak

Mari kita eksplorasi lebih lanjut apa yang dimaksud oleh Nadiem Makarim dan bagaimana kita bisa mengimplementasikan nilai-nilai kebijakan dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin. Artikel ini akan memberikan jawaban komprehensif dan mendalam terkait Modul 1.3 dari Program Guru Penggerak, yang tentunya sangat bermanfaat bagi Anda yang ingin terus berkembang dan memberikan yang terbaik bagi siswa Anda.

Tujuan Pembelajaran Khusus

Modul ini bertujuan untuk mengaktifkan pengetahuan awal dan mengamati keterampilan seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk murid, orang tua murid, guru, yayasan, dan komunitas sekolah.

Pertanyaan Pemantik

Dalam sebuah wawancara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Bapak Nadiem Makarim menyatakan:

“Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid?” (Nadiem Makarim, 2020)

Mengambil Keputusan Berbasis Nilai Kebijakan

Memahami Nilai-Nilai Kebajikan

Sebelum kita membahas materi ini lebih dalam, mari kita renungkan kata-kata bijak dari Bob Talbert:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga adalah yang terbaik.”

Pendidikan bukan hanya soal teori, tapi juga menyentuh hati dan pikiran siswa. Hal ini membentuk perilaku dan karakter mereka, memungkinkan mereka menjalani kehidupan dengan bahagia dan aman. Sebagai pendidik, kita harus menjadi teladan utama dalam tindakan dan perkataan sehari-hari.

BACA JUGA :  Apa yang Harus Dilakukan Guru Jika Menemui Anak yang Mengalami Hambatan dalam Pencapaian Pembelajarannya?

Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Pendidikan

Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengatakan:

“Pendidikan adalah seni membuat manusia berperilaku etis.”

Sebagai pemimpin, kita harus menuntun siswa dengan penguatan karakter dan norma-norma untuk membentuk generasi yang bermoral dan berbudi luhur. Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka sangat relevan dalam hal ini. Semboyan Ing Ngarso Sung Tulodho (memimpin dengan teladan), Ing Madya Mangunkarsa (memotivasi dari tengah), dan Tut Wuri Handayani (mendukung dari belakang) menjadi landasan bagi setiap pendidik dalam membimbing siswa.

Proses Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab melibatkan:

  • Kesadaran diri
  • Pengelolaan diri
  • Kesadaran sosial
  • Keterampilan hubungan sosial

Pendidik yang memahami nilai-nilai kebajikan akan membuat keputusan yang memotivasi dan mendukung seluruh warga sekolah. Kejujuran dan integritas harus terlihat dalam setiap keputusan dan tindakan kita.

Teknik Coaching dalam Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan juga berhubungan dengan coaching, di mana fasilitator membantu menguji dan mengasah kemampuan kita dalam mengambil keputusan. Teknik coaching yang etis dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan membantu menciptakan budaya positif di sekolah dan meningkatkan kompetensi siswa serta tenaga pendidik.

Paradigma dan Prinsip Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran harus selalu berpihak pada siswa, dengan mempertimbangkan empat paradigma dilema etika:

  1. Individu vs Masyarakat
  2. Keadilan vs Belas Kasihan
  3. Kebenaran vs Kesetiaan
  4. Jangka Pendek vs Jangka Panjang

Selain itu, kita perlu menerapkan tiga prinsip pengambilan keputusan:

  • Berbasis hasil akhir
  • Aturan
  • Rasa peduli

Serta, sembilan langkah pengambilan keputusan:

  1. Mengidentifikasi nilai yang bertentangan
  2. Menentukan pihak yang terlibat
  3. Mengumpulkan fakta
  4. Menguji benar atau salah
  5. Menguji paradigma benar lawan benar
  6. Prinsip pengambilan keputusan
  7. Investigasi opsi trilemma
  8. Membuat keputusan
  9. Meninjau serta merefleksikan keputusan
BACA JUGA :  Ceritakan Bagaimana Prinsip UbD Dapat Membantu Bapak/Ibu Guru Dalam Merancang Pembelajaran yang Efektif dan Apa Tantangan Yang Dihadapi?

Kesimpulan

Keputusan yang kita buat sebagai pendidik sangat mempengaruhi implementasi pembelajaran dan situasi di sekolah. Setiap keputusan harus didasarkan pada nilai-nilai kebajikan, keteladanan, dan kebijaksanaan. Dengan begitu, siswa dapat belajar dengan baik dan mengembangkan kompetensinya, mencapai kebahagiaan, kecerdasan, dan karakter yang baik.

Merdeka Belajar

Pengambilan keputusan yang tepat mendukung konsep “merdeka belajar,” di mana siswa bebas mencapai kesuksesan dan kebahagiaan sesuai minat dan potensi mereka. Guru berperan memfasilitasi dan mengembangkan bakat serta minat siswa, memastikan kebutuhan mereka terpenuhi sesuai gaya belajar masing-masing.

Dengan memahami dan menerapkan paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengambilan keputusan yang etis dan berbasis nilai kebajikan, kita dapat memastikan setiap keputusan yang kita ambil berpihak pada siswa dan mendukung tercapainya merdeka belajar.


Menurut Bapak dan Ibu, kira-kira apa maksud dari kutipan Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi tersebut?

Jawabannya, menurut Nadiem Makarim, sebelum mengambil keputusan, kita harus mempertimbangkan apakah keputusan tersebut akan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid. Untuk membuat perubahan yang transformational, harus mengambil keputusan dengan memperhatikan skala prioritas, meskipun nantinya menuai kritik.

Semoga artikel ini membantu Anda memahami lebih dalam tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebijakan sebagai Pemimpin. Terima kasih telah membaca, dan sampai jumpa di artikel berikutnya!


Kesimpulan

Dalam sebuah wawancara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Bapak Nadiem Makarim menyatakan bahwa beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Beliau menekankan pentingnya mempertimbangkan dampak setiap keputusan terhadap peningkatan pembelajaran murid. Kata-kata bijak ini memberikan panduan bagi kita, para pendidik, dalam menjalankan peran sebagai pemimpin yang bertanggung jawab dan berintegritas.

Melalui artikel ini, kita telah mengeksplorasi berbagai aspek dari Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebijakan sebagai Pemimpin, seperti yang tercantum dalam Modul 1.3 dari Program Guru Penggerak. Kita belajar bahwa nilai-nilai kebajikan, keteladanan, dan prinsip-prinsip kepemimpinan pendidikan sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu, kita juga memahami bahwa teknik coaching dan pemahaman paradigma etika dapat membantu menciptakan lingkungan sekolah yang positif dan kondusif bagi perkembangan siswa.

BACA JUGA :  Kunci Jawaban UAS Sistem Ekonomi Indonesia ISIP4310 untuk Mahasiswa UT

Keputusan yang berpihak pada siswa, seperti yang dijelaskan dalam konsep “merdeka belajar”, memungkinkan siswa mencapai kesuksesan dan kebahagiaan sesuai minat dan potensi mereka. Sebagai guru, kita harus memastikan setiap keputusan kita mendukung pembelajaran yang berdiferensiasi dan kokurikuler, memupuk karakter pelajar Pancasila.

Dengan menerapkan panduan yang diberikan oleh Nadiem Makarim dan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang telah dibahas, kita dapat menjadi pemimpin pendidikan yang lebih baik dan memberikan kontribusi positif bagi masa depan siswa kita. Terima kasih telah membaca, semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda dalam perjalanan sebagai Guru Penggerak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *