Bacalah artikel berikut untuk menerapkan teknik SQ3R! Belajar Malu dari Putri Malu Oleh: Jaya Suprana
Daftar Isi:
KETIKA sedang mempelajari apa yang disebut malu demi menyusun buku Malumologi (Elex Media Komputindo 2019), perhatian saya sempat tertarik pada sejenis tanaman yang pada saat tersentuh spontan reaktif melayukan dedaunan dirinya sendiri.
Masyarakat Indonesia menyebut tanaman sensitif itu sebagai Putri Malu, sementara para botanikawan memberi nama lebih beraroma “ilmiah” yaitu Mimosa pudica.
Lain halnya dengan masyarakat Jerman menyemooh orang yang mudah merasa tersinggung sebagai mimosa.
Para ilmuwan menganggap reaksi gerak dedaunan Putri Malu melayukan diri disebabkan oleh perubahan tekanan turgor pada tulang daun yang bisa ikut dirasakan oleh dedaunan Putri Malu.
Tiupan angin dengan kederasan melebihi ambang batas sensitivitas Putri Malu juga bisa menyebabkan dedaunannya menutup diri.
Secara saintifik, gerak dedaunan Putri Malu disebut kerennya sebagai seismonasti yang dipengaruhi tigmonasti.
Putri Malu sensitif bukan hanya terhadap sentuhan atau tiupan angin namun juga menguncup pada saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit.
Ada makna survival pada sifat penguncupan dedaunan Putri Malu demi melindungi diri dari hewan pemakan tanaman.
Akibat tampak melayu maka para predator kehilangan selera untuk memakan tanaman yang pandai melayukan diri itu.
Diyakini bahwa dedaunan Putri Malu mengandung khasiat anti inflamasi dan anti depresan.
Kearifan kesehatan leluhur menyatakan air rebusan dedaunan Putri Malu dapat membantu mengencerkan dahak yang menyumbat saluran pernafasan manusia akibat virus Corona.
Dengan risiko dipermalukan oleh para botanikawan yang atheis, saya pribadi tidak malu meyakini bahwa Putri Malu adalah anugerah mahakarya Yang Maha Kuasa.
Putri Malu an sich merupakan bukti secara nyata-alami tanpa melalui uji klinis bahwa pada hakikatnya tanaman yang kerap dianggap sebagai jenis mahluk hidup kelas terendah akibat dianggap tidak memiliki perasaan ternyata memiliki perasaan.
Akibat memiliki perasaan maka Putri Malu siap berkomunikasi dengan lingkungannya termasuk manusia.
Bahkan ketika memetik kesimpulan dari observasi malumologis terhadap perilaku Putri Malu, terus terang perasaan malu menyelinap masuk ke lubuk sanubari.
Memalukan bahwa ternyata tanaman bisa memiliki perasaan sementara manusia yang dianggap dan menganggap lebih beradab ketimbang tanaman malah terbukti bisa kehilangan rasa malu.
Maka ada (tidak semua) manusia merasa tidak malu mewujudkan angkara murka menghujat, memfitnah, mem-bully, menggusur, menindas, menyengsarakan, menyelakakan, melukai bahkan membinasakan sesama manusia. sumbmalu?
Setelah Saudara membaca artikel di atas, selesaikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
Setelah Saudara membaca artikel di atas, selesaikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Temukanlah informasi awal, identitas, dan topik artikel! (langkah survey)
2. Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah guestion)
3. Temukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pada nomor 2! (langkah read)
4. Catatlah dengan bahasa sendiri jawaban-jawaban yang sudah ditemukan pada nomor 3! (langkah recite)
5. Catatlah informasi utama dari artikel di atas! (langkah review)
FOKUS kali ini adalah mengulas cara menjawab soal berdasarkan teknik SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada artikel berjudul “Belajar Malu dari Putri Malu” oleh Jaya Suprana. Artikel ini merupakan refleksi filosofis yang mengaitkan tanaman Putri Malu (Mimosa pudica) dengan konsep rasa malu dalam kehidupan manusia. Artikel ini cocok untuk guru, pengajar, dan orang tua siswa yang ingin memahami pendekatan dalam membangun karakter melalui pelajaran alam.
Pendahuluan Teknik SQ3R
SQ3R adalah metode belajar yang dirancang untuk membantu memahami, menghafal, dan meninjau informasi secara efektif. Teknik ini mencakup:
- Survey (Survei) – Membaca cepat untuk memahami inti dan konteks.
- Question (Bertanya) – Membuat pertanyaan yang relevan.
- Read (Membaca) – Membaca untuk menjawab pertanyaan.
- Recite (Menyebutkan) – Menjawab dengan bahasa sendiri.
- Review (Meninjau) – Meringkas poin utama.
Jawaban:
Mari kita bahas langkah-langkah SQ3R dalam menjawab soal tentang artikel “Belajar Malu dari Putri Malu.”
1. Survey (Survei)
Pada tahap ini, FOKUS akan memeriksa informasi awal mengenai artikel:
- Judul: “Belajar Malu dari Putri Malu”
- Penulis: Jaya Suprana
- Topik Utama: Menyoroti perilaku tanaman Putri Malu sebagai metafora untuk mengajarkan pentingnya rasa malu pada manusia.
- Konten: Artikel ini mengkaji cara Putri Malu melipat daunnya saat disentuh sebagai bentuk mekanisme pertahanan, yang kemudian dikaitkan dengan pentingnya rasa malu bagi manusia sebagai bagian dari etika dan perilaku yang baik.
2. Question (Bertanya)
Setelah memahami inti artikel, FOKUS merumuskan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat memandu pemahaman mendalam:
- Bagaimana tanaman Putri Malu melindungi diri dari ancaman predator?
- Apa penjelasan ilmiah di balik respons Putri Malu yang melayukan daun saat disentuh?
- Apa pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis melalui perilaku tanaman Putri Malu?
3. Read (Membaca)
Langkah berikutnya adalah mencari jawaban untuk setiap pertanyaan di atas:
-
Bagaimana tanaman Putri Malu melindungi diri dari predator?
- Putri Malu melipat daunnya saat disentuh, memberikan kesan layu yang membuatnya tampak tidak menarik bagi predator yang mungkin memakannya.
-
Apa alasan ilmiah di balik respons Putri Malu?
- Secara ilmiah, respons melipat daun ini terjadi karena perubahan tekanan turgor di tulang daun, yang dikenal sebagai gerak seismonasti (respon terhadap sentuhan) dan tigmonasti (gerak akibat stimulus mekanik).
-
Apa pesan moral yang ingin disampaikan penulis?
- Penulis menggunakan Putri Malu sebagai cermin perilaku manusia, menyiratkan bahwa rasa malu adalah bagian penting dari kehidupan bermasyarakat. Ia mengkritik perilaku manusia yang kadang tidak memiliki rasa malu dalam bertindak, meskipun tanaman pun memiliki mekanisme pertahanan serupa.
4. Recite (Menyebutkan Kembali)
Untuk memperkuat pemahaman, jawaban di atas dirangkum dengan kata-kata sendiri:
- Jawaban Pertanyaan 1: Putri Malu melindungi diri dengan melipat daunnya saat tersentuh, membuatnya terlihat layu dan kurang menarik bagi predator.
- Jawaban Pertanyaan 2: Reaksi melipat daun pada Putri Malu terjadi karena perubahan tekanan di dalam sel daun yang dipicu oleh sentuhan atau angin, disebut sebagai gerak seismonasti.
- Jawaban Pertanyaan 3: Melalui perilaku Putri Malu, penulis mengingatkan bahwa rasa malu adalah kualitas penting yang menjaga kita dari tindakan yang merugikan orang lain. Rasa malu adalah cermin kesadaran etis dalam berinteraksi.
5. Review (Meninjau Ulang)
Pada langkah terakhir ini, FOKUS akan mencatat poin-poin utama dari artikel “Belajar Malu dari Putri Malu”:
Artikel ini menggunakan perilaku tanaman Putri Malu sebagai perumpamaan untuk menjelaskan betapa pentingnya rasa malu sebagai mekanisme perlindungan diri yang menguntungkan, tidak hanya bagi tanaman tetapi juga bagi manusia. Tanaman ini, yang melipat daun ketika tersentuh atau dihadapkan pada angin, secara tidak langsung menyampaikan pesan tentang kesadaran diri. Penulis mengkritik perilaku manusia yang terkadang bertindak tanpa rasa malu, mengingatkan pembaca akan pentingnya menjaga sikap dan etika.
Kesimpulan
Melalui artikel “Belajar Malu dari Putri Malu,” Jaya Suprana menggugah kesadaran pembaca tentang nilai rasa malu yang sering dianggap sepele. FOKUS pada contoh tanaman yang melindungi diri dari ancaman eksternal, memberikan pandangan bahwa rasa malu merupakan mekanisme alami yang dapat memperkaya interaksi sosial manusia dan menjaga etika dalam hidup bermasyarakat.
Teknik SQ3R membantu menstrukturkan analisis artikel ini dengan lebih baik, memudahkan pembaca untuk memahami dan menerapkan pesan filosofis yang ingin disampaikan oleh penulis.