Dalam sejarah Indonesia, terdapat dua kerajaan yang bernama Mataram, yaitu Mataram Kuno dan Mataram Islam. Kedua kerajaan ini memiliki perbedaan yang signifikan dalam banyak aspek, mulai dari periode sejarah, lokasi geografis, hingga sistem pemerintahan dan budaya. Artikel ini akan membahas secara rinci perbedaan antara Mataram Islam dengan Mataram Kuno.
Daftar Isi:
Baca juga: Kehidupan Politik dan Ekonomi Kerajaan Mataram Islam
Sejarah dan Periode Waktu
Mataram Kuno
Mataram Kuno, juga dikenal sebagai Kerajaan Medang, berdiri pada abad ke-8 hingga abad ke-11 Masehi. Kerajaan ini berpusat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mataram Kuno terkenal dengan peninggalan candi-candi megah, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Pada masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan dan Raja Balitung, kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya.
Mataram Islam
Sebaliknya, Mataram Islam berdiri pada abad ke-16 hingga awal abad ke-18. Kerajaan ini berpusat di Yogyakarta dan Surakarta, Jawa Tengah. Mataram Islam didirikan oleh Sutawijaya yang kemudian dikenal sebagai Panembahan Senopati. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya dan berusaha menguasai seluruh Pulau Jawa.
Lokasi Geografis
Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno berpusat di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ibu kota kerajaan ini berpindah-pindah antara lain di Medang i Bhumi Mataram (sekarang Yogyakarta) dan Medang i Bhumi Mataram (sekarang Jawa Timur).
Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam berpusat di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Yogyakarta dan Surakarta. Pada masa Panembahan Senopati, ibu kota kerajaan berada di Kotagede, kemudian berpindah ke Plered dan Kartasura sebelum akhirnya terbagi menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta akibat Perjanjian Giyanti pada tahun 1755.
Sistem Pemerintahan dan Budaya
Mataram Kuno
Mataram Kuno menganut sistem pemerintahan monarki dengan pengaruh kuat agama Hindu dan Buddha. Hal ini tercermin dari banyaknya candi-candi yang dibangun sebagai tempat ibadah dan penghormatan kepada dewa-dewi. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Jawa Kuno dan Sanskerta.
Mataram Islam
Mataram Islam juga menganut sistem pemerintahan monarki, namun dengan pengaruh Islam yang kuat. Sultan Agung, salah satu raja terbesar Mataram Islam, dikenal sebagai penguasa yang mencoba menyatukan seluruh Jawa di bawah panji Islam. Pengaruh budaya Islam terlihat dari bangunan masjid dan tradisi-tradisi Islam yang diadopsi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Peninggalan dan Warisan
Mataram Kuno
Peninggalan Mataram Kuno yang paling terkenal adalah Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Selain itu, prasasti-prasasti seperti Prasasti Canggal dan Prasasti Mantyasih memberikan informasi berharga tentang sejarah dan struktur pemerintahan kerajaan ini.
Mataram Islam
Peninggalan Mataram Islam meliputi Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, yang hingga kini masih berdiri megah dan menjadi pusat kebudayaan Jawa. Selain itu, masjid-masjid kuno seperti Masjid Agung Kotagede dan Masjid Agung Surakarta juga merupakan peninggalan penting dari era Mataram Islam.
Kesimpulan
Perbedaan antara Mataram Islam dan Mataram Kuno sangatlah signifikan, baik dari segi sejarah, lokasi geografis, sistem pemerintahan, budaya, maupun peninggalan-peninggalannya. Mataram Kuno berakar pada budaya Hindu-Buddha dan berpusat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sementara Mataram Islam berakar pada budaya Islam dan berpusat di Yogyakarta dan Surakarta. Memahami perbedaan ini penting untuk menghargai kekayaan sejarah dan budaya Indonesia yang beragam.
Dengan penjelasan yang mendalam mengenai perbedaan Mataram Islam dan Mataram Kuno, diharapkan pembaca dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sejarah Indonesia.