Psikologi

Cara Mengatasi Stres Karena Ekonomi dan Tekanan Hidup

×

Cara Mengatasi Stres Karena Ekonomi dan Tekanan Hidup

Sebarkan artikel ini

Kritis – Tingginya tuntutan dan kebutuhan hidup serta kondisi perekonomian yang sedang susah rawan membuat orang menjadi stres. Jika tidak segera diatasi dengan cara menghilangkan stres yang benar dan tepat bisa saja yang bersangkutan mengalami gangguan mental. Ya, stres merupakan salah satu kondisi yang bisa menyebabkan terganggunya kesehatan mental pada seseorang.

Padahal kenyataannya bisa saja hal yang dianggap kecil dan sepele oleh orang lain menjadi masalah besar bagi seseorang serta membuatnya stres. Itu artinya penyebab stres bisa bermacam-macam dan tidak bisa disamaratakan antara satu orang dengan lainnya. Oleh sebab itu ada baiknya setiap orang tahu bagaimana cara terbaik untuk mengatasi stres yang dialaminya.

Tips untuk Mengatasi dan Menghilangkan Stres

Stres pada umumnya hanya bisa dirasakan oleh yang bersangkutan karena penyebabnya bermacam-macam sangat mungkin orang lain tidak mengetahuinya. Nah, agar stres yang datang tersebut tidak berlarut-larut segera atasi dan hilangkan melalui beberapa cara seperti di bawah ini.

  • Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya
  • Melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan
  • Kembangkan hobi yang bermanfaat
  • Meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada Tuhan
  • Berpikir positif
  • Tenangkan pikiran dengan relaksasi
  • Jagalah kesehatan dengan olahraga atau aktivitas fisik secara teratur, tidur cukup, makan makanan bergizi seimbang, serta terapkan perilaku bersih dan sehat

Tekanan batin bisa menyebabkan Kematian

Stres dan Depresi Berat Bisa Meningkatkan Resiko Kematian Dini. Stres dan depresi berat dapat membuat gangguan kesehatan yang berbahaya bagi penderita penyakit jantung, demikian hasil studi terbaru.

BACA JUGA:  Tanda Orangtua yang Belum Dewasa Secara Emosional: Dampaknya pada Anak dan Cara Mengatasinya

Menurut laporan hasil penelitian, orang-orang yang memiliki tingkat stres dan depresi berat, 48% akan lebih beresiko menderita serangan jantung dan juga kematian.

Bagi penderita masalah kesehatan jantung, kombinasi antara stres dan depresi berat menimbulkan “psychosocial perfect storm,”.

Carmela Alcantara yang merupakan ketua penulis dari asosiasi peneliti ilmiah pusat ilmu medis Universitas Columbia, AS, menyatakan bahwa peningkatan resiko yang menyertai gejala-gejala stres dan depresi tinggi sangatlah kuat dan konsisten sejak dahulu meliputi demografi, sejarah-sejarah dunia medis, penggunaan obat-obatan, dan perilaku-perilaku manusia yang berdampak negatif pada kesehatan kita.

Para peneliti melakukan penelitian terhadap 5000 orang penderita penyakit jantung koroner yang berusia 45 tahun keatas.

Para penderita masing-masing berbagi pengalaman dan juga diharuskan mengisi kuesioner tentang gejala-gejala depresi yang mereka alami selama masa rawat jalan antara tahun 2003 s/d 2007.

Hasilnya sekitar 6% (274 penderita), dilaporkan sedang mengalami gangguan stres dan depresi berat. Selama 6 tahun menindaklanjuti penelitian ini, sebanyak 1337 pasien dilaporkan meninggal dunia akibat serangan jantung.

Para peneliti menyimpulkan periode rawan kematian pada pasien penderita stres dan depresi berat adalah 2.5 tahun awal, tapi apabila mereka berhasil melewatinya maka kemungkinan resiko kematian akan berkurang.

Mereka juga melaporkan bahwa penderita yang hanya mengalami salah satu gejala baik itu stres ataupun depresi berat tidak meningkatkan resiko kematian akibat serangan jantung.

Carmela Alcantara menambahkan, para penderita penyakit jantung wajib mencegah dan mengatur kebiasaan-kebiasaan kurang baik mereka yang dapat meningkatkan faktor resiko agar umur mereka dapat lebih panjang.

Apa akibat dari tekanan batin?

Tekanan batin dapat disebabkan oleh berbagai hal yang membuat Anda gugup, marah, dan frustasi berat, misalnya setelah perceraian, meninggalnya keluarga atau teman dekat, mendapat pemutusan hubungan kerja, atau sering mengalami perundungan.

BACA JUGA:  Karakter Zodiak Aries Pria dan Wanita

Tekanan batin masih tergolong normal jika berlangsung selama kurang dari 2 minggu. Namun, bila Anda mengalami tekanan batin lebih dari 2 minggu, sebaiknya segera temui dokter karena hal tersebut bisa saja menandakan bahwa Anda menderita depresi.

Gejala yang Menyertai Tekanan Batin

Efek orang terlalu banyak pikiran. Gejala yang dirasakan setiap orang saat mengalami tekanan batin bisa berbeda-beda. Namun, penderita tekanan batin umumnya akan mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Cemas, khawatir, atau gugup berlebihan
  • Perhatian mudah teralihkan atau sulit berkonsentrasi
  • Mudah marah dan frustasi
  • Menghindar atau tidak mau bertemu orang lain
  • Sering absen dari pekerjaan atau sekolah
  • Tidak merawat diri dengan baik, misalnya menjadi jarang mandi atau berganti pakaian
  • Jarang atau tidak mau keluar rumah
  • Hasrat seks atau libido berkurang

Pada beberapa kasus, orang yang mengalami tekanan batin juga merasakan gejala berupa sakit kepala, tubuh terasa tidak berenergi, nyeri dada, dan gangguan tidur.

Cara Mengatasi Tekanan Batin

Dalam menangani tekanan batin, Anda perlu mencari tahu terlebih dulu hal apa yang membuat munculnya kondisi tersebut. Saat Anda sudah mengetahui pemicunya, jauhkan diri dari hal tersebut.

Selain menghindari pemicunya, Anda juga bisa menerapkan beberapa tips berikut ini:

1. Cobalah aktivitas yang menenangkan

Saat merasa terpuruk karena tekanan batin, coba tetap lakukan aktivitas yang dapat menenangkan bagi Anda. Aktivitas ini bisa beragam, mulai dari membaca buku, menonton film, melakukan yoga, meditasi, atau relaksasi, hingga mengambil cuti selama beberapa hari untuk berlibur.

2. Rutinlah berolahraga

Olahraga memang selalu memberikan manfaat, terutama dalam mengatasi tekanan batin. Jenis olahraganya pun bisa apa saja, misalnya berenang atau berjalan kaki. Dengan rutin berolahraga selama 30 menit setiap harinya, suasana hati Anda akan menjadi lebih baik dan stres pun dapat berkurang.

BACA JUGA:  Arti Penting Sumpah Pemuda Bagi Generasi Muda

3. Konsumsi makanan bergizi seimbang

Saat mengalami tekanan batin, orang jadi kurang mau merawat diri, bahkan sampai tidak mau makan. Hal ini bisa menyebabkan kurangnya asupan nutrisi. Padahal, beberapa nutrisi berperan penting untuk meringankan keluhan yang dirasakan saat mengalami tekanan batin.

Oleh karena itu, saat mengalami tekanan batin, tetaplah mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Asupan yang penting dipenuhi untuk membantu meringankan gejala tekanan batin adalah makanan yang mengandung omega-3, karbohidrat kompleks, protein, dan vitamin, seperti vitamin C dan vitamin D.

4. Cukupi kebutuhan istirahat

Gejala yang dirasakan saat mengalami tekanan batin bisa menjadi lebih parah jika Anda kurang beristirahat. Oleh karena itu, cukupi istirahat sebanyak 7–9 jam tiap harinya.

Untuk membantu tidur lebih nyenyak, coba hindari konsumsi kafein dan alkohol berlebihan, serta jauhkan diri dari hal yang dapat menunda Anda untuk tidur, seperti menonton televisi, bermain ponsel, atau bermain komputer.

5. Curhatlah kepada orang terdekat

Temuilah kerabat, anggota keluarga, atau sahabat yang bisa memberikan dukungan emosional. Ceritakan unek-unek atau apa pun yang mengganggu Anda akhir-akhir ini. Dengan begitu, tekanan batin yang Anda rasakan mungkin dapat berkurang.

6. Lakukan Konseling

Jika dirasakan semakin parah dan sulit diatasi, tekanan batin perlu ditangani dengan konseling dan psikoterapi. Jenis psikoterapi yang bisa dilakukan oleh psikiater atau psikolog untuk menangani tekanan batin, meliputi cognitive behavior therapy (CBT), problem-solving therapy (PST), dan interpersonal therapy (IPT).

Tekanan batin juga sebaiknya segera diperiksakan ke psikiater atau psikolog apabila disertai ide atau percobaan bunuh diri, halusinasi, serta gangguan cemas atau panik yang sulit diatasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *