BantenSejarah

7 Aliran Seni Pencak Silat yang Ada di Banten: Sejarah, Jurus, dan Perguruan

×

7 Aliran Seni Pencak Silat yang Ada di Banten: Sejarah, Jurus, dan Perguruan

Sebarkan artikel ini
Sejarah Asal Usul Nama Banten: Mengungkap Jejak Kemilau Sejarah Nusantara
Sejarah Berdirinya dan Asal Usul Nama Banten

FOKUS SENI BELADIRI – Aliran seni pencak silat yang ada di Banten memancarkan kekayaan warisan budaya dan kearifan lokal. Dari ragam gerakan lembut hingga teknik keras, aliran pencak silat Banten menawarkan tradisi yang hidup, berakar kuat di desa-desa, dipertunjukkan dalam upacara adat, dan diajarkan hingga ke perguruan modern. Artikel ini membedah asal-usul, ciri khas masing-masing gaya, peran sosial di Indonesia, serta seluk-beluk jurus dan perguruan di provinsi Banten.


Sejarah Pencak Silat Banten: Asal Usul dan Perkembangan

Perjalanan sejarah pencak silat Banten berawal dari kebutuhan masyarakat agraris dan nelayan mempertahankan diri, lalu berkembang jadi warisan budaya penting. Sekitar abad ke-16, guru silat bermigrasi dari Jawa dan Sumatra membawa teknik, yang lalu dipadu dengan seni perang masyarakat Banten.

  • Awal mula diprakarsai oleh kelompok adat dan pesantren setempat
  • Abad ke-17 hingga ke-19: silat dipakai sebagai pelindung pelayaran dan ladang
  • Masa kolonial: dijaga kerahasiaannya melalui ikatan perguruan dan upacara adat
    Perkembangan modern membawa aliran seni pencak silat yang ada di Banten ke pentas nasional, festival, dan ajang kompetisi internasional.

Ragam Aliran Pencak Silat Banten dan Ciri Khasnya

Di bawah ini penjabaran lebih mendalam tiap cabang aliran pencak silat Banten, mencakup sejarah singkat, filosofi, metode latihan, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Silat Cimande

Sejarah dan Asal-Usul
Silat Cimande lahir di Desa Cimande Hulu, Lebak, pada abad ke-18. Pendekar-pendekar awal mengadaptasi teknik perang Jawa Barat dengan kearifan lokal masyarakat agraris.

Filosofi dan Nilai Dasar

  • “Lemah lembut namun teguh”: memanfaatkan kelembutan melingkar untuk melumpuhkan lawan.
  • Harmoni tubuh–napas: memprioritaskan keseimbangan fisik dan mental.

Teknik dan Latihan

  • Bantingan berputar memanfaatkan momentum lawan.
  • Tangkisan tubuh dari pergelangan hingga bahu.
  • Latihan napas teratur untuk menguatkan daya tahan.

Tokoh dan Perguruan

  • Ki Maemun Cimande: salah satu guru legendaris.
  • Perguruan Cimande Pusaka: sekaligus pusat pelestarian gerakan klasik.

2. Silat Pamur

Sejarah dan Asal-Usul
Berasal dari Pandeglang, Silat Pamur berkembang antara abad ke-17 dan ke-19 sebagai bela diri nelayan yang butuh kelincahan di perahu.

Filosofi dan Nilai Dasar

  • “Cepat, tepat, terarah”: menekankan serangan kilat.
  • Kesadaran penuh: kontrol nafas untuk fokus tinggi.

Teknik dan Latihan

  • Serangan kilat (sambaran) ke titik lemah lawan.
  • Latihan refleks berpasangan untuk mempercepat respons.
  • Meditasi singkat antara jurus untuk memulihkan stamina.

Penggunaan Modern

  • Dikembangkan di perguruan olahraga sebagai latihan reaksi atletik.
  • Dipertunjukkan dalam festival budaya Banten.

3. Silat Sabandar

Sejarah dan Asal-Usul
Silat Sabandar berasal dari wilayah Serang, berkembang di antara kalangan prajurit Kerajaan Banten pada abad ke-16.

Filosofi dan Nilai Dasar

  • “Agresif tapi terukur”: kekuatan dibarengi tata urut jurus sistematis.
  • Disiplin tinggi: setiap gerakan ada hitungan dan pola.

Teknik dan Latihan

  • Pukulan dan tendangan maksimal dalam satu rangkaian.
  • Lemparan tubuh dan kuncian sendi.
  • Latihan formasi barisan (ronggeng) untuk koordinasi kelompok.

Peran Sosial

  • Dipakai sebagai atraksi upacara adat Keraton.
  • Melatih barisan pengamanan desa.

4. Silat Mande Muda

Sejarah dan Asal-Usul
Turunan dari Cimande, Silat Mande Muda muncul akhir abad ke-19 oleh murid muda yang ingin menambah kecepatan gerak.

Filosofi dan Nilai Dasar

  • “Ringan dan lincah”: mengutamakan mobilitas.
  • Pengendalian emosi: napas sebagai kunci kestabilan mental.

Teknik dan Latihan

  • Kombinasi pukulan-tendangan beruntun tanpa jeda.
  • Latihan lompat-lompat (lincah) di atas kuda-kuda.
  • Pengaturan napas saat transisi jurus.

Implementasi

  • Banyak dipakai di pertunjukan open stage untuk menarik penonton dengan tempo cepat.

5. Silat Harimau

Sejarah dan Asal-Usul
Terinspirasi gerakan harimau, Silat Harimau berkembang di hutan Pandeglang pada abad ke-18 sebagai metode berburu dan bertahan hidup.

Filosofi dan Nilai Dasar

  • “Kekuatan alami”: memaksimalkan daya otot.
  • Insting predator: menyerang pada momen paling rentan lawan.

Teknik dan Latihan

  • Bantingan otot (cakar): pukulan bawah ke paha lawan.
  • Serangan kuat dengan tumpuan badan.
  • Latihan merayap (merunduk) untuk mendekat tanpa terdeteksi.

Keunikan

  • Latihan di alam liar untuk membangun ketahanan fisik dan mental.

6. Silat Merpati Putih

Sejarah dan Asal-Usul
Berasal dari Cikande, berkembang akhir abad ke-19 untuk melindungi masyarakat di pesisir.

Filosofi dan Nilai Dasar

  • “Lentur dan adaptif”: gerakan melingkar dengan sudut tak terduga.
  • Energi dalam: memanfaatkan kekuatan tubuh bagian dalam.

Teknik dan Latihan

  • Bantingan sudut 45–90° untuk mengganggu keseimbangan.
  • Gerakan melingkar memutar pinggang.
  • Teknik pernapasan dalam menahan tekanan serangan lawan.

Aplikasi Praktis

  • Dipakai aparat desa untuk pengamanan upacara laut.

7. Silat Buhun

Sejarah dan Asal-Usul
Aliran tertua di Banten, Silat Buhun bertahan sejak sebelum Kerajaan Banten berdiri. Ajaran aslinya diwariskan secara lisan dan rahasia.

Filosofi dan Nilai Dasar

  • “Kuno dan sakral”: dalang utama tatacara meditasi.
  • Keseimbangan tiga elemen—tubuh, napas, dan jiwa.

Teknik dan Latihan

  • Pukulan, tendangan, dan kuncian sendi.
  • Latihan senjata tradisional: keris, tombak, dan pedang.
  • Meditasi panjang untuk menata niat sebelum latihan.

Peran Ritual

  • Upacara adat: pembukaan lahan pertanian dan penobatan kepala desa.

Dengan detail di atas, Anda mendapatkan gambaran ragam aliran seni pencak silat yang ada di Banten beserta ciri khas, filosofi, dan metode latihannya. Bagian ini akan mempermudah pembaca awam maupun praktisi untuk memilih jalur silat sesuai minat dan tujuan pribadi.


Bagaimana Peran dari Pencak Silat Banten yang Ada di Indonesia

Peran pencak silat Banten luas dan berdampak:

  • Pelestarian Budaya: Mempertahankan kearifan lokal lewat pertunjukan seni dan festival
  • Pendidikan Karakter: Disisipkan nilai gotong-royong, hormat, dan pantang menyerah
  • Pariwisata: Wisata budaya di desa-desa silat memancing minat turis domestik dan mancanegara
  • Olahraga Nasional: Atlet Banten memperkuat tim pencak silat Indonesia di SEA Games dan PON
  • Diplomasi Budaya: Pertunjukan dalam acara kenegaraan dan festival internasional memperkenalkan Indonesia

Beladiri Tradisional di Banten Sering Disebut dengan Penamaan Dialek

Di Banten, setiap aliran sering dijuluki sesuai wilayah atau dialek setempat:

  • Cimande disebut “Silat Ciman” dalam logat lokal
  • Pamur kadang disebut “Pamur Serang”
  • Mande Muda populer sebagai “Mande Ciman”
  • Bandrong, meski bukan aliran utama, disebut “Bandrong Banten”
    Penamaan ini memudahkan penutur lokal mengidentifikasi akar budaya dan metode ajar.

Jelaskan Secara Singkat Terciptanya Silat Bandrong

Silat Bandrong muncul di dusun Bandrong, Serang, pada abad ke-19. Legenda menyebut seorang petani bernama Ki Bandrong yang menyerap gerakan harimau dari alam sekitarnya. Ia mengembangkan jurus memanfaatkan cakar dan taring, lalu mengajarkannya tertutup pada murid terdekat. Kini silat Bandrong menjadi simbol kekuatan alami dan pertahanan desa.


Pencak Silat Banten Memiliki Beberapa Jenis Jurus Dasar

Secara umum, pencak silat Banten mengenal jurus dasar berikut:

  • Sapuan (Sapu): Menendang kaki lawan dari bawah
  • Tangkisan (Tapak): Menahan serangan menggunakan pergelangan tangan
  • Toya: Mengunci dan mengalihkan energi
  • Kibli: Gerakan miring untuk menghindar
  • Seling: Pukulan silang pada titik lemah
    Masing-masing aliran menekankan variasi dan filosofi jurus sesuai kearifan lokal.

Ada Berapa Perguruan Pencak Silat yang Berkembang di Banten?

Hingga kini lebih dari 30 perguruan silat aktif di provinsi Banten, di antaranya:

  • PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) Banten
  • PERSILAT Banten
  • Pagar Nusa Banten
  • Gerak Seni Raga Budaya Banten
  • Merpati Putih Cikande
    Perguruan-perguruan ini tersebar di kota, pedalaman, hingga pantai, menyesuaikan kebutuhan peserta dari berbagai kalangan usia.

Maen Pukulan atau Beksi Dipakai dalam Upacara Adat Perkawinan Berarti…

Istilah “beksi” atau maen pukulan dalam upacara adat perkawinan di Banten mengandung makna:

  • Simbol Perlindungan: Pengantin pria diuji kesiapan membela keluarga baru
  • Penyatuan Dua Keluarga: Gerakan memukul kearah penjaga simbolik meluluhkan benteng hati
  • Ritual Penyucian: Energi negatif diusir melalui tarian sabetan tangan
    Upacara ini memadukan silat dan doa, menegaskan peran silat sebagai seni ritual sekaligus bela diri.

FAQ: Aliran Seni Pencak Silat yang Ada di Banten

1. Apa itu Aliran Seni Pencak Silat yang Ada di Banten?

Aliran Seni Pencak Silat yang Ada di Banten adalah berbagai gaya bela diri tradisional yang berkembang di provinsi Banten. Setiap aliran memiliki ciri khas gerakan, filosofi, dan teknik pernapasan yang diwariskan turun-temurun.


2. Apa saja aliran pencak silat Banten yang paling terkenal?

Beberapa aliran utama meliputi:

  • Silat Cimande: Gerakan melingkar lembut, teknik bantingan.
  • Silat Pamur: Kecepatan dan refleks tinggi.
  • Silat Sabandar: Serangan agresif, jurus terstruktur.
  • Silat Mande Muda: Lincah, kontrol napas untuk menjaga fokus.
  • Silat Harimau: Mengandalkan kekuatan otot dan bantingan.
  • Silat Merpati Putih: Gerakan melingkar dengan sudut berbeda.
  • Silat Buhun: Aliran tertua, memadukan senjata dan meditasi.

3. Bagaimana sejarah pencak silat Banten?

Sejarah dimulai abad ke-16 saat guru silat dari Jawa dan Sumatra bermigrasi ke Banten. Teknik lama berpadu dengan kearifan lokal nelayan dan petani, lalu dijaga melalui ikatan perguruan dan upacara adat hingga masa modern.


4. Berapa banyak perguruan pencak silat yang berkembang di Banten?

Hingga kini terdapat lebih dari 30 perguruan, antara lain:

  • PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) Banten
  • PERSILAT Banten
  • Pagar Nusa Banten
  • Merpati Putih Cikande

5. Apa saja jurus dasar dalam pencak silat Banten?

Beberapa jurus dasar yang umum dipelajari:

  • Sapuan (Sapu): Menendang dari bawah.
  • Tangkisan (Tapak): Menahan serangan dengan pergelangan.
  • Toya: Mengunci dan mengalihkan energi.
  • Kibli: Gerakan miring untuk menghindar.
  • Seling: Pukulan silang ke titik lemah.

6. Bagaimana peran pencak silat Banten dalam budaya Indonesia?

Pencak silat Banten berperan sebagai:

  • Media pelestarian budaya dan tradisi lokal.
  • Pendidikan karakter berupa nilai gotong-royong dan disiplin.
  • Atraksi pariwisata budaya.
  • Kontributor prestasi olahraga nasional dan diplomasi budaya.

7. Apa arti “maen pukulan” atau beksi dalam upacara adat perkawinan Banten?
Beksi melambangkan:

  • Perlindungan: Uji kesiapan pengantin pria membela keluarga baru.
  • Penyatuan: Meluluhkan “benteng hati” keluarga calon istri.
  • Penyucian: Mengusir energi negatif lewat tarian pukulan simbolik.

8. Apa perbedaan antara Silat Cimande dan Silat Pamur?

  • Silat Cimande: Fokus gerakan melingkar, memanfaatkan kekuatan lawan, latihan napas untuk stamina.
  • Silat Pamur: Gerakan halus dan cepat, mengandalkan refleks serta pengendalian napas untuk konsentrasi dan keseimbangan.

9. Apa keunikan dari Silat Bandrong?

Silat Bandrong lahir di dusun Bandrong, Serang, abad ke-19. Dikenal dengan jurus yang meniru gerakan harimau—cakar, taring, dan bantingan alamiah—serta diajarkan secara tertutup.


10. Mengapa beladiri tradisional di Banten sering disebut berdasarkan dialek lokal?

Penamaan menurut dialek (misalnya “Silat Ciman” untuk Cimande) membantu komunitas setempat:

  • Mengidentifikasi akar budaya.
  • Memudahkan pelafalan.
  • Menegaskan kekhasan metode ajar di tiap wilayah.

Semoga jawaban FAQ ini memudahkan Anda memahami kekayaan aliran pencak silat Banten, baik untuk pembaca pemula maupun profesional. Jika masih ada pertanyaan lain, silakan jelaskan di kolom komentar!

Kesimpulan

Aliran seni pencak silat yang ada di Banten mengusung warisan budaya kaya, dari Cimande yang halus hingga Buhun paling tua. Setiap gaya menawarkan filosofi, teknik, dan ritual berbeda, memperkuat identitas lokal dan berkontribusi pada wibawa nasional. Mulai sejarah, jurus dasar, hingga peran dalam upacara adat, silat Banten tetap relevan di era modern.

Dengan memahami ragam aliran, sejarah, dan nilai yang terkandung dalam aliran pencak silat Banten, pembaca—baik pemula maupun profesional—dapat mengapresiasi kedalaman tradisi ini sekaligus memanfaatkannya untuk pengembangan diri, pelestarian budaya, dan olahraga prestasi. Selamat menggali lebih dalam, berlatih dengan hati terbuka, dan meneruskan semangat silat Banten!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *