Mengenal dan Cara Beralih dari HTTP ke HTTPS

Cara menyembunyikan alamat IP pada Handphone

FOKUS SEO – Jika Anda memiliki website, Anda mungkin sudah pernah mendengar tentang HTTP dan HTTPS. Kedua istilah ini merujuk pada protokol yang digunakan untuk mengirim dan menerima data melalui internet. Namun, apa sebenarnya perbedaan antara HTTP dan HTTPS? Dan mengapa Anda harus beralih dari HTTP ke HTTPS untuk website Anda?

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan secara lengkap tentang perbedaan HTTP dan HTTPS, serta manfaat dan cara beralih ke protokol yang lebih aman. Kami juga akan memberikan beberapa tips dan trik untuk memastikan bahwa migrasi Anda berjalan lancar dan tidak mengganggu performa dan SEO website Anda. Simak terus artikel ini sampai selesai!

1. Apa Itu HTTP dan HTTPS?

HTTP adalah singkatan dari Hypertext Transfer Protocol, yaitu protokol yang digunakan untuk mentransfer data antara web server (tempat website Anda disimpan) dan web browser (tempat pengunjung mengakses website Anda). HTTP bekerja dengan cara mengirimkan permintaan (request) dari browser ke server, lalu menerima respons (response) dari server ke browser.

HTTPS adalah singkatan dari Hypertext Transfer Protocol Secure, yaitu versi lebih aman dari HTTP. HTTPS menggunakan enkripsi untuk melindungi data yang dikirim dan diterima dari serangan hacker atau penyadap. Enkripsi adalah proses mengubah data menjadi kode rahasia yang hanya bisa dibaca oleh pihak yang memiliki kunci dekripsi.

Untuk menggunakan HTTPS, Anda memerlukan sertifikat SSL (Secure Sockets Layer) atau TLS (Transport Layer Security), yaitu dokumen digital yang mengonfirmasi identitas website Anda dan memungkinkan enkripsi data. Sertifikat SSL/TLS biasanya dikeluarkan oleh otoritas sertifikat (certificate authority) yang terpercaya, seperti Let’s Encrypt, Comodo, atau DigiCert.

2. Apa Keuntungan Menggunakan HTTPS?

Menggunakan HTTPS memiliki banyak keuntungan, baik dari segi keamanan, performa, maupun SEO. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Anda harus beralih dari HTTP ke HTTPS:

Keamanan

Keamanan adalah alasan utama mengapa Anda harus menggunakan HTTPS. Dengan HTTPS, data yang Anda kirim dan terima melalui website Anda akan terlindungi dari hacker, penyadap, atau pihak ketiga yang tidak berwenang. Ini sangat penting jika website Anda menangani informasi sensitif, seperti data pribadi, kartu kredit, atau password pengguna.

Selain itu, HTTPS juga memberikan kepercayaan kepada pengunjung website Anda. Jika website Anda menggunakan HTTPS, maka akan ada ikon gembok hijau di sebelah URL website Anda di browser. Ikon ini menunjukkan bahwa website Anda aman dan terverifikasi. Sebaliknya, jika website Anda masih menggunakan HTTP, maka akan ada peringatan “Not Secure” atau “Tidak Aman” di browser. Ini tentu akan menurunkan kepercayaan pengunjung dan membuat mereka ragu untuk berinteraksi dengan website Anda.

Performa

HTTPS juga dapat meningkatkan performa website Anda. Menurut beberapa studi, HTTPS dapat mempercepat waktu pemuatan halaman website hingga 80% dibandingkan dengan HTTP. Hal ini karena HTTPS menggunakan protokol HTTP/2, yaitu versi terbaru dari HTTP yang lebih efisien dan cepat dalam mengirimkan data.

Selain itu, HTTPS juga dapat menghemat penggunaan bandwidth dan daya baterai perangkat pengunjung. Hal ini karena enkripsi data dapat mengurangi ukuran data yang dikirim dan diterima. Selain itu, enkripsi data juga dapat mengurangi konsumsi energi yang dibutuhkan untuk mentransfer data.

Baca Juga:  Cara mengambil Screenshot di browser Chrome

SEO

HTTPS juga dapat membantu SEO (Search Engine Optimization) website Anda. SEO adalah proses optimasi website agar mendapatkan peringkat yang lebih tinggi di mesin pencari seperti Google. Dengan peringkat yang lebih tinggi, website Anda akan mendapatkan lebih banyak pengunjung organik (yang tidak membayar iklan).

Salah satu faktor yang mempengaruhi SEO adalah protokol website. Google telah mengumumkan bahwa HTTPS adalah salah satu sinyal peringkat yang mereka gunakan. Artinya, website yang menggunakan HTTPS akan mendapatkan prioritas lebih tinggi daripada website yang masih menggunakan HTTP. Selain itu, HTTPS juga dapat meningkatkan pengalaman pengguna, yang juga merupakan faktor penting dalam SEO.

3. Bagaimana Cara Beralih dari HTTP ke HTTPS?

Beralih dari HTTP ke HTTPS tidaklah sulit, tetapi memerlukan beberapa langkah yang harus Anda ikuti dengan hati-hati. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk beralih dari HTTP ke HTTPS:

Mendapatkan Sertifikat SSL/TLS

Langkah pertama adalah mendapatkan sertifikat SSL/TLS untuk website Anda. Ada beberapa cara untuk mendapatkan sertifikat SSL/TLS, antara lain:

  • Membeli sertifikat SSL/TLS dari otoritas sertifikat yang terpercaya. Anda dapat memilih jenis sertifikat yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran Anda, mulai dari yang gratis hingga yang berbayar. Beberapa otoritas sertifikat yang populer adalah Let’s Encrypt, Comodo, DigiCert, dan GeoTrust.
  • Menggunakan layanan hosting yang menyediakan sertifikat SSL/TLS secara gratis atau murah. Beberapa penyedia hosting yang menawarkan fitur ini adalah Hostinger, Niagahoster, IDwebhost, dan Dewaweb.
  • Menggunakan layanan CDN (Content Delivery Network) yang menyediakan sertifikat SSL/TLS secara gratis atau murah. CDN adalah jaringan server yang tersebar di berbagai lokasi geografis untuk menyimpan dan mengirimkan konten website Anda dengan lebih cepat dan efisien. Beberapa layanan CDN yang menawarkan fitur ini adalah Cloudflare, Fastly, Akamai, dan KeyCDN.

Setelah Anda mendapatkan sertifikat SSL/TLS, Anda harus menginstalnya di web server Anda. Cara menginstal sertifikat SSL/TLS berbeda-beda tergantung pada jenis web server dan layanan yang Anda gunakan. Anda dapat mengikuti panduan resmi dari penyedia sertifikat SSL/TLS atau layanan hosting/CDN Anda untuk melakukan instalasi.

Mengubah URL Website Anda

Langkah kedua adalah mengubah URL website Anda dari http:// menjadi https://. Ini penting untuk memastikan bahwa semua permintaan dan respons data menggunakan protokol HTTPS. Cara mengubah URL website Anda berbeda-beda tergantung pada jenis platform atau CMS (Content Management System) yang Anda gunakan. Beberapa contoh platform atau CMS yang populer adalah WordPress, Joomla, Drupal, Magento, dan Shopify.

Anda dapat mengikuti panduan resmi dari platform atau CMS Anda untuk mengubah URL website Anda. Biasanya, Anda dapat melakukannya melalui panel administrasi atau pengaturan website Anda. Selain itu, Anda juga dapat mengubah URL website Anda melalui file .htaccess di web server Anda. File .htaccess adalah file konfigurasi yang digunakan untuk mengatur perilaku web server.

Berikut adalah contoh kode untuk mengubah URL website Anda dari http:// menjadi https:// melalui file .htaccess:

RewriteEngine On RewriteCond %{HTTPS} off RewriteRule ^(.*)$ https://%{HTTP_HOST}%{REQUEST_URI} [L,R=301]

Kode di atas akan melakukan redirect permanen (301) dari semua permintaan HTTP ke HTTPS. Redirect permanen berarti bahwa browser akan mengingat bahwa website Anda menggunakan HTTPS dan tidak perlu melakukan permintaan HTTP lagi.

Baca Juga:  5 Plugin Unggah File Terbaik untuk WordPress

Memperbarui Konten Website Anda

Langkah ketiga adalah memperbarui konten website Anda agar sesuai dengan protokol HTTPS. Ini penting untuk menghindari masalah mixed content, yaitu ketika sebuah halaman web menggunakan HTTPS tetapi memuat konten lain (seperti gambar, video, atau skrip) menggunakan HTTP. Masalah mixed content dapat menyebabkan peringatan keamanan di browser dan menurunkan kepercayaan pengunjung.

Untuk memperbarui konten website Anda, Anda harus mengubah semua URL konten internal (yang berasal dari website Anda sendiri) dan eksternal (yang berasal dari website lain) menjadi HTTPS. Jika konten eksternal tidak tersedia dalam HTTPS, maka sebaiknya Anda tidak menggunakannya atau mencari alternatif lain.

Anda dapat memperbarui konten website Anda secara manual atau otomatis. Secara manual, Anda harus mencari dan mengganti semua URL konten yang masih menggunakan HTTP dengan HTTPS. Secara otomatis, Anda dapat menggunakan plugin atau ekstensi yang tersedia untuk website Anda. Beberapa contoh plugin atau ekstensi yang dapat Anda gunakan adalah:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *