Gaya HidupHealth

Tanda dan Gejala Stunting Pada Anak: Memahami Dampak dan Pencegahannya

×

Tanda dan Gejala Stunting Pada Anak: Memahami Dampak dan Pencegahannya

Sebarkan artikel ini
Tanda dan Gejala Stunting Pada Anak: Memahami Dampak dan Pencegahannya
Apa saja tanda dan gejala stunting Pada Anak

Stunting pada anak adalah masalah kesehatan serius yang masih banyak ditemui di berbagai negara, termasuk Indonesia. Tanda dan gejala stunting pada anak sering kali tidak disadari oleh banyak orang tua, padahal kondisi ini dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan anak. Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh yang disebabkan oleh kekurangan gizi dalam periode kritis, yaitu seribu hari pertama kehidupan anak.

Baca juga: MPASI adalah Makanan Pendamping ASI yang Mudah untuk Dibuat

Pada artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai tanda dan gejala stunting pada anak, penyebabnya, serta bagaimana cara mengatasi dan mencegah kondisi ini. Memahami perbedaan antara anak yang pendek (stunted) dan anak yang mengalami stunting sangat penting bagi orang tua, guru, dan pemangku kepentingan dalam bidang kesehatan dan pendidikan anak.

Tanda stunting pada anak tidak hanya terlihat dari tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan anak seusianya, tetapi juga bisa dilihat dari berat badan yang rendah dan pertumbuhan tulang yang tertunda. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi fisik, tetapi juga perkembangan otak anak, yang dapat berdampak pada kemampuan belajar dan prestasi akademisnya.

Gejala stunting pada anak sering kali diawali sejak dalam kandungan, terutama jika ibu mengalami kekurangan nutrisi selama kehamilan. Oleh karena itu, memastikan asupan gizi yang cukup dan berkualitas selama masa kehamilan dan menyusui sangat penting untuk mencegah stunting pada anak. Pencegahan stunting juga melibatkan akses yang baik terhadap pelayanan kesehatan, sanitasi, dan air bersih.

BACA JUGA:  Tanda Orangtua yang Belum Dewasa Secara Emosional: Dampaknya pada Anak dan Cara Mengatasinya

Dengan memahami tanda dan gejala stunting pada anak, serta penyebab dan cara pencegahannya, kita dapat bersama-sama berupaya untuk mengurangi prevalensi stunting dan memberikan anak-anak kita kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Memahami Perbedaan Stunted dan Stunting

Stunted (pendek) dan stunting (gagal tumbuh) adalah dua kondisi kesehatan yang sering disalahpahami. Keduanya memang menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi, namun memiliki penyebab dan dampak yang berbeda.

Definisi Stunting dan Stunted

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi dalam seribu hari pertama kehidupan anak. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan dapat mengganggu pertumbuhan otak dan organ lain, meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung di kemudian hari. Anak dengan stunting juga memiliki potensi masalah dalam bertanggung jawab atas hidupnya kelak.

Di sisi lain, anak dengan tubuh pendek (short stature) belum tentu mengalami gagal tumbuh. Mereka bisa memiliki pertumbuhan fisik dan mental yang normal, namun tinggi badannya kurang dari rata-rata anak seusianya. Anak dengan tubuh pendek tidak mengalami peningkatan risiko penyakit degeneratif atau penurunan fungsi otak. Mereka juga memiliki kemungkinan untuk menyusul tinggi teman-temannya seiring waktu.

Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan

Dr. Hasto Wardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, menyatakan bahwa stunting terjadi akibat kekurangan gizi dalam seribu hari pertama kehidupan anak (1000 HPK). Periode ini adalah waktu kritis untuk pertumbuhan anak, dan penanganan yang tepat dapat mencegah stunting.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), stunting adalah kondisi di mana nilai z-score anak kurang dari -2.00 SD untuk kategori stunted, dan kurang dari -3.00 SD untuk kategori severely stunted. Stunting selalu menyebabkan anak menjadi pendek, namun tidak semua anak pendek mengalami stunting.

BACA JUGA:  Teknik SEO Dalam Menulis Biografi

Ciri-Ciri Anak Stunting

Stunting adalah masalah kekurangan gizi kronis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak. Berikut adalah beberapa ciri-ciri atau gejala stunting pada anak:

  • Tubuh lebih pendek dibandingkan anak seusianya.
  • Proporsi tubuh normal tetapi tampak lebih muda/kecil untuk usianya.
  • Berat badan rendah untuk anak seusianya dan pertumbuhan tulang yang tertunda.

Penyebab Stunting Pada Anak

Beberapa faktor yang menyebabkan stunting pada anak meliputi:

  • Rendahnya akses terhadap makanan bergizi dan asupan vitamin serta mineral.
  • Nutrisi yang kurang pada ibu selama masa remaja, kehamilan, dan laktasi.
  • Infeksi pada ibu selama kehamilan, kehamilan di usia remaja, gangguan mental pada ibu, dan hipertensi.
  • Jarak kelahiran anak yang pendek.
  • Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, sanitasi, dan air bersih.

Dampak Jangka Panjang Stunting

Stunting memiliki dampak jangka panjang yang serius, termasuk:

  • Gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang mempengaruhi kemampuan dan prestasi anak di sekolah.
  • Risiko tinggi terkena penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung.
  • Potensi masalah dalam bertanggung jawab atas kehidupan mereka di masa dewasa.

Mengatasi dan Mencegah Stunting

Untuk mengatasi dan mencegah stunting, diperlukan perhatian khusus pada kesehatan ibu dan anak selama seribu hari pertama kehidupan. Upaya ini termasuk meningkatkan akses terhadap makanan bergizi, pelayanan kesehatan yang memadai, serta memastikan sanitasi dan air bersih.

Dengan pemahaman yang tepat dan tindakan preventif yang efektif, stunting dapat dicegah, memberikan anak-anak kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *