Sumur Cing Sen di Vihara Avalokitesvara Banten adalah salah satu peninggalan sejarah yang tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur, tetapi juga menyimpan banyak cerita mistis dan khasiat spiritual yang menarik bagi pengunjung dari berbagai latar belakang. Terletak di Vihara Avalokitesvara, yang merupakan vihara tertua di Banten, sumur ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi mereka yang mencari pengalaman spiritual dan ingin merasakan aura sejarah yang masih terasa kental di tempat ini.
Daftar Isi
Sejarah Sumur Cing Sen: Dari Abad Ke-5 Hingga Sekarang
Sumur Cing Sen, yang berarti “Sumur Seribu Tahun” dalam bahasa Hokkien, bukan hanya sekadar sumur tua. Sumur ini diyakini telah ada sejak abad ke-5 Masehi, seumur dengan Vihara Avalokitesvara yang didirikan di masa yang sama. Sunan Gunung Jati, salah satu dari Wali Sanga yang terkenal, diyakini menjadi sosok penting di balik pendirian sumur ini.
Ketika Sunan Gunung Jati menikahi Putri Ong Tien, seorang putri dari keturunan Kaisar Tiongkok, ia mendirikan sumur ini sebagai bagian dari penghormatan terhadap para pengikut Putri Ong Tien yang masih memeluk agama Buddha. Sumur ini awalnya berada di dekat Masjid Agung Banten, tetapi pada tahun 1774, dipindahkan ke lokasi saat ini di kawasan Pamarican, Kota Serang.
Sumur Cing Sen terletak di sebelah barat Vihara, dengan kedalaman sekitar lima meter. Yang membuatnya istimewa adalah air sumur ini selalu jernih dan tidak pernah kering, bahkan di musim kemarau. Kondisi ini menambah keyakinan masyarakat terhadap khasiat yang dimiliki oleh air sumur tersebut.
Khasiat Sumur Cing Sen: Lebih dari Sekadar Air Biasa
Air dari Sumur Cing Sen bukan hanya sekadar air biasa. Banyak orang yang datang ke Vihara Avalokitesvara percaya bahwa air dari sumur ini memiliki berbagai khasiat yang bermanfaat bagi kehidupan mereka. Berikut adalah beberapa kepercayaan yang berkembang di masyarakat:
- Menyembuhkan penyakit kulit: Air sumur ini dipercaya dapat mengobati berbagai jenis penyakit kulit, mulai dari gatal-gatal hingga eksim.
- Meningkatkan kesuburan: Pasangan yang ingin memiliki keturunan sering datang untuk meminum air ini dengan harapan bisa mendapatkan anak.
- Memberikan ketenangan batin: Banyak yang percaya bahwa air dari sumur ini dapat memberikan ketenangan dan kedamaian batin bagi mereka yang mengonsumsinya.
- Membawa keberuntungan: Membasuh wajah atau tangan dengan air ini diyakini dapat meningkatkan keberuntungan dan rejeki.
Pengunjung dari berbagai latar belakang agama dan etnis sering datang untuk mengambil air dari Sumur Cing Sen. Mereka biasanya membawa botol atau jerigen untuk menyimpan air ini dan membawanya pulang, sementara sebagian lagi mandi atau berwudhu langsung di sumur ini.
Keunikan Sumur Cing Sen: Lebih dari Sekadar Sumur Tua
Tidak hanya khasiat, Sumur Cing Sen juga memiliki beberapa keunikan yang menjadikannya berbeda dari sumur-sumur lain.
- Batu Nisan di Atas Sumur
Di atas sumur ini terdapat dua buah batu nisan, yang merupakan makam dari dua orang pengikut Putri Ong Tien. Batu nisan ini bertuliskan aksara Tiongkok kuno dan dihiasi dengan ukiran naga dan burung phoenix, simbol keberanian dan keabadian dalam budaya Tiongkok. - Patung Singa Penjaga
Sumur ini juga dijaga oleh dua buah patung singa yang terletak di sampingnya. Patung ini berwarna merah dan hijau, melambangkan unsur api dan angin dalam filosofi Tiongkok, serta dipercaya sebagai penjaga dari roh-roh jahat. - Pohon Beringin Raksasa
Di dekat sumur, terdapat pohon beringin raksasa yang usianya mungkin setua sumur itu sendiri. Pohon ini diyakini sebagai tempat bersemayamnya roh leluhur yang menjaga Vihara Avalokitesvara dan sumur Cing Sen. Banyak pengunjung yang juga berdoa di bawah pohon ini, meminta berbagai hajat dan permohonan.
Sumur Cing Sen: Simbol Toleransi dan Warisan Budaya
Sumur Cing Sen di Vihara Avalokitesvara Banten bukan hanya simbol dari sejarah yang panjang, tetapi juga lambang toleransi antara umat beragama di Banten. Keberadaan sumur ini bersama dengan Vihara Avalokitesvara dan Masjid Agung Banten menunjukkan bagaimana harmoni dan kerukunan bisa terjalin di antara berbagai keyakinan.
Sumur ini juga menjadi sumber berkah bagi banyak orang yang percaya akan khasiatnya, menjadikannya salah satu situs penting yang layak untuk dilestarikan dan dikunjungi. Sumur Cing Sen adalah bagian dari warisan budaya yang tak ternilai harganya, yang membawa kita kembali ke masa lalu sambil memberikan manfaat di masa kini.
FAQ
Apa nama sumur tua yang ada di Vihara Avalokitesvara?
Nama sumur tua yang ada di Vihara Avalokitesvara adalah Sumur Cing Sen, yang berarti sumur seribu tahun dalam bahasa Hokkien.
Siapa yang mendirikan Sumur Cing Sen?
Sumur Cing Sen didirikan oleh Sunan Gunung Jati, salah satu wali sanga yang menyebarkan agama Islam di Nusantara. Sunan Gunung Jati menikahi Putri Ong Tien, seorang keturunan kaisar Tiongkok yang datang bersama rombongan pedagang ke Banten. Putri Ong Tien masuk Islam dan mengikuti suaminya, tetapi sebagian pengikutnya masih memeluk agama Buddha. Untuk menghormati mereka, Sunan Gunung Jati membangun vihara dan sumur di dekat masjid Agung Banten.
Apa khasiat dari air Sumur Cing Sen?
Air Sumur Cing Sen dipercaya memiliki berbagai khasiat, seperti menyembuhkan penyakit kulit, menambah kesuburan, memberi ketenangan, dan meningkatkan keberuntungan. Banyak orang dari berbagai latar belakang agama dan suku yang datang ke sumur ini untuk mencari berkah dan kesembuhan.
Apa keunikan dari Sumur Cing Sen?
Sumur Cing Sen memiliki beberapa keunikan, seperti dua buah batu nisan di atasnya, yang merupakan makam dari dua orang pengikut Putri Ong Tien yang meninggal saat membangun vihara. Sumur ini juga memiliki dua buah patung singa di sampingnya, yang merupakan simbol penjaga dan pelindung dari roh-roh jahat. Sumur ini juga memiliki sebuah pohon beringin raksasa di dekatnya, yang merupakan pohon tertua di vihara dan tempat tinggal dari roh-roh leluhur.
Bagaimana cara mengunjungi Sumur Cing Sen?
Sumur Cing Sen terletak di Vihara Avalokitesvara, Jalan Tubagus Raya, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Vihara ini buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Untuk mengunjungi sumur ini, pengunjung harus masuk ke area vihara dan mengikuti aturan yang berlaku, seperti menggunakan pakaian sopan, melepas sepatu atau sandal, dan tidak membuat keributan. Pengunjung juga harus menghormati para penganut agama Buddha yang sedang beribadah atau bermeditasi di vihara.