FOKUS – Banten, sebuah provinsi yang terletak di ujung barat Pulau Jawa, memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Jawa Barat, hingga akhirnya pada tahun 2000, melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000, Banten resmi menjadi provinsi ke-30 di Indonesia. Nama Banten sendiri sudah dikenal hingga mancanegara sejak abad ke-14, membuatnya menjadi salah satu pusat perdagangan rempah-rempah yang signifikan di Asia Tenggara pada abad ke-16 dan ke-17.
Daftar Isi
Banten: Pusat Perdagangan dan Kebudayaan
Pada masa kejayaannya, Banten menjadi pusat kerajaan Islam dan perdagangan di bawah kekuasaan Sultan Maulana Hasanudin dan Sultan Ageng Tirtayasa. Kota ini menjadi tempat persinggahan para pedagang dari berbagai belahan dunia, menjadikannya pusat pertukaran dan persentuhan kebudayaan yang penting.
Asal Usul Nama Banten
Asal usul nama Banten memiliki beberapa versi yang menarik. Berikut adalah tiga kisah yang menceritakan tentang bagaimana nama Banten muncul:
1. Katiban Inten (Kejatuhan Intan)
Kisah pertama menyebutkan bahwa nama Banten berasal dari istilah “katiban inten” yang berarti kejatuhan intan. Sejarah ini berawal dari masyarakat Banten yang semula menyembah berhala, kemudian memeluk agama Buddha, dan akhirnya mengenal serta memeluk agama Islam. Perubahan agama ini digambarkan seperti masyarakat yang seolah-olah kejatuhan intan, menandakan keberuntungan dan perubahan besar dalam kehidupan mereka.
2. Ban Inten (Cincin Berhiaskan Intan)
Kisah kedua datang dari cerita Sanghyang Batara Guru Jampang yang melakukan perjalanan dari timur ke barat hingga tiba di suatu tempat yang bernama Surasowan. Di tempat ini, ia duduk di atas batu bercahaya yang disebut “watu gilang”. Surasowan, yang dikelilingi sungai dengan air yang jernih, dilukiskan seperti cincin yang diemban dengan intan, atau dalam bahasa setempat disebut “ban inten”, yang kemudian menjadi nama Banten.
3. Bantahan (Penolakan)
Kisah ketiga mengaitkan nama Banten dengan kata “bantahan”, berasal dari cerita masyarakat yang tidak mau tunduk pada aturan yang dibuat oleh penjajah Belanda. Meski demikian, istilah Banten sendiri diperkirakan muncul jauh sebelum berdirinya Kesultanan Banten, digunakan untuk menamai sebuah sungai, yakni Cibanten. Daerah di tepi Sungai Cibanten yang lebih tinggi disebut Cibanten Girang, disingkat menjadi Banten Girang.
Jejak Sejarah Kesultanan Banten
Kesultanan Banten yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati pada abad ke-16 M, memiliki pengaruh besar dalam perkembangan daerah ini. Jejak kejayaan Kesultanan Banten masih bisa ditemui hingga kini, salah satunya adalah Keraton Surosowan yang terletak di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, kawasan Banten Lama, Kota Serang. Peninggalan ini menjadi saksi bisu kemegahan masa lalu Banten sebagai pusat kerajaan Islam dan perdagangan.
Kesimpulan
Sejarah asal usul nama Banten menawarkan kita pandangan mendalam tentang perjalanan panjang dan transformasi daerah ini dari masa ke masa. Dari katiban inten hingga ban inten dan bantahan, setiap kisah membawa kita lebih dekat pada pemahaman tentang identitas dan warisan budaya Banten yang kaya dan beragam. Memahami sejarah ini tidak hanya menambah pengetahuan kita, tetapi juga memperkaya apresiasi terhadap kekayaan budaya Indonesia.