Travel

Pura Sari Warisan Spiritual Bali yang Terukir dalam Bebatuan

×

Pura Sari Warisan Spiritual Bali yang Terukir dalam Bebatuan

Sebarkan artikel ini

Desa Selat Pandan Banten, sebuah desa kecil di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, menjadi rumah bagi Pura Sari, sebuah pura yang menonjolkan keunikan sejarah dan spiritualitas Hindu. Berdiri tegak selama berabad-abad, Pura Sari tidak seperti pura pada umumnya yang penuh dengan patung dan ornamen. Di sini, keagungan pura tercermin dari tumpukan bebatuan yang sederhana namun sarat makna.

Sejarah Pura Sari dan Hubungannya dengan Desa Selat

Pura Sari tidak hanya merupakan pusat keagamaan tetapi juga cerminan dari sejarah Desa Selat. Pemujaan di pura ini terfokus pada palinggih bebaturan, yang merupakan bagian inti dari kompleks pura. Keasrian pura ini terjaga dengan baik, dikelilingi oleh pepohonan yang rindang, memberikan suasana yang sejuk dan memancarkan vibrasi spiritual yang kuat.

Bebaturan: Simbol Kesucian dan Keyakinan Komunal

Jro Mangku Payu Putranegara, pemangku Pura Sari, menekankan bahwa meskipun pura ini hanya terdiri dari bebaturan, masyarakat setempat memiliki keyakinan mendalam akan kesucian yang luar biasa dari pura ini.

Pengembangan Pura dan Pembagian Mandala

Dalam beberapa tahun terakhir, Pura Sari mengalami pengembangan dengan penambahan penyengker untuk memisahkan area suci dari area umum. Kini, pura ini terbagi menjadi tiga mandala:

  • Nista Mandala (Jaba Sisi): Area parkir kendaraan dengan palinggih pakendel.
  • Madya Mandala (Jaba Tengah): Terdapat bale wantilan dan bale pegongan untuk aktivitas komunal.
  • Utama Mandala (Jeroan): Tempat suci dengan bebaturan sebagai pusat pemujaan.

Bebaturan: Sejarah dan Larangan Mengubah Bentuk

Pura Sari, yang didirikan sejak era prasejarah megalitikum, mempertahankan bentuk bebaturan sebagai tempat pemujaan. Jro Mangku Payu juga menemukan sarkofagus, bukti peninggalan zaman batu di sekitar pura. Beliau menegaskan bahwa mengubah bentuk bebaturan dianggap tabu dan dipercaya akan mendatangkan malapetaka.

BACA JUGA:  5 Destinasi Wisata Terbaik di Kebumen untuk Sesi Prewedding

Pantangan Genta dan Tradisi Unik Pura Sari

Di Pura Sari, pemangku pura tidak menggunakan mantram tetapi sesontengan atau mesaha dengan Bahasa lokal saat berdoa. Penggunaan genta dianggap haram, tidak hanya di Pura Sari tetapi juga di seluruh Desa Selat Pandan Banten. Ada cerita tentang keluarga yang mengalami tragedi setelah menggunakan genta, yang memperkuat larangan ini.

Pura Sari: Simbol Tradisi Bali Mula

Sebagai bagian dari desa Bali Mula, masyarakat Desa Selat Pandan percaya bahwa melanggar pantangan di Pura Sari akan membawa bencana. Keunikan dan tradisi yang dijaga oleh Pura Sari merupakan bukti kekayaan budaya dan spiritual Bali yang harus dihormati dan dilestarikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *