FOKUS WISATA PANDEGLANG – Kabupaten Pandeglang di ujung barat Pulau Jawa menyimpan lanskap alam yang tak hanya memesona, tapi juga menyembuhkan. Di antara hijaunya perbukitan dan kabut tipis yang turun perlahan setiap pagi, berdiri sebuah gunung yang bagi masyarakat setempat menyimpan kekuatan alami — Gunung Torong. Di lerengnya, mengalir sumber air panas yang dipercaya memiliki khasiat untuk tubuh dan jiwa: Pemandian Air Panas Gunung Torong.
- Sejarah dan Legenda Gunung Torong
- Asal-usul Nama “Torong”
- Legenda Ki Torong: Penjaga Gunung dan Sumber Kehidupan
- Legenda Putri Selaras: Penjaga Kesucian Gunung
- Penjelasan Ilmiah: Panas Bumi Gunung Torong
- Tradisi “Hajat Lembur”: Syukur dan Harmoni dengan Alam
- Kearifan Lokal dan Pelestarian Budaya
- Harmoni Antara Alam dan Legenda
- Daya Tarik dan Keunikan Air Panas Gunung Torong
- Panorama Alam Gunung Torong yang Menawan
- Sumber Air Panas Alami dari Perut Bumi
- Pengalaman Berendam yang Tak Tertandingi
- Keaslian dan Kesederhanaan yang Dipertahankan
- Keunikan Fauna dan Flora Sekitar Gunung Torong
- Potensi Ekowisata dan Terapi Alam
- Suasana Malam di Gunung Torong
- Aktivitas Wisata di Gunung Torong
- 🏞️ 1. Berendam di Sumber Air Panas Alami
- 🥾 2. Trekking & Eksplorasi Alam Sekitar
- 🌸 3. Wisata Edukasi & Ekowisata
- 🏕️ 4. Camping di Lereng Gunung
- 🍜 5. Kuliner Lokal yang Wajib Dicoba
- 🚗 Tips Berkunjung ke Gunung Torong
- 📍 Lokasi dan Akses
- 🕓 Waktu Terbaik untuk Berkunjung
- 🎒 Barang yang Wajib Dibawa
- ⚠️ Etika dan Aturan Lokal
- 🌺 Pengalaman Tak Terlupakan
- Akses Transportasi Menuju Gunung Torong
- 🏡 Fasilitas yang Tersedia di Kawasan Gunung Torong
- 🌱 Pengembangan Wisata Berkelanjutan
- ♻️ Tantangan dan Harapan ke Depan
- 🌄 Harapan untuk Masa Depan
- FAQ tentang Gunung Torong dan Pemandian Air Panas Pandeglang
- Apa itu Gunung Torong?
- Mengapa air panas Gunung Torong dipercaya menyembuhkan?
- Bagaimana cara menuju Gunung Torong dari Jakarta atau Serang?
- Kapan waktu terbaik untuk berkunjung ke Gunung Torong?
- Apakah bisa berkemah di Gunung Torong?
- Apakah tersedia penginapan di dekat Gunung Torong?
- Adakah kuliner khas yang bisa dicoba?
- Apakah Gunung Torong cocok untuk wisata keluarga?
- Apakah ada tiket masuk ke Gunung Torong?
- Bagaimana pengelolaan lingkungan di Gunung Torong?
- Apakah boleh membawa kamera drone di kawasan ini?
- Apakah Gunung Torong berstatus gunung berapi aktif?
- Apa yang membuat Gunung Torong unik dibandingkan pemandian air panas lainnya?
- Penutup: Ketenangan yang Turun dari Kabut Gunung Torong
Terletak di wilayah selatan Pandeglang, Banten, pemandian ini menjadi oase bagi mereka yang mencari ketenangan dari hiruk pikuk kota. Airnya yang hangat, beraroma belerang lembut, muncul dari celah bebatuan vulkanik, mengalir membentuk kolam alami yang jernih dan menenangkan. Tak sedikit pengunjung yang datang bukan sekadar berendam, tetapi juga mencari pengalaman spiritual — menyatu dengan alam di kaki gunung yang masih dijaga kesakralannya.
Bagi masyarakat Pandeglang, Gunung Torong bukan sekadar bentang alam, tetapi bagian dari kehidupan. Mereka menuturkan legenda dan kisah lama yang mengaitkan sumber air panas ini dengan tokoh-tokoh leluhur, penjaga hutan, dan perjalanan spiritual masa lalu. Tradisi mandi di air panas pun telah menjadi kebiasaan turun-temurun, terutama pada waktu-waktu tertentu yang dianggap membawa keberkahan.
Namun di balik kisah mistik dan tradisi lokal, ada penjelasan ilmiah yang menarik. Gunung Torong, menurut para ahli geologi, merupakan bagian dari sistem vulkanik tua di selatan Banten. Aktivitas panas bumi yang masih tersisa di dalam perut bumi menghasilkan uap panas yang mendorong air keluar ke permukaan. Dari sinilah muncul sumber air panas dengan kandungan mineral alami seperti belerang, kalsium, dan magnesium — zat yang berkhasiat untuk relaksasi otot, peremajaan kulit, dan terapi rematik.
Udara di sekitar lokasi terasa sejuk dengan suhu rata-rata 23–26 derajat Celsius. Hutan di sekelilingnya lebat, dihuni aneka flora tropis, seperti pohon puspa, beringin, dan bambu betung. Sesekali terdengar kicau burung-burung liar atau suara gemericik air dari sungai kecil di sisi jalan setapak menuju pemandian. Suasana ini menghadirkan pengalaman wisata yang benar-benar alami — tanpa kebisingan, tanpa polusi, hanya harmoni antara manusia dan alam.
Pemandian Air Panas Gunung Torong mulai dikenal luas setelah sejumlah wisatawan lokal membagikan pengalaman mereka melalui media sosial. Foto-foto kabut yang menggantung di atas permukaan air, pancaran uap dari kolam batu, dan senyum para pengunjung yang berendam di air hangat menjadi daya tarik tersendiri. Kini, tempat ini kian ramai dikunjungi, terutama pada akhir pekan, oleh wisatawan dari Serang, Tangerang, dan bahkan Jakarta.
Meski popularitasnya meningkat, suasana asri Gunung Torong masih terjaga. Pengelola lokal bersama pemerintah daerah berupaya mempertahankan kelestarian alam sekitar. Tidak ada bangunan beton mencolok, hanya pondok bambu sederhana untuk istirahat dan beberapa warung yang menjual kopi panas serta pisang goreng — kombinasi sempurna untuk menemani waktu santai setelah berendam.
Bagi banyak pengunjung, daya tarik utama Gunung Torong bukan sekadar air panasnya, melainkan rasa damai yang sulit ditemukan di tempat lain. Saat kabut turun perlahan di senja hari, dan uap air menyelimuti permukaan kolam, suasana menjadi hampir magis. Di momen seperti itu, waktu seolah berhenti. Alam berbicara dengan bahasa yang sunyi — bahasa yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang datang bukan hanya untuk berwisata, tapi juga untuk kembali menyentuh sisi terdalam dari dirinya sendiri.
Sejarah dan Legenda Gunung Torong
Asal-usul Nama “Torong”
Gunung Torong terletak di wilayah selatan Kabupaten Pandeglang, Banten. Nama “Torong” diyakini berasal dari bahasa Sunda kuno yang berarti menjorok atau menonjol, menggambarkan bentuk punggung gunung yang tampak mencuat di antara perbukitan sekitarnya.
Bagi masyarakat setempat, Gunung Torong bukan hanya bentang alam, melainkan simbol kekuatan spiritual dan keseimbangan hidup yang diwariskan turun-temurun.
Legenda Ki Torong: Penjaga Gunung dan Sumber Kehidupan
Salah satu kisah paling dikenal adalah legenda tentang Ki Torong, pertapa sakti yang dipercaya sebagai penjaga gunung ini.
Konon, ratusan tahun silam, wilayah ini mengalami kekeringan panjang. Sungai-sungai mengering, tanah merekah, dan kehidupan terancam punah.
Dalam pertapaannya, Ki Torong memohon kepada alam agar memberi kehidupan bagi manusia. Doanya dijawab alam:
dari celah batu di kaki gunung, muncul pancuran air panas yang mengalir deras — sumber yang kini dikenal sebagai Pemandian Air Panas Gunung Torong.
Masyarakat percaya air itu bukan sekadar fenomena alam, melainkan anugerah spiritual yang membawa energi penyembuhan.
Legenda Putri Selaras: Penjaga Kesucian Gunung
Ada pula kisah tentang Putri Selaras, seorang perempuan cantik yang hilang di hutan Gunung Torong setelah menolak lamaran penguasa kerajaan.
Penduduk percaya, roh sang putri kini bersemayam di sekitar sumber air panas untuk menjaga kesuciannya.
Karena itu, hingga kini berlaku aturan tak tertulis di kawasan ini:
- Pengunjung dilarang berkata kasar
- Tidak boleh berbuat tidak sopan
- Diharuskan menjaga kebersihan dan ketenangan
Kepercayaan ini menjadi bentuk kearifan lokal yang menjaga keharmonisan antara manusia dan alam.
Penjelasan Ilmiah: Panas Bumi Gunung Torong
Di balik kisah mistik, Gunung Torong menyimpan fenomena geologi yang menarik.
Gunung ini merupakan bagian dari sistem vulkanik tua di Banten Selatan, hasil aktivitas geotermal masa lampau.
Menurut data Badan Geologi Indonesia:
- Terdapat banyak celah panas bumi (geothermal vents) di sepanjang jalur Cisolok–Pandeglang
- Panas bumi di bawah tanah memanaskan air hujan yang meresap ke dalam lapisan batuan
- Air panas kaya mineral seperti belerang, kalsium, dan magnesium lalu mengalir ke permukaan membentuk sumber alami
Inilah alasan ilmiah di balik kehangatan air Gunung Torong yang dipercaya mampu menyembuhkan dan menenangkan tubuh.
Tradisi “Hajat Lembur”: Syukur dan Harmoni dengan Alam
Setiap tahun, masyarakat sekitar menggelar ritual hajat lembur sebagai bentuk rasa syukur kepada alam.
Ritual ini diadakan setelah panen raya, dengan membawa hasil bumi seperti:
- Padi
- Kelapa
- Pisang
Upacara dilakukan di dekat sumber air panas, diiringi doa bersama dan tabuhan alat musik sederhana.
Ritual ini bukan bentuk pemujaan, melainkan ungkapan rasa syukur dan penghormatan terhadap alam.
“Air ini memberi kami kehidupan,” ujar seorang sesepuh.
“Selama kami menjaga alam, alam pun menjaga kami.”
Kearifan Lokal dan Pelestarian Budaya
Dari sudut pandang antropologi, ritual di Gunung Torong adalah ekspresi kearifan ekologi masyarakat Banten Selatan.
Mereka hidup dengan prinsip keseimbangan:
Manusa kudu silih asah, silih asih, silih asuh — antara sesama, alam, dan yang gaib.
Nilai ini tetap dijaga oleh generasi muda yang kini tergabung dalam kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
Mereka aktif:
- Membersihkan area pemandian
- Memberi edukasi kepada wisatawan
- Menjaga tata krama pengunjung
Semua dilakukan agar Gunung Torong tetap lestari dan tidak kehilangan ruh budayanya.
Harmoni Antara Alam dan Legenda
Gunung Torong adalah pertemuan antara sains dan spiritualitas.
Dari Ki Torong yang bijak, Putri Selaras yang menjaga kesucian, hingga aktivitas geotermal di bawah tanah — semuanya membentuk narasi besar tentang hubungan manusia dengan alam.
Setiap tetes air panas di Gunung Torong membawa pesan:
“Alam bukan untuk dikuasai, tapi untuk disyukuri.”
Daya Tarik dan Keunikan Air Panas Gunung Torong
Panorama Alam Gunung Torong yang Menawan
Begitu melangkah menuju kawasan Pemandian Air Panas Gunung Torong, pengunjung disambut panorama alam khas Banten Selatan: hutan hijau, udara lembap, dan kabut tipis yang turun perlahan dari puncak gunung.
Suara gemericik air mengiringi langkah kaki di jalan setapak tanah yang membelah pepohonan bambu dan semak liar.
Keindahan Gunung Torong tidak hanya terletak pada pemandian air panasnya, tetapi juga pada keseluruhan lanskapnya:
- Perbukitan hijau yang mengelilingi kawasan sumber air
- Sungai kecil dengan air jernih mengalir di sela batu vulkanik
- Aroma tanah basah dan belerang lembut yang menenangkan pikiran
“Kalau pagi, kabutnya turun menutupi kolam. Indah sekali, seperti negeri di atas awan,” ujar salah satu pengunjung asal Serang.
Sumber Air Panas Alami dari Perut Bumi
Sumber air panas di Gunung Torong muncul dari celah bebatuan vulkanik alami di kaki gunung.
Airnya mengalir membentuk beberapa kolam alami dengan suhu berkisar antara 38–43 derajat Celsius, ideal untuk relaksasi tubuh.
Menurut hasil uji laboratorium Dinas Pariwisata Pandeglang, air di pemandian ini mengandung:
- Belerang (Sulfur) → membantu menyembuhkan penyakit kulit
- Kalsium & Magnesium → menenangkan otot dan memperbaiki sirkulasi darah
- Natrium & Silika alami → membantu regenerasi kulit dan mempercepat penyembuhan luka ringan
Kandungan mineral alami ini membuat Pemandian Gunung Torong sering dijadikan tempat terapi alami bagi penderita:
- Rematik
- Pegal linu
- Penyakit kulit ringan seperti gatal atau alergi
- Stres dan kelelahan mental
“Airnya hangat tapi tidak menyengat, kulit terasa halus setelah berendam,” ungkap salah satu wisatawan dari Tangerang.
Pengalaman Berendam yang Tak Tertandingi
Berendam di air panas Gunung Torong bukan sekadar kegiatan wisata, tapi pengalaman sensorik dan spiritual.
Sensasi air hangat yang menyentuh kulit, berpadu dengan udara sejuk pegunungan, menciptakan harmoni alami yang menenangkan tubuh dan pikiran.
Pengunjung biasanya:
- Berendam selama 15–30 menit untuk terapi tubuh
- Duduk di batu pinggiran kolam sambil menikmati pemandangan hutan
- Menyesap kopi hitam dari warung bambu di tepi area pemandian
Pada waktu tertentu — terutama pagi hari atau menjelang senja — uap air yang naik dari permukaan kolam menciptakan suasana magis.
Cahaya matahari menembus kabut lembut, membentuk bayangan di antara pohon dan bebatuan.
Momen seperti inilah yang membuat Gunung Torong sering dijuluki sebagai “permata tersembunyi Pandeglang”.
Keaslian dan Kesederhanaan yang Dipertahankan
Berbeda dengan pemandian air panas modern, Gunung Torong masih mempertahankan bentuk alaminya.
Tidak ada ubin atau beton di dasar kolam. Semua masih berupa batuan vulkanik asli, dibiarkan sebagaimana bentuk aslinya sejak dulu.
Beberapa ciri khas yang tetap dipertahankan:
- Kolam air panas alami tanpa bahan kimia
- Gubuk bambu sederhana untuk tempat istirahat
- Area alami dengan pepohonan rimbun sebagai peneduh
- Tidak ada musik keras atau bangunan komersial mencolok
Pendekatan ini membuat Gunung Torong berbeda dari destinasi lain.
Ia menawarkan autentisitas dan keaslian alam, bukan kemewahan buatan.
“Kami ingin tempat ini tetap alami, bukan jadi taman wisata yang ramai dan bising,” kata pengelola lokal.
Keunikan Fauna dan Flora Sekitar Gunung Torong
Kawasan sekitar Gunung Torong masih menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna endemik Banten Selatan.
Bagi penggemar fotografi alam, tempat ini merupakan lokasi sempurna untuk menangkap momen langka.
Beberapa spesies yang sering dijumpai:
- Burung cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris)
- Kupu-kupu raja (Papilio memnon)
- Kijang kecil dan musang pandan
- Pohon puspa, bambu betung, serta pakis raksasa
Vegetasi lebat membantu menjaga suhu mikro kawasan tetap sejuk dan menjaga kestabilan sumber air panas.
Inilah salah satu alasan mengapa air di Gunung Torong tetap jernih sepanjang tahun, bahkan saat musim hujan.
Potensi Ekowisata dan Terapi Alam
Selain pemandian air panas, Gunung Torong juga menyimpan potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata berbasis konservasi.
Konsep ini mulai diperkenalkan oleh Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) setempat, yang berfokus pada:
- Wisata alam ramah lingkungan
- Edukasi geologi dan pelestarian sumber air
- Pengembangan ekonomi lokal melalui produk olahan warga
Beberapa paket wisata sederhana yang kini mulai dikembangkan antara lain:
- “Torong Healing Walk” – jalan santai menyusuri hutan dan sungai kecil
- “Hot Spring Therapy” – berendam dan refleksi kaki di kolam air panas alami
- “Coffee & Nature” – menikmati kopi lokal sambil mendengarkan cerita legenda dari sesepuh desa
Konsep ini menarik bagi wisatawan urban yang mencari pengalaman slow travel — menikmati alam dengan tenang, tanpa terburu-buru.
Suasana Malam di Gunung Torong
Menjelang malam, kawasan Gunung Torong berubah menjadi ruang meditatif yang hening.
Uap air dari kolam masih naik perlahan, disinari cahaya lampu minyak dari warung-warung bambu.
Langit malam yang bersih menampakkan bintang dengan jelas, sesuatu yang langka di kota besar.
Beberapa pengunjung bahkan memilih berkemah di area perbukitan dekat sumber air, menikmati suhu sejuk malam hari sambil mendengarkan suara serangga hutan.
“Tidur di bawah langit Torong itu rasanya seperti kembali ke masa kecil — tenang, damai, tanpa beban,” tulis seorang blogger wisata dalam unggahan perjalanannya.
Aktivitas Wisata di Gunung Torong
Gunung Torong bukan hanya tempat untuk berendam air panas. Di kawasan ini, pengunjung bisa menikmati berbagai aktivitas wisata alam yang menenangkan sekaligus menantang. Keasrian hutan dan kesejukan udara pegunungan membuat setiap langkah terasa berharga.
🏞️ 1. Berendam di Sumber Air Panas Alami
Kolam air panas menjadi daya tarik utama kawasan ini. Suhu air berkisar antara 38–42°C, cukup hangat untuk melancarkan peredaran darah dan meredakan pegal-pegal.
Beberapa hal yang bisa dilakukan di area pemandian:
- Berendam sambil relaksasi di kolam alami yang dikelilingi bebatuan vulkanik.
- Mencoba terapi tradisional, di mana air panas dialirkan langsung dari sumbernya.
- Menikmati pemandangan kabut pagi, saat uap air bercampur dengan sinar matahari lembut.
💡 Tips: Datanglah pagi hari sekitar pukul 06.00–08.00 untuk mendapatkan pengalaman berendam terbaik saat udara masih segar dan belum ramai pengunjung.
🥾 2. Trekking & Eksplorasi Alam Sekitar
Gunung Torong dikelilingi jalur setapak alami yang cocok untuk trekking ringan hingga menengah. Pengunjung bisa menyusuri jalur hutan, menyeberangi aliran sungai kecil, dan menikmati panorama perbukitan hijau.
Beberapa titik menarik di sepanjang jalur trekking antara lain:
- Sungai Cikawung, dengan air jernih dan batuan vulkanik berlumut.
- Bukit Torong Tengah, spot alami untuk melihat pemandangan matahari terbit.
- Hutan Bambu Betung, area yang rindang dan tenang, cocok untuk fotografi alam.
📷 Rekomendasi: Gunakan sepatu anti-slip dan bawa kamera dengan lensa lebar untuk menangkap keindahan lanskap yang luas.
🌸 3. Wisata Edukasi & Ekowisata
Gunung Torong juga cocok dijadikan lokasi wisata edukatif bagi pelajar, mahasiswa, atau pecinta alam yang ingin mempelajari fenomena geotermal dan konservasi hutan.
Kegiatan edukatif yang sering dilakukan antara lain:
- Observasi geologi, mempelajari struktur bebatuan dan sumber panas bumi.
- Kegiatan konservasi, seperti penanaman pohon dan pengenalan vegetasi endemik.
- Wisata budaya, berinteraksi dengan masyarakat lokal untuk memahami tradisi menjaga sumber air.
🌱 Kegiatan seperti ini membantu menjaga keseimbangan antara pariwisata dan kelestarian alam — prinsip utama ekowisata berkelanjutan.
🏕️ 4. Camping di Lereng Gunung
Bagi pecinta alam, berkemah di sekitar Gunung Torong adalah pengalaman yang tak terlupakan. Area camping tersedia di beberapa titik yang datar dan aman, dengan jarak sekitar 500–700 meter dari area pemandian.
Kelebihan camping di kawasan ini:
- Pemandangan malam spektakuler — langit penuh bintang tanpa polusi cahaya.
- Udara segar dan aroma khas pepohonan hutan.
- Suara alam alami: jangkrik, gemericik air, dan desir angin malam.
🔥 Tips Camping Aman:
- Gunakan tenda tahan lembap.
- Jangan menyalakan api unggun sembarangan.
- Bawa kembali semua sampah (prinsip Leave No Trace).
🍜 5. Kuliner Lokal yang Wajib Dicoba
Setelah puas berendam dan menjelajah, jangan lewatkan cita rasa kuliner khas Pandeglang. Di sekitar lokasi, warga setempat menjual hidangan sederhana namun menggugah selera.
Beberapa makanan yang wajib dicicipi:
- Sate Bandeng Bakar, olahan ikan khas Banten tanpa duri.
- Nasi Sumsum, nasi gurih yang dibakar dalam bambu.
- Kopi Torong, racikan kopi lokal dengan aroma rempah halus.
- Pisang Goreng Gula Aren, teman sempurna untuk sore hari di pegunungan.
☕ Rata-rata harga makanan di sekitar lokasi cukup terjangkau, mulai dari Rp10.000–25.000 per porsi.
Baca juga: 12 Pemandian Air Panas Terbaik di Pandeglang 24 Jam untuk Keluarga
🚗 Tips Berkunjung ke Gunung Torong
Sebelum berangkat, penting untuk menyiapkan diri agar perjalanan berjalan lancar dan aman. Berikut beberapa panduan praktis bagi wisatawan.
📍 Lokasi dan Akses
- Alamat: Desa Sukajadi, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten.
- Jarak dari Kota Pandeglang: ±60 km (sekitar 2 jam perjalanan).
- Akses: Bisa menggunakan kendaraan roda dua atau mobil pribadi. Jalan utama sudah beraspal, namun jalur terakhir menuju pemandian berupa jalan tanah berbatu sepanjang ±2 km.
🚘 Saran: Gunakan kendaraan dengan suspensi tinggi jika berkunjung saat musim hujan.
🕓 Waktu Terbaik untuk Berkunjung
- Musim terbaik: Juni hingga Oktober (musim kemarau), karena kondisi jalan kering dan air jernih.
- Hindari: Musim hujan Desember–Februari, karena akses bisa licin dan beberapa jalur tertutup lumpur.
- Waktu ideal: Pagi hingga sore hari (06.00–16.00).
🎒 Barang yang Wajib Dibawa
Agar pengalaman wisata makin nyaman dan aman, siapkan perlengkapan berikut:
- Pakaian ganti & handuk.
- Sandal anti-slip untuk berendam.
- Obat pribadi & lotion anti-nyamuk.
- Kamera & powerbank.
- Kantong sampah untuk menjaga kebersihan.
⚠️ Etika dan Aturan Lokal
Masyarakat sekitar sangat menghormati Gunung Torong sebagai tempat yang memiliki nilai spiritual. Karena itu, wisatawan diimbau menjaga sikap dan ucapan saat berada di kawasan ini.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
- Hindari berbicara kasar atau berteriak di area pemandian.
- Dilarang membawa minuman beralkohol.
- Gunakan pakaian sopan saat berendam.
- Hormati pengunjung lain dan masyarakat sekitar.
🌺 Pengalaman Tak Terlupakan
Berkunjung ke Gunung Torong bukan hanya tentang melihat alam, tapi tentang merasakan kehadiran alam itu sendiri. Di tengah kabut lembut dan suara hutan yang berbisik, setiap detik menjadi momen refleksi — seolah bumi sedang mengajarkan arti ketenangan.
Di Gunung Torong, manusia tak sekadar menjadi wisatawan. Ia menjadi bagian kecil dari alam yang luas, dan mungkin, menemukan kembali dirinya yang hilang.
Akses Transportasi Menuju Gunung Torong
Gunung Torong terletak di wilayah Desa Sukajadi, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Lokasinya memang tidak berada di jalur wisata utama, tetapi justru karena itulah kawasan ini tetap asri dan tenang.
📍 Rute dari Beberapa Kota Besar
Beberapa rute populer yang bisa ditempuh oleh wisatawan dari berbagai daerah:
Dari Kota Pandeglang
- Jarak: ±60 km.
- Waktu tempuh: sekitar 2 jam perjalanan darat.
- Rute: Pandeglang – Saketi – Munjul – Cikeusik – Sukajadi.
- Kondisi jalan: aspal halus hingga 80%, sisanya jalan berbatu menuju area pemandian.
Dari Serang
- Jarak: ±100 km.
- Waktu tempuh: 3–3,5 jam.
- Rute: Serang – Pandeglang – Saketi – Munjul – Cikeusik.
- Transportasi umum: tersedia angkutan pedesaan dan ojek lokal dari terminal Munjul.
Dari Jakarta atau Tangerang
- Jarak: ±160 km.
- Waktu tempuh: 5–6 jam tergantung lalu lintas.
- Rute: Jakarta – Tol Serang Barat – Pandeglang – Saketi – Munjul – Cikeusik.
- Alternatif: wisatawan bisa menggunakan mobil pribadi atau travel menuju Pandeglang, lalu melanjutkan perjalanan dengan kendaraan sewaan.
💡 Tips: Sebaiknya isi bahan bakar penuh sebelum memasuki Kecamatan Cikeusik karena belum banyak SPBU di sekitar kawasan gunung.
🏡 Fasilitas yang Tersedia di Kawasan Gunung Torong
Meski terletak di pedalaman, sejumlah fasilitas dasar telah disediakan oleh pemerintah desa dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat.
🛖 Fasilitas Umum
- Area parkir untuk kendaraan roda dua dan roda empat.
- Toilet umum dan ruang bilas sederhana.
- Gazebo bambu untuk bersantai setelah berendam.
- Warung makan lokal yang menjual makanan ringan dan kopi.
- Area camping ground untuk wisatawan yang ingin menginap.
⚠️ Fasilitas di Gunung Torong masih sederhana. Disarankan membawa perlengkapan pribadi seperti handuk, sabun, dan kantong sampah agar lebih nyaman.
🏠 Penginapan dan Homestay
Untuk wisatawan dari luar daerah, tersedia beberapa pilihan penginapan di sekitar Kecamatan Cikeusik dan Munjul.
Rekomendasi tempat menginap:
- Homestay Sukajadi Asri – berjarak 2 km dari lokasi pemandian, suasana pedesaan dengan harga mulai Rp150.000 per malam.
- Penginapan Cikeusik Lestari – fasilitas lengkap dengan AC dan kamar mandi dalam.
- Rumah warga lokal – beberapa penduduk menyediakan kamar sewa bagi wisatawan yang ingin merasakan kehidupan masyarakat desa.
🌙 Menginap di homestay lokal memberi pengalaman autentik: tidur dengan suara jangkrik, sarapan nasi uduk rumahan, dan interaksi hangat dengan penduduk.
Baca juga: Pemandian Air Panas Abah Jomba Carita: Panduan Lengkap
🌱 Pengembangan Wisata Berkelanjutan
Gunung Torong kini mulai dilirik sebagai salah satu destinasi ekowisata potensial di selatan Banten. Pemerintah daerah bersama masyarakat lokal tengah menyusun konsep pengembangan yang berfokus pada keseimbangan antara pariwisata dan kelestarian alam.
🌿 Prinsip Ekowisata yang Diterapkan
Beberapa langkah konkret telah dilakukan di kawasan ini:
- Pengelolaan berbasis masyarakat. Seluruh kegiatan wisata dikelola langsung oleh warga melalui Pokdarwis Sukajadi.
- Pembatasan jumlah pengunjung harian. Untuk menjaga kualitas air dan ketenangan lingkungan, kunjungan dibatasi maksimal 150 orang per hari.
- Program reboisasi. Penanaman pohon di sekitar sumber air panas dilakukan secara rutin setiap awal tahun.
- Kampanye bebas sampah plastik. Pengunjung diimbau membawa wadah minum sendiri dan tidak meninggalkan sampah di lokasi wisata.
🌳 “Kami tidak ingin Gunung Torong menjadi rusak hanya karena dikejar popularitas,” ujar salah satu pengelola lokal saat ditemui FOKUS TRAVEL.
🤝 Kolaborasi Pemerintah dan Komunitas
Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang menilai Gunung Torong sebagai contoh model wisata yang tumbuh dari inisiatif warga. Dukungan diberikan dalam bentuk:
- Pelatihan pemandu wisata lokal.
- Bantuan fasilitas dasar (toilet dan area parkir).
- Promosi digital melalui platform wisata resmi Pandeglang.
Selain itu, komunitas pecinta alam dan organisasi mahasiswa turut membantu melakukan dokumentasi flora dan fauna lokal. Upaya ini sekaligus memperkuat data konservasi lingkungan di sekitar gunung.
🔬 Potensi Geowisata
Keberadaan sumber air panas alami membuat Gunung Torong berpotensi dikembangkan menjadi geowisata edukatif. Para ahli geologi menilai kawasan ini masih memiliki aktivitas panas bumi pasif, yang aman tetapi menarik untuk penelitian.
Manfaat geowisata ini antara lain:
- Meningkatkan kesadaran publik tentang fenomena geotermal.
- Menambah nilai ekonomi bagi masyarakat melalui wisata ilmiah.
- Memperluas jaringan kerja sama dengan universitas dan lembaga penelitian.
📖 Fakta menarik: suhu air di sumber utama Gunung Torong berkisar 42°C–45°C, dengan pH netral dan kandungan mineral yang baik untuk kesehatan kulit.
♻️ Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun potensinya besar, pengembangan wisata Gunung Torong menghadapi beberapa tantangan penting.
⚠️ Tantangan Utama
- Akses jalan belum memadai. Sebagian jalur menuju lokasi masih berupa tanah berbatu.
- Fasilitas terbatas. Belum tersedia listrik permanen di area pemandian.
- Kurangnya promosi. Informasi tentang Gunung Torong masih minim di platform wisata nasional.
Namun, semangat masyarakat lokal menjadi kunci utama dalam menjaga kelestarian dan mengembangkan wisata ini. Dukungan dari pemerintah daerah dan wisatawan diharapkan dapat mempercepat pembangunan fasilitas tanpa mengorbankan keaslian alam.
🌄 Harapan untuk Masa Depan
Gunung Torong adalah contoh bagaimana alam, tradisi, dan masyarakat dapat berjalan seiring. Wisatawan datang bukan hanya untuk menikmati keindahan, tetapi juga ikut menjaga apa yang mereka nikmati.
“Kami ingin Gunung Torong tetap alami, tapi bisa dikenal dunia,” kata seorang warga setempat, sambil menatap lembut ke arah puncak gunung yang diselimuti kabut.
Dengan promosi yang tepat, dukungan pemerintah, dan kesadaran wisatawan, Gunung Torong berpotensi menjadi ikon ekowisata baru di Banten selatan — tempat di mana keindahan dan keseimbangan bertemu dalam harmoni.
FAQ tentang Gunung Torong dan Pemandian Air Panas Pandeglang
Apa itu Gunung Torong?
Gunung Torong adalah kawasan pegunungan di selatan Kabupaten Pandeglang, Banten, yang terkenal dengan sumber air panas alaminya. Lokasi ini berada di Desa Sukajadi, Kecamatan Cikeusik, dan menjadi destinasi wisata alam sekaligus tempat relaksasi.
Mengapa air panas Gunung Torong dipercaya menyembuhkan?
Air panas di Gunung Torong berasal dari aktivitas geotermal alami di bawah permukaan bumi. Air ini mengandung mineral seperti belerang, kalsium, dan magnesium, yang dipercaya bermanfaat untuk meredakan nyeri sendi, menghaluskan kulit, dan meningkatkan sirkulasi darah.
Bagaimana cara menuju Gunung Torong dari Jakarta atau Serang?
Dari Jakarta, wisatawan dapat menempuh rute Jakarta – Tol Serang Barat – Pandeglang – Saketi – Munjul – Cikeusik – Sukajadi dengan waktu perjalanan sekitar 5–6 jam.
Dari Serang, perjalanan bisa ditempuh sekitar 3 jam melalui rute yang sama. Disarankan menggunakan kendaraan pribadi karena akses transportasi umum masih terbatas.
Kapan waktu terbaik untuk berkunjung ke Gunung Torong?
Waktu terbaik adalah musim kemarau antara Juni hingga Oktober, ketika kondisi jalan kering dan udara sejuk.
Hindari datang saat musim hujan (Desember–Februari) karena jalur menuju lokasi bisa licin dan sulit dilalui kendaraan kecil.
Apakah bisa berkemah di Gunung Torong?
Ya, pengunjung bisa berkemah di area perbukitan sekitar sumber air panas. Tersedia lokasi camping ground alami dengan pemandangan lembah hijau dan langit malam penuh bintang.
Namun, pastikan untuk membawa perlengkapan sendiri dan menjaga kebersihan lingkungan sesuai prinsip Leave No Trace.
Apakah tersedia penginapan di dekat Gunung Torong?
Tersedia beberapa homestay dan penginapan sederhana di Kecamatan Cikeusik dan Desa Sukajadi.
Wisatawan juga bisa menginap di rumah warga lokal untuk merasakan suasana pedesaan dan keramahan masyarakat setempat.
Adakah kuliner khas yang bisa dicoba?
Beberapa kuliner lokal yang wajib dicicipi di sekitar Gunung Torong antara lain:
- Sate Bandeng Bakar – khas Banten tanpa duri.
- Nasi Sumsum Bambu – nasi gurih yang dibakar dalam bambu.
- Kopi Torong – kopi lokal dengan aroma rempah lembut.
- Pisang Goreng Gula Aren – teman terbaik menikmati sore di pegunungan.
Apakah Gunung Torong cocok untuk wisata keluarga?
Sangat cocok. Suasananya tenang, airnya hangat, dan lingkungan masih alami. Anak-anak bisa belajar tentang alam, sumber air panas, dan budaya lokal. Namun, tetap awasi anak-anak saat berendam karena beberapa titik air cukup panas.
Apakah ada tiket masuk ke Gunung Torong?
Ya, pengunjung dikenakan tiket masuk sekitar Rp10.000–15.000 per orang. Biaya parkir kendaraan roda dua Rp5.000 dan mobil Rp10.000. Semua hasilnya dikelola langsung oleh warga desa untuk pemeliharaan kawasan wisata.
Bagaimana pengelolaan lingkungan di Gunung Torong?
Gunung Torong dikelola dengan prinsip ekowisata berkelanjutan.
Masyarakat setempat melakukan reboisasi, menjaga sumber air, dan membatasi jumlah pengunjung harian agar ekosistem tetap terjaga.
Tidak diperkenankan membuang sampah sembarangan atau menggunakan plastik sekali pakai.
Apakah boleh membawa kamera drone di kawasan ini?
Boleh, tetapi dengan izin pengelola lokal. Karena kawasan ini termasuk area sensitif secara ekologis dan spiritual, wisatawan wajib meminta izin sebelum menerbangkan drone.
Apakah Gunung Torong berstatus gunung berapi aktif?
Tidak. Gunung Torong merupakan gunung non-aktif dengan sisa aktivitas geotermal ringan yang menghasilkan sumber air panas alami. Kondisinya aman untuk dikunjungi sepanjang tahun.
Apa yang membuat Gunung Torong unik dibandingkan pemandian air panas lainnya?
Keunikan Gunung Torong terletak pada:
- Letaknya yang tersembunyi di tengah hutan alami.
- Air panas yang keluar langsung dari batuan vulkanik.
- Kombinasi suasana spiritual, edukatif, dan ekowisata.
- Pengelolaan mandiri oleh masyarakat lokal yang menjaga keaslian alam.
Penutup: Ketenangan yang Turun dari Kabut Gunung Torong
Di ujung perjalanan, ketika matahari perlahan tenggelam di balik pepohonan dan kabut mulai menari di atas permukaan air panas, Gunung Torong berbicara dalam bahasa yang hanya bisa dimengerti oleh jiwa yang tenang.
Ia tidak bersuara keras, tidak bermegah-megahan. Alam di sini berbisik lembut — mengingatkan manusia bahwa keindahan sejati sering tersembunyi di balik kesederhanaan.
Gunung Torong bukan sekadar tempat wisata. Ia adalah ruang perenungan, di mana setiap pengunjung bisa melepaskan beban pikiran dan menyatu dengan energi bumi. Uap air yang naik dari sumber panas seolah menjadi jembatan antara tubuh dan alam semesta — menghangatkan, menenangkan, dan menyembuhkan.
Ketika kita berendam di kolam hangat di kaki gunung ini, sesungguhnya kita sedang belajar hal-hal mendasar tentang kehidupan:
tentang keseimbangan, tentang menghargai waktu, tentang menjaga alam agar tetap memberi tanpa habis.
🌿 Di Gunung Torong, alam tidak hanya dilihat — ia dirasakan.
Di sini, keheningan menjadi guru terbaik bagi mereka yang datang dengan hati terbuka.
Pemerintah, masyarakat, dan wisatawan memiliki peran bersama menjaga warisan alami ini. Karena sejatinya, keindahan Gunung Torong tidak hanya milik Pandeglang atau Banten, tapi milik semua orang yang masih percaya bahwa bumi layak dirawat dengan kasih.
Bagi para pencari ketenangan, Gunung Torong adalah rumah yang menunggu dengan sabar.
Dan bagi dunia pariwisata, ia adalah permata tersembunyi yang bersinar lembut — bukan karena lampu sorot, melainkan karena cahaya alamnya sendiri.
✨ Tentang FOKUS TRAVEL
FOKUS TRAVEL adalah media perjalanan yang menyoroti keindahan alam Indonesia dari perspektif manusia dan lingkungan.
Kami percaya, setiap destinasi menyimpan kisah yang pantas diceritakan — bukan hanya untuk dikunjungi, tapi untuk dimengerti dan dijaga.





