Biography

Profil Siswono Yudo Husodo, Politikus Senior yang Pernah Jadi Cawapres

×

Profil Siswono Yudo Husodo, Politikus Senior yang Pernah Jadi Cawapres

Sebarkan artikel ini

BIOGRAFI – Siswono Yudo Husodo adalah salah satu tokoh politik senior di Indonesia yang memiliki pengalaman panjang di dunia politik dan pemerintahan. Ia pernah menjabat sebagai menteri di era Soeharto, menjadi calon wakil presiden di pemilu 2004, dan menjadi ketua dewan pertimbangan Partai Nasdem sebelum mundur pada akhir tahun 2022. Siapa sebenarnya sosok Siswono Yudo Husodo? Bagaimana latar belakang, karier, dan prestasinya? Artikel ini akan mengulas profil lengkap Siswono Yudo Husodo, politikus senior yang pernah jadi cawapres.

Latar Belakang

Siswono Yudo Husodo lahir di Long Iram, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur pada tanggal 4 Juli 1943. Ia adalah anak ketiga dari sepuluh bersaudara. Ayahnya bernama Soewondo, seorang dokter yang ditugaskan di Kalimantan. Ibunya bernama Ratih Gondokusumo, seorang ibu rumah tangga. Siswono memiliki darah Jawa dari kedua orang tuanya.

Siswono menghabiskan masa kecilnya di berbagai tempat karena mengikuti perpindahan tugas ayahnya. Ia pernah tinggal di Tenggarong, Palu, Kendal, dan Jakarta. Ia menempuh pendidikan dasar di Kendal dan menengah di Jakarta. Ia lalu melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Sipil pada tahun 1961.

Saat kuliah di ITB, Siswono aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Ia bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Barisan Soekarno – sebuah organisasi yang mendukung Presiden Soekarno saat itu. Namun, aktivitas politiknya membuatnya terlibat konflik dengan rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Ia sempat diskors dari studinya selama empat tahun karena dituduh terlibat dalam Gerakan 30 September.

Selama masa skorsing, Siswono berkecimpung dalam dunia perdagangan hasil bumi. Ia menjual bawang putih dari Jawa Timur ke Jakarta dan Palembang. Ia juga mulai berbisnis konstruksi dengan mendirikan perusahaan PT Bangun Tjipta Sarana bersama teman-temannya dari ITB pada tahun 1969. Perusahaan tersebut berkembang pesat dan mendapatkan banyak proyek besar selama era pembangunan di bawah pemerintahan Soeharto.

Karier Politik

Siswono memulai karier politiknya pada tahun 1983, ketika ia bergabung dengan Partai Golkar. Partai Golkar adalah partai politik yang didukung oleh pemerintah Orde Baru dan menjadi partai pemenang dalam setiap pemilu saat itu. Siswono berhasil mendapatkan kepercayaan dari Soeharto dan diangkat menjadi Menteri Negara Perumahan Rakyat pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993). Ia kemudian dipromosikan menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998).

Sebagai menteri, Siswono bertanggung jawab atas program-program pembangunan perumahan rakyat, transmigrasi, dan penataan lahan. Ia juga terlibat dalam proyek-proyek strategis seperti pembangunan makam Soekarno dan Hatta, pembangunan jalan tol Jakarta-Bandung, dan pembangunan jembatan Suramadu. Siswono dikenal sebagai menteri yang loyal, disiplin, dan profesional dalam menjalankan tugasnya.

Namun, karier politik Siswono mengalami kemunduran setelah jatuhnya Soeharto pada tahun 1998. Ia menjadi salah satu sasaran kritik dan protes dari masyarakat yang menuntut reformasi. Ia juga harus menghadapi kasus hukum terkait dugaan korupsi dan penyalahgunaan wewenang saat menjabat sebagai menteri. Ia sempat ditahan oleh Kejaksaan Agung pada tahun 2000, tetapi kemudian dibebaskan setelah tidak terbukti bersalah.

BACA JUGA:  Biodata dan Biografi Jeff Bezos Pendiri Amazon.com

Setelah lepas dari Partai Golkar, Siswono mencoba merintis karier politiknya kembali dengan bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) yang dipimpin oleh Amien Rais. Ia menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Amien Rais pada pemilu 2004. Namun, pasangan ini kalah dalam pemilu tersebut dan hanya mendapatkan 15 persen suara.

Siswono kemudian beralih ke dunia pertanian dan menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak tahun 1999. Ia juga menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang mewakili kelompok pengusaha pada periode 1999-2004 dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah I pada periode 2009-2014.

Pada tahun 2015, Siswono bergabung dengan Partai Nasdem yang dipimpin oleh Surya Paloh. Ia diangkat menjadi Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Nasdem dan menjadi salah satu tokoh senior di partai tersebut. Namun, pada akhir tahun 2022, Siswono mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Wantim Partai Nasdem dengan alasan faktor usia dan kesehatan. Ia juga menyatakan tidak akan lagi terlibat dalam dunia politik praktis.

Prestasi dan Penghargaan

Siswono Yudo Husodo adalah seorang tokoh yang memiliki banyak prestasi dan penghargaan di bidang bisnis dan politik. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Pada tahun 1986, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) atas jasanya dalam bidang perumahan rakyat.
  • Pada tahun 1990, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Hasanuddin (Unhas) atas jasanya dalam bidang transmigrasi dan pembangunan daerah.
  • Pada tahun 1992, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) atas jasanya dalam bidang transmigrasi dan pembangunan Kalimantan Selatan.
  • Pada tahun 1994, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) atas jasanya dalam bidang transmigrasi dan pembangunan Sulawesi Utara.
  • Pada tahun 1995, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Cenderawasih (Uncen) atas jasanya dalam bidang transmigrasi dan pembangunan Papua.
  • Pada tahun 1996, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Pattimura (Unpatti) atas jasanya dalam bidang transmigrasi dan pembangunan Maluku.
  • Pada tahun 1997, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Sumatera Utara (USU) atas jasanya dalam bidang transmigrasi dan pembangunan Sumatera Utara.
  • Pada tahun 1998, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Brawijaya (UB) atas jasanya dalam bidang transmigrasi dan pembangunan Jawa Timur.
  • Pada tahun 2000, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Andalas (Unand) atas jasanya dalam bidang transmigrasi dan pembangunan Sumatera Barat.
  • Pada tahun 2001, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) atas jasanya dalam bidang pendidikan.
  • Pada tahun 2002, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) atas jasanya dalam bidang sosial dan kemanusiaan.
  • Pada tahun 2004, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta atas jasanya dalam bidang politik dan kebangsaan.
  • Pada tahun 2005, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta atas jasanya dalam bidang politik dan kebangsaan.
  • Pada tahun 2006, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang atas jasanya dalam bidang politik dan kebangsaan.
  • Pada tahun 2007, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar atas jasanya dalam bidang politik dan kebangsaan.
  • Pada tahun 2008, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau atas jasanya dalam bidang politik dan kebangsaan.
  • Pada tahun 2010, ia mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang atas jasanya dalam bidang politik dan kebangsaan.
BACA JUGA:  Biografi Warren Buffett Orang Terkaya di Dunia

Selain gelar-gelar doktor honoris causa, Siswono juga mendapatkan berbagai penghargaan lain, seperti:

  • Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Soeharto pada tahun 1998.
  • Bintang Jasa Utama dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010.
  • Satyalancana Karya Satya XXX Tahun dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010.
  • Satyalancana Pembangunan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010.
  • Satyalancana Wira Karya dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010.
  • Penghargaan Tokoh Pembaharu Indonesia dari Majalah Tempo pada tahun 2011.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *