FOKUS EDUKASI – Bayangkan kamu adalah seorang detektif keuangan yang ditugaskan untuk menguak risiko tersembunyi di balik strategi PT. Indomilk dalam menghadapi badai pandemi dan gejolak kurs mata uang. Dalam studi kasus ini, kita akan menyelami berbagai jenis risiko keuangan yang mungkin dihadapi perusahaan susu ternama ini.
Daftar Isi:
PT. Indomilk adalah sebuah perusahaan yang memproduksi susu dan memasarkannya di seluruh wilayah Indonesia.
Pandemi covid-19 telah membuat ekonomi Indonesia nyaris resesi. Daya beli masyarakat pun turun.
Bahan baku utama berasal dari Australia, sedangkan kurs rupiah terhadap US $ sebagai alat tukar internasional mengalami penurunan.
Dengan kata lain kurs US $ terhadap rupiah naik.
Ini berdampak pada kebijakan perusahaan membeli bahan baku dengan cara kredit dengan harapan uang yang tertanam pada bahan baku tidak terhenti, turn over of inventory tetap tinggi dengan safety stock of inventory yang aman.
Kebijakan dan kondisi ini tentu menimbulkan resiko keuangan perusahaan.
Jenis resiko keuangan apa saja yang mungkin akan ditanggung oleh PT. Indomilk pada kasus diatas?
Dampak Pandemi dan Kurs yang Berfluktuasi
PT. Indomilk, sang raksasa susu Indonesia, tak luput dari hantaman badai COVID-19. Daya beli masyarakat yang merosot akibat pandemi tentu memengaruhi penjualan produk mereka. Di saat yang sama, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) mengalami pelemahan, membuat harga bahan baku impor dari Australia melonjak.
Strategi Kredit dan Risiko yang Mengiringi
Menyadari situasi ini, Indomilk mengambil langkah strategis dengan membeli bahan baku secara kredit. Tujuannya? Menjaga kelancaran produksi dan meminimalisir “uang tertanam” dalam persediaan. Di balik strategi ini, berbagai risiko keuangan mengintai, siap menguji ketangguhan sang raksasa susu.
Soal Lengkap
PT. Indomilk adalah sebuah perusahaan yang memproduksi susu dan memasarkannya di seluruh wilayah Indonesia.
Pandemi covid-19 telah membuat ekonomi Indonesia nyaris resesi. Daya beli masyarakat pun turun.
Bahan baku utama berasal dari Australia, sedangkan kurs rupiah terhadap US $ sebagai alat tukar internasional mengalami penurunan.
Dengan kata lain kurs US $ terhadap rupiah naik.
Ini berdampak pada kebijakan perusahaan membeli bahan baku dengan cara kredit dengan harapan uang yang tertanam pada bahan baku tidak terhenti, turn over of inventory tetap tinggi dengan safety stock of inventory yang aman.
Kebijakan dan kondisi ini tentu menimbulkan resiko keuangan perusahaan.
Pertanyaan:
Jenis resiko keuangan apa saja yang mungkin akan ditanggung oleh PT. Indomilk pada kasus diatas?
Sebagai detektif keuangan yang cerdas, kamu perlu memahami berbagai jenis risiko yang dihadapi Indomilk:
1. Risiko Murni dan Spekulatif:
Risiko Murni: Gangguan distribusi bahan baku, seperti keterlambatan pengiriman, dapat menyebabkan kerugian murni akibat terhentinya atau berkurangnya produksi.
Risiko Spekulatif: Fluktuasi nilai tukar mata uang asing menjadi momok menakutkan. Jika rupiah terus melemah, biaya bahan baku impor melambung, menekan margin keuntungan Indomilk jika harga jual produk tidak bisa dinaikkan.
2. Risiko Khusus dan Fundamental:
- Risiko Khusus: Gangguan operasional lokal, seperti kebakaran pabrik atau kerusuhan, dapat berdampak pada perusahaan dan wilayah sekitarnya saja.
- Risiko Fundamental: Pandemi COVID-19 dan perubahan nilai tukar mata uang merupakan risiko fundamental yang menjangkau seluruh sektor ekonomi. Penurunan daya beli masyarakat secara umum dapat menggerus penjualan Indomilk.
3. Risiko Statis dan Dinamis:
- Risiko Statis: Bencana alam seperti gempa bumi atau banjir dapat merusak fasilitas produksi, termasuk dalam kategori risiko statis.
- Risiko Dinamis: Fluktuasi nilai tukar mata uang, inflasi, dan perubahan kondisi ekonomi global merupakan contoh risiko dinamis.
Kenaikan kurs USD terhadap rupiah meningkatkan biaya impor bahan baku, termasuk dalam kategori ini.
Langkah Antisipasi yang Cerdik
Sebagai detektif keuangan yang ulung, kamu pun harus mampu merumuskan strategi antisipasi untuk membantu Indomilk menghadapi berbagai risiko tersebut. Diversifikasi aset dan instrumen investasi menjadi kunci utama. Kombinasi aset dalam bentuk properti, emas, saham, obligasi, dan reksa dana dapat membantu meredam dampak risiko keuangan.
Kesimpulan: Menavigasi Badai dengan Kejelian
Kasus PT. Indomilk menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan dihadapkan pada berbagai risiko keuangan, terutama di tengah situasi yang penuh gejolak. Kejelian dalam menganalisis risiko dan kecerdasan dalam merumuskan strategi antisipasi menjadi kunci utama bagi Indomilk untuk terus berlayar di tengah badai, menjaga kelancaran bisnis dan keberlangsungan perusahaan.